Penggunaan Modifikasi Permainan Dakon Untuk Meningkatkan Kecepatan Menghitung Dalam Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Pada Anak Tunanetra Kelas IV Di SLBN Gedangan Sidoarjo
ABSTRAKSI
________ : Penggunaan modifikasi permainan dakon untuk meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat pada anak Tunanetra kelas IV di SLBN Gedangan Sidoarjo
Kata Kunci : Modifikasi permainan dakon, penjumlahan bilangan bulat, anak tunanetra
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kecepatan menghitung serta meningkatkan hasil pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan bulat pada anak tunanetra kelas IV di SLB Negeri Gedangan Sidoarjo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bersifat kolaborasi. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 4 siswa tunanetra.
Tulisan ini bertolak dari instropeksi yang penulis lakukan setelah pembelajaran siswa pada materi tentang bilangan bulat dengan indikator melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Setelah para siswa belajar sesuai dengan alokasi waktu yang ada, ternyata hasil penilaiannya kurang memuaskan. Hal ini penulis ketahui setelah mengadakan analisis hasil ulangan. Penulis menduga bahwa penggunaan garis bilangan pada operasi penjumlahan bilangan bulat membuat siswa jenuh dan pembelajaran kurang menarik. Dari intropeksi diatas, maka penulis menciptakan alat atau media yang diharapkan membuat siswa lebih mudah memahami materi, aktif, kreatif, afektif dan menyenangkan yaitu modifikasi permainan dakon dan cara penggunaannya untuk meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat pada anak tunanetra kelas IV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penelitian tindakan kelas dan modifikasi permainan dakon dapat meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat, serta dapat meningkatkan hasil pembelajaran (Mencapai hasil belajar tuntas).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat kuat dan jelas. Tanpa konsep A tidak mungkin akan memahami konsep B.
Salah satu materi pokok mata pelajaran matematika kelas 4 pada Kurikulum 2004 yaitu operasi hitung bilangan bulat. Salah satu indikatornya yaitu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan. Indikator tersebut sebelumnya tidak dipelajari di kelas 3. Jadi merupakan materi baru.
Sudah barang tentu sebagai materi baru maka guru harus berusaha agar para siswa benar-benar memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan tersebut.
Alokasi waktu untuk operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan yaitu 1 kali pertemuan selama 3 jam pelajaran (@ 40 menit). Sedangkan untuk operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan juga 1 kali pertemuan selama 3 jam pelajaran (@ 40 menit).
Setelah para siswa belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan sesuai alokasi waktu yang ada, ternyata hasil penilaiannya kurang memuaskan. Hal ini penulis ketahui setelah mengadakan analisis hasil ulangan. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa rata-rata nilai pengamatan yaitu 6,7 (kategori cukup) dan rata-rata nilai ulangan harian 5,1.
Dan hasil tersebut rnaka penulis harus mengulang atau melakukan perbaikan proses pembelajaran materi operasi hitung penjumlahan bilangan bulat tersebut. Sehingga penulis tidak melanjutkan indikator berikutnya yaitu operasi hitung pengurangan bilangan bulat
Instrospeksi yang penulis lakukan, penulis menduga bahwa penggunaan garis bilangan pada operasi penjumlahan bilangan bulat membuat siswa menjadi jenuh. Setiap kali menyelesaikan soal siswa harus membuat garis bilangan. Jika siswa diberi sepuluh nomor soal penjumlahan bilangan bulat, maka siswa harus membuat sepuluh garis bilangan. Hal ini membuat siswa bosan dan cepat lelah. Akhirnya menjadi kurang konsentrasi dalam belajar.
Dan introspeksi di atas, maka penulis perlu menciptakan alat atau metode lain yang membuat siswa lebih memahami materi, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk menjawab tantangan tersebut, penulis membuat sebuah alat peraga beserta cara penggunaannya untuk memahamj konsep operasi hitung penjumlahan bilangan bulat yaitu alat permainan dakon.
Harapan penulis, alat peraga permainan dakon tersebut dapat membantu dan mempermudah siswa dalam memahami konsep penjumlahan bilangan bulat dan menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat sekaligus menyenangkan siswa karena mengandung unsur permainan. Penulis memandang bahwa alat permainan tersebut menarik, penting, dan perlu dilakukan oleh guru karena dapat menarik minat siswa dalam belajar tentang operasi penjumlahan bilangan bulat.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan permasalahan yang ingin dipecahkan. Maka dalam bagian ini diketengahkan rumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah penggunaan modifikasi permainan dakon untuk meningkatkan kecepatan menghitung dalam operasi penjumlahan bilangan bulat pada Anak Tunanetra kelas IV di SLBN Gedangan Sidoarjo?”
C. Pemecahan Masalah
Keterbatasan anak tunanetra dalam mengerjakan penjumlahan bilangan bulat dalam mengoptimalkan penggunaan media dakon dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dengan penggunaan permainan dakon dalam pembelajaran ini siswa akan tumbuh minat belajar matematika khususnya pada penjumlahan bilangan bulat sehingga meningkat hasil belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad DS. 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Amin Suyitno. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Matematika. Semarang : FMIPA IKIP.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1996. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kelas IV Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar. Jakarta : Depdiknas.
Depdikbud, 1994, Petunjuk Praktis Pelaksanaan Pendidikan Luar Biasa, Jakarta; Depdiknas.
Depdiknas, 2001. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Surabaya, Depdiknas Jatim.
Depdiknas, 2002. Pelayanan Pendidikan AnakBerkebutuhan Khusus, Jakarta; Direktur Jendral Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Depdiknas, 2004. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Depdiknas.
Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika SD (Materi Pelatihan Instruktur Matematika SD). PPPG Matematika.
Purwadarminto. Wgs. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
H.T. Sutjihati Sumantri. 1996. Psikologi Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti PATG.
Untuk mendapatkan file skripsi lengkap (Ms.Word), hubungi : 08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar