Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Kamis, 24 Oktober 2013

PTK SD / MI

Download PTK SD / MI

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS SURAT PRIBADI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI xxx TAHUN PELAJARAN 2007/2008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis bahasa Indonesia dengan bahasa yang baik dan benar serta ketepatan penggunaan huruf besar dan tanda baca melalui menulis surat pribadi.
Prosedur penelitian yang dilaksanakan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Siklus I merupakan tindakan menggunakan model Pembelajaran Aktif kreatif efektif dan menyenangkan secara sederhana melalui kelompok. Sedangkan pada siklus II merupakan tindakan menggunakan model Pembelajaran Aktif kreatif efektif dan menyenangkan dengan berbagai variasi metode dan diakhiri dengan pajangan hasil karya siswa.Data-data yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan, selanjutnya dianalisis dengan analisis deskripsi komparatif.
Berdasar tindakan dan analisis di atas, maka diperoleh hasil penelitian bahwa penggunaan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan dapat mening-katkan kemampuan menulis surat pribadi Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri xxx Tahun Pelajaran 2007/2008. Hasil penelitian menunjukkan presentasi rata-rata nilai kondisi awal ke siklus satu 10%, dari siklus satu ke siklus dua 19%, dan presentasi rata-rata nilai kondisi awal ke siklus dua adalah 19,63%

Kami menyediakan banyak PTK SD sebagai referensi Anda :
  1. Meningkatkan kemampuan dalam memahami isi bacaan dengan latihan membaca lancar serta memperhatikan tanda – tanda baca dan intonasi yang benar, dengan alat bantu teks dongeng pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas I semester 2 SD Negeri Ngabeyan 02 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009
  2. Penerapan Metode Demonstrasi Dan Latihan Untuk Meningkatkan Kelancaran Membaca Siswa Kelas II SD Negeri Mancasan 04 Baki Kabupaten Sukoharjo Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009
  3. Peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sumber daya alam dengan menggunakan metode pendekatan tanya jawab di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Purwosuman 5 Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sragen 2008/2009
  4. Upaya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran ipa dengan materi pokok perubahan energi panas dan listrik siswa kelas IV semester 2 SDN Teter Simo dengan menggunakan alat peraga dan metode demonstrasi
  5. Upaya Peningkatan Penguasaan Siswa Terhadap Materi Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Seqip Di Kelas 5 SD Negeri 01 Kalisoro Tawangmangu Tahun Pelajaran 2007/2008
  6. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Mengunakan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Pada Pokok Bahasan Peredaran Darah Bagi Siswa Kelas V Semester I IPA Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/2008
  7. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Metode Percobaan Dan Pengelompokan Diskusi dengan STAD (Student Team Achievement Divicion) Di Kelas V SD Negeri 1 Kalisoro Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/2008
  8. Upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian Tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran IPS kelas IV semester 2 siswa kelas IV SDN Teter Simo Dengan menggunakan Metode diskusi Dan media alat peraga
  9. Upaya meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penggunaan alat peraga gambar lambang koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Sabrang Delanggu Tahun Pelajaran 2007 2008

Minggu, 13 Oktober 2013

PTK SD 013 : Penggunan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Penjumlahan Pecahan Kelas V Di SDN 01 XXX

Penggunan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Penjumlahan Pecahan Kelas V Di SDN 01 XXX 

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD) sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994: 9.6) adalah “agar siswa dapat menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Sehingga pengetahuan, pola pikir, sikap dan keterampilan yang diperoleh dari hasil belajar Matematika diharapkan mampu membantu siswa dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapinya.
Dalam dunia pendidikan, Matematika dijadikan sebagai salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jam pelajaran Matematika di sekolah dalam pelaksanaan pendidikan, pelajaran Matematika diberikan pada semua jenjang pendidikan dari pendidikan dasar sampal pada tingkat perguruan tinggi.

 
Sebagai perwujudan pencapaian tujuan pembelajaran Matematika, belajar merupakan proses aktif yang memerlukan dorongan dan bimbingan dalam penguasaan hasil belajar siswa. Lerner (1988 : 12) menjelaskan “ada dua macam. hasil belajar yang harus dikuasai siswa, perhitungan matematis (matematics calculation) dan penalaran matematis (matematics reasoning)”. Berdasarkan hasil belajar semacam. itu maka Lerner (1988: 430) mengemukakan bahwa “kurikulum bidang studi Matematika mencakup tiga elemen (1) konsep, (2) keteramplian, dan (3) pemecahan masalah”. Untuk itulah diperlukan kemampuan penalaran dan keterampilan kinerja siswa yang dapat dikembangkan melalui latihan dan belajar Matematika. Oleh karena itu Matematika rnerupakan sarana yang sangat penting bagi manusia dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Kenyataan di lapangan pada saat ini, meskipun Matematika merupakan pengetahuan dasar yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, namun pelajaran Matematika salah satu pelajaran yang paling tidak disenangi bagi siswa. Matematika bagi sebagian siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan rumit, sehingga kemampuan siswa dalam pengetahuan dasar masih kurang. Oleh karena itu, ketidakmampuan sering menimbulkan kejenuhan dan kesulitan belajar terutama di dalam menganalisis secara sederhana untuk memecahkan masalah dalam bentuk soal cerita. Akibatiya prestasi belajar siswa cenderung lebih rendah dengan mata pelajaran lainnya.
Bertolak dari kenyataan di atas, maka dapat dikatakan salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar Matematika adalah adanya pemilihan metode pembelajaran yang kurang memberikan pernberdayaan dari potensi siswa dan karakteristik bidang studi itu sendiri, dalam kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada guru sehingga pembelajaran kurang bermakna yang akhirnya tuiuan belajar belum optimal.
Salah satu bidang garapan pembelajaran Matematika yang memegang peranan penting ialah pengetahuan konsep yang menunjuk pada pemahaman dasar dan keterampilan menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh siswa. Suatu jenis keterampilan Matematika adalah proses menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Keterampilan ini dapat dilihat dari kinerja siswa yang dapat berkembang dan ditingkatkan melalui latihan. Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keteramplian. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda.
Berdasarkan analisis konseptual dan kondisi pendidikan Matematika di Sekolah Dasar, ternyata guru dalam keterampilan memilih metode belum dapat mengembangkan iklim pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Hal ini dikarenakan metode pernbelajaran yang digunakan kurang tepat dan guru terbiasa dengan menggunakan strategi ekspositorik pembelajaran secara klasikal. Pada dasarnya siswa, mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda- Dalam pembelajaran klasikal guru memperlakukan siswa dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar siswa kurang mendapat perhatian dari guru. Pembelajaran secara klasikal memang perlu dilakukan dengan siswa dan menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi, namun harus dicari afternatif cara lain agar siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya.
Dalam proses belajar mengajar guru harus memilih strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu strategi itu harus mengetahui teknik-teknik penyajian yang disebut pembelajaran. Sudjana (2001:8) menjelaskan “pembelajaran hendaknya diupayakan oleh pendidik secara sistematik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar”. Metode menurut Modiono (1990: 580) adalah cara kerja yang konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Banyak metode yang dikenal misalnya : metode Ceramah, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Bermain Peran, Eksperimen, Widya Wisata, Latihan, Simulasi, Kerja Kelompok dan simulasi. Guru profesional harus dapat memilih metode yang tepat untuk pembelajaran khususnya Matematika dengan ketepatan metode yang diterapkan oleh guru, diharapkan aktivitas guru dan siswa lebih aktif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Salah satu metode pembelajaran Matematika yang dalam kegiatannya cenderung melakukan banyak latihan, maka metode Kerja Kelompok merupakan suatu metode yang dipandang tepat karena memungkinkan siswa dapat selalu belajar dan bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan tugasnya dalam mencari pengalaman belajarnya.
Pembelajaran Matematika akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa kelas V dalam proses belajar, bila siswa dalam memahami berbagai konsep tentang keterampilan hitung dan cara memecahkan masalah dalam bentuk soal cerita melalui pembelajaran langsung dan terstruktur. Untuk itu menjadi tanggung Jawab guru untuk memilih penerapan metode Kerja Kelompok sebagai metode untuk pemecahan masatah agar memudahkan siswa dalam belajar Matematika dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Raka Joni dan Unen (1984: 11) menjelaskan “pesan terpenting dari metode Kerja Kelompok adalah pemecahan masalah melalui proses kelompok”. Johson dan Johson (1984: 10) menjelaskan “ada empat elemen dasar dalam pembelajaran koperatif yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan menjalin hubungan interpersonal”. Interaksi koperatif menuntut semua anggota dalam Kerja Kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog tidak hanya dengan guru tetapi dengan sesama mercka. Interaksi semacam itu diharapkan dapat memungkinkan siswa menjadi sumber belajar bagi semuanya. Di dalam pembelajaran dengan penerapan metode Kerja Kelompok, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disapkan guru, melainkan bisa juga berinteraksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Kegiatan Kerja Kelompok memungkinkan siswa terlibat aktif dalam belajar sehingga tanggung jawab siswa dalam belajar juga menjadi lebih besar. Bekerja di dalam kelompok memungkinkan siswa untuk membangun kebiasaan bekerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Di samping itu sifat kepemimpinan dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seorang pemimpin kelompok.
Metode pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang terjadi adanya proses interaksi saling kerjasama, tukar informasi, pengalaman, mendapatkan pemecahan secara lisan dengan tujuan saling bertatap muka bersama-sama. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas V SDN 01 XXX  tahun 2008/2009”

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian latar belakang masalah di atas maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah metode Kerja Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa Kelas V SDN 01 XXX  tahun 2008/2009”?

C.    Tujuan Penclitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan perbaikan ini adalah untuk membuktikan bahwa penggunaan metode Kerja Kelompok dapat meningkatkan belajar Matematika Siswa Kelas V SDN 01 XXX  tahun 2008/2009.

D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru sebagai peneliti, institusi maupun pendidikan secara umum, sebagai berikut :
1.      Bagi peneliti : Meningkatkan kepekaan guru dalam melakukan tindakan kelas yang tepat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan.
2.      Institusi : Meningkatkan mutu sekolah karena dengan meningkatnva mutu guru dan nilai siswa berarti mutu sekolah secara otomatis terjadi peningkatan.
3.      Pendidikan secara umum :
a.       Meningkatkan mutu pendidikan

b.      Tercapainya tujuan pendidikan nasional.



DAFTAR PUSTAKA

Asmani Zainul, Agus Mulyana (2004). Tes dan Asesmen di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Denny Setiawan (2004).Komputer dan Media Pembelajaran.Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud
Mulyani Sumantri, Johar Permana (2001). Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana
Wardani I.G.A.K (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Andayani,dkk (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional.Jakarta: Universitas Terbuka
Raka Joni dan Linen (1984). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud
Tim Pengembang PGSD (1998). Strategi Belajar Mengajar II.Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembang Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Sudjana, D (2001).Metodologi dan Teknik Pembelajaran Partisipatif.Bandung : Falah Production.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963

Kamis, 29 Agustus 2013

PTK SMA 007: Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pemahaman Pokok Bahasan Integral Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas III IPA-1 SMU Negeri XXX Semester I Tahun Pelajaran 2003/2004

Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pemahaman Pokok Bahasan Integral Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Kelas III IPA-1 SMU Negeri XXX Semester I Tahun Pelajaran 2003/2004

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

            Dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, kegiatan belajar mengajar harus diarahkan pada aktifitas pengajaran yang mampu mengembangkan segala potensi dan kreatifitas siswa. Tinggi rendahnya tingkat kreatifitas belajar siswa di sekolah banyak dipengaruhi oleh interaksi komponen-komponen pembelajaran.
            Pengajaran bukan hanya memindahkan pengetahuan ke generasi muda, atau hanya proses perubahan kebudayaan dan mengembangkan kepribadian. Pengajaran siswa yang baik melibatkan siswa secara aktif dan meniadakan pandangan bahwa siswa  sebagai makhluk pasif. Guru sebagai pengajar tidak hanya menyampaikan materi, tetapi harus mampu mengorganisir proses belajar mengajar, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
            Pembenahan dalam pembelajaran perlu dilakukan, yaitu pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode yang tepat, penyediaan media dan penanaman konsep yang benar. Pembaharuan bersifat memperbaiki dan menyempurnakan yang telah ada. Hasil yang diharapkan dengan adanya pembaharuan pada pemilihan metode, penggunaan metode yang tepat, penyediaan metode dan penanaman konsep yang benar adalah tujuan pengajaran yang belum tercapai dapat diselesaikan dan dapat memperbaiki pemahaman konsep yang salah pada diri siswa.

            Pembenahan sistem pengajaran harus mampu membangkitkan minat para siswa untuk belajar lebih aktif. Pembaharuan pengajaran, penerapan metode yang tepat, penyediaan media pengajaran terutama harus dilakukan dalam pendidikan matematika, karena dalam pendidikan matematika secara umum masih banyak kendala dan masalah yang dihadapi, misalnya nilai anak untuk mata pelajaran matematika rendah, pelajaran matematika belum mempunyai makna sebagai bagian dalamkehidupans ehari-hari, pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit, pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru masih cenderung bersifat konfensional, minimnya penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika, minimnya daya inovatif, kreatifitas dalam pembelajaran matematika menjadikan mata pelajaran ini tidak disukai anak.
            Menurut Bloom yang dikutip oleh Djauzak Ahmad (1994 : 9), “Ketuntasan pembelajaran siswa dapat ditunjukkan dengan meningkatkan kemampuan intelektual yang terdiri dari: ingatan, pemahaman, penerapan analisis, sintetis, dan evaluasi”.
            Dari data di SMU NEGERI 1 MADIUN, ternyata prestasi pembelajaran matamatika siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), baik secara individual maupun secara klasikal. Hal ini disebabkan karena di dalam kegiatan belajar hanya mengandalkan teori dan kurang menyadari pentingnya pendekatan pembelajaran yakni metode pembelajaran.
            Metode pembelajaran dalam matematika ini banyak sekali yang tepat dan sesuai dengan tuntutan perkembangan pembelajaran matematika. Metode-metode pembelajaran matematika yakni metode demontrasi, metode pemecahan masalah, metode drill dan latihan, metode penemuan, metode tanya jawab, metode inkuiri dan sebagainya.

            Berdasarkan kajian latar belakang masalah tersebut di atas, maka ditemukan permasalahan dalam pembelajaran matematika di SMU Negeri 1 Madiun   sebagai berikut:

1.      Prestasi matematika siswa SMU Negeri 1 Madiun masih tergolong rendah.
2.      Pelajaran matematika belum memiliki makna sebagai bagian dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit.
4.      Pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru masih bersifat konvensional.
5.      Minimnya penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika khususnya integral.
6.      Minimnya guru dalam pembelajaran menggunakan media atau alat peraga.
            Agar kualitas pendidikan anak meningkat maka seorang guru harus tahu pentingnya metode pembelajaran. Ada tiga cara utama dalam belajar yaitu model visual, auditorial, dan kinestetik. Visual adalah belajar melalui indra penglihatan. Auditorial adalah belajar melalui indra pendengaran. Kinestetik adalah belajar melalui peraba dan penglihatan. Dari ketiga cara tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana dan tidak kalah pentingnya dengan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi ini ketiga cara turut bisa menyatu sehingga belajar anak lebih maksimal. Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode demonstrasi dalam pemahaman integral guna meningkatkan prestasi belajar matematika kelas III IPA-1 di SMU Negeri 1 Madiun.
            Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan ekspositori. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada metode demontrasi aktivitas murid lebih banyak dilibatkan. Dengan demikian dominasi guru akan lebih berkurang. Ciri metode demontrasi tampak dengan adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kemampuan guru membuktikan dalil, atau menurunkan rumus, atau memecahkan soal cerita. Sedangkan yang berhubungan dengan alat, maka guru dan murid sama-sama berperan dalam proses pembelajaran.
            Pengajaran matematika akan menunjukkan hasil memuaskan, jika pengajaran mampu menyampaikan konsep dengan benar, mampu memilih pendekatan dalam mengajar dengan benar. Matematika tidak akan menjadi sulit jika sejak dini ditanamkan dan diawali dengan penyampaian konsep-konsep secara benar. Hal yang  perlu diperhatikan adalah penanaman konsep pada anak yang benar, pembelajaran yang menyenangkan, dihadapkan pada benda-benda yang ada di sekelilingnya serta benda yang sesungguhnya.
            Berdasarkan uraian tersebut di atas maka judul dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: “PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMAHAMAN POKOK BAHASAN INTEGRAL GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SMU NEGERI 1 MADIUN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2003/2004”.

B.   Rumusan Masalah

            Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:
“Apakah dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar matematika konsep Integral siswa kelas III IPA-1 SMU Negeri 1 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2003/2004?”

C.   Tujuan Penelitian

            Tujuan penelitian yang penulis harapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
“Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada konsep Integral siswa kelas III IPA-1 SMU Negeri 1 Madiun Semester I Tahun Pelajaran 2003/2004 melalui metode demonstrasi”

D.   Manfaat Penelitian

            Hasil pelaksanaan penelitian penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran matematika akan memberikan manfaat yang berarti, yaitu:
1.      Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran matematika ini, guru sedikit demi sedikit mempunyai keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan metode demonstrasi. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat memberikan penanaman konsep yang benar.
2.      Bagi Siswa
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas        III IPA-1 SMU Negeri 1 Madiun dalam meningkatkan pemahamannya terhadap konsep penyelesaian integral. Keberhasilan peningkatan pemahaman tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.      Bagi Sekolah

Setelah keberhasilan penelitian ini yakini penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran matematika khususnya integral, akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam kegiatan belajar di kelas.


DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2005. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.
Arifin Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya
Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball. 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Herman Hudojo, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang.
Koko Martono, R. Eryanto, Firman Syah Noor, (2007). Matematika dan Kecakapan Hidup, Untuk SMA 12A. Bandung : Ganeca Exact.
Prasetyawan Irawan, dkk. 1997. Teori Belajar, Motivasi, dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta: Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruktisional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rini Budiharti. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Surakarta :  UNS Press.
Siti Choiriyah. 2006. Acuan Pengayaan Matematika. Solo : Sindhunata
UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Winkel. W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia  



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963



Sabtu, 24 Agustus 2013

PTK SMP 009: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII F Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Kegiatan Kelompok Belajar Tutor Sebaya di SMP Negeri xxx

 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII F Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Kegiatan Kelompok Belajar Tutor Sebaya di SMP Negeri xxx

ABSTRAK


            Penelitian ini bertolak dari rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Hal ini terjadi karena siswa yang tidak lulus pada ujian nasional serta siswa yang tidak naik kelas sebagian besar terganjal pada mata pelajaran tersebut, ibaratnya mata pelajaran matemayika menjadikan “momok” yang menakutkan bagi siswa. Dalam proses pembelajaran terkadang siswa kurang bersemangat, tidak mau menanyakan hal-hal yang kurang jelas, takut salah menjawab pertanyaan dari guru. Permasalahan tersebut diatasi dengan melaksanakan Kegiatan Kelompok Belajar Tutor Sebaya (KKBTS). KKBTS adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan bersama guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan belajar.
            Penelitian ini bertujuan (1) meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pada kelas VIII F SMP Negeri 22 Semarang. Hal ini dapat digambarkan adanya peningkatan nilai rapor serta hasil ujian yang baik dan (2) memberdayakan siswa sebagai tutor sebaya dalam kegiatan kelompok belajar, hal ini bertujuan untuk merubah sikap dan perilaku belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah kearah yang lebih baik. Perubahan sikap tersebut misalnya motivasi belajar siswa meningkat, siswa berani mengajukan pertanyaan, serta siswa berani menjawab pertanyaan guru saat proses pembelajaran berlangsung.
            Penelitian ini dilakukan menggunakan disain penelitian tindakan kelas yang dirancang dengan dua siklus, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data penelitian adalah siswa dan guru matematika, serta guru peneliti. Jenis datanya berupa kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, jurnal kegiatan siswa, tes hasil belajar. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis ststistik deskriptif dan data kualitatif menggunakan analisis kategorial dan fungsional melalui model analisis interaktif.

            Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas VIII F SMP Negeri 22 Semarang. Peningkatan padsa siklus I mencapai 3,42 atau 9% dan peningkatan pada siklus II mencapai 11,55 atau 30,40%. Peningkatan tersebut juga diikuti perubahan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Perubahan sikap tampak pada motivasi siswa, kemauan siswa mengajukan pertanyaan, serta keberanian siswa menjawab pertanyaan guru saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian dapat direkomendasikan agar KKBTS tidak hanya dilaksanakan pada mata pelajaran matematika, tetapi dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anti, Erman dan Marjohan. 1992. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Dirjen Dikti
Budiyati, L.M., Ida Zulaeha, Siti Ida A. Mahmudah dan Markini. 2004. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis dalam Menulis Karya Tulis dengan Elemen Inquiry Pendekatan CTL pada Siswa Kelas III SLTP 3 Ungaran”.  Semarang : FBS Unnes
Hastuti, Sri., Mariyoto, Th. Indah Abrianisasi, Priti Uning Wiyati, Siti Aisyah dan Retno Ambarwati. 2006. Modul pelayanan Bimbingan dan Konseling, Semarang:  Sinar Jaya.
Hadikusumo, Kunaryo., Sadjad Sayuti, Achmad Rifai, Agus Salim dan Budiyono. 1995. Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press
Jaoharotun, Nur. 2002. “Keefektifan Layanan Bimbingan Belajar Dalam Maningkatkan Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Matematika Siswa Kelas I.2 SMU Negeri I Pangkah Tegal Tahun Pelajaran 2001/2003”. Semarang : FIP Unnes
Prayitno, M. Surya, Thantawy R., Mungin Eddy Wibowo, Karnoto, dan Afif Zamzani. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Padang: PT Ikrar Mandiriabadi
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling  Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia
Prayitno dan Erman Anti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
Prayatno. 2003. “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Mata Pelajaran Matematika Melalui Bimbingan Belajar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pareraja Kecamatan Banjarharja Kabupaten Brebes tahun Pelajaran 2002/2004”. Semarang : FIP Unnes
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Undang-Undang RI Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963



Kamis, 08 Agustus 2013

PTK SD 002 : Penerapan Metode Demonstrasi Dan Latihan Untuk Meningkatkan Kelancaran Membaca Siswa Kelas II SD Negeri xxx Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009

Penerapan   Metode   Demonstrasi   Dan   Latihan   Untuk Meningkatkan Kelancaran Membaca Siswa Kelas II SD Negeri xxx Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Fungsi Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
            Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil tidaknya program pembangunan faktor manusia memegang peranan yang sangat penting. Untuk pembangunan ini diperlukan manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki sifat positif terhadap etos kerja.
            Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangt penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
            Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan bahasa di samping aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk bahasa dan satra. Sifat materi pelajaran Bahasa Indonesia tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan eksperimental, terutama guru menggunakan metode  eksperiman, ceramah maupun tanya  jawab terjadi dialog imperatif. Padahal dalam proses belajar mengajar keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yng dapat dilihat, memberi kesempatan untuk bercerita, berdialog, membaca, menulis dan mengajukan pertanyaan atau tangapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses belajar mengajar yang interaktif.
            Sebagai seorang guru yang professional hendaknya dapat memilih dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi belajar. Jika perlu variatif metode pembelajaran dapat diterapkan secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pembelajaran. Untuk itu guru harus mempunyai kreatifitas dan inovasi baru dalam meningkatkan kemampuan dan teknik mengajarnya. 
            Demikian juga dengan penguasaan materi siswa Kelas II SD Negeri Mancasan 04 Baki Kabupaten Sukoharjo terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia masih kurang karena pada kondisi awal pada materi membaca, daya serap siswa terhadap mata materi ini hanya 35,5% atau 11 siswa tuntas dalam pembelajarannya sementara 20 siswa atau 64,5% tidak tuntas karena prestasi belajarnya di bawah KKM yaitu 75. Sementara itu nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya 58,84 yang dipandang masih sangat rendah.
            Adapun langkah yang diambil untuk memperbaiki prestasi belajar siswa yaitu dengan penelitian tindakan kelas. Pada langkah awal guru mencari masalah-masalah yang mengganggu dan menghambat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Setelah permasalahan didapat maka dilakukan tindakan kelas dengan penggunaan metode demonstrasi dan latihan  untuk mengenal tokoh-tokoh cerita anak. Dengan metode ini diharapkan anak akan tertarik untuk berinteraksi dalam pembelajaran sehingga akan meningkatkan pemahaman anak terhadap materi yang diajarkan.
            Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dalam penelitian Tindakan Kelas ini penulis mengambil judul: “PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN  UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN MEMBACA SISWA KELAS II SD NEGERI XXX SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/2009”.

B.     Identifikasi Masalah

            Proses belajar mengajar Kelas II SD Negeri Mancasan 04 Baki Kabupaten Sukoharjo terhadap pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi membaca, hanya 11 siswa dari 20 siswa atau 35,5% yang mencapai ketuntasan dalam pembelajaran sedangkan 20 siswa atau 64,5% tidak tuntas. Sementara itu rata-rata kelas hanya 58,84.
            Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan teman sejawat selaku observer untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
1.      Siswa mempunyai anggapan bahwa Bahasa Indonesia dan merupakan mata pelajaran yang membosankan untuk dipelajari.
2.      Siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif
3.      Pengetahuan dan informasi yang diterima siswa masih sebatas produk hafalan
4.      Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
5.      Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru
            Berangkat dari masalah-masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia pada diri siswa dengan mencoba menggunakan metode demonstrasi dan latihan.

C.    Rumusan Masalah

            Atas dasar temuan permasalahan tersebut penulis dapat merumuskan masalah dalam pembelajaran yaitu:

Apakah dengan metode demonstrasi dan latihan dapat meningkatkan kelancaran membaca siswa Kelas II SD Negeri XXX Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009?

 

D.    Tujuan Perbaikan

            Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan:
“Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dan latihan terhadap peningkatan kelancaran membaca siswa Kelas II SD Negeri XXX Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009”.

E. Manfaat Perbaikan

            Hasil pelaksanaan penelitian penggunaan metode demonstrasi dan latihan  dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II, khususnya pada materi membaca ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/instansi di bawah  ini:
1.      Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas menggunakan metode demonstrasi dan latihan  dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru sedikit demi sedikit mempunyai keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya ketrampilan membaca. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik oleh guru maupun siswa sedikit demi sedikit dapat diatasi dengan penanaman materi yang benar. Guru juga mempunyai metode baru dalam menyajikan materi yang berhubungan dengan membaca.
2.      Bagi Siswa
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas II SD Negeri XXX dalam meningkatkan pemahamannya terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi Membaca. Keberhasilan peningkatan pemahaman tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya ketrampilan membaca.
3.      Bagi Sekolah
Setelah keberhasilan penelitian ini yaitu penerapan metode demonstrasi dan latihan  dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam kegiatan belajar di kelas.





 
DAFTAR PUSTAKA


Arifin Zaenal. (1990). Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remadja Rosda Karya
Choiriyah, Siti (2006). Acuan Pengayaan Bahasa Indonesia. Solo : Sindhunata
Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora Aksara Pratama.
Gredler, Margaret E. Ball, (1991). Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : Rajawali
Nur Fajariyah. Arif Rasyid, (2007). Cerdas Berhitung Bahasa Indonesia. Surakarta : Grahadi.
Suryadi, Didi. (1997). Alat Peraga dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Ditjen Dikdasmen D2 Karunika UT
UU No. 2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Winkel. W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia  



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963



Sabtu, 29 Juni 2013

TK 005 : ANALISIS PENULUSURAN SUMBER VARIASI PADA PROSES PRODUKSI BENANG UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA.

 ANALISIS PENULUSURAN SUMBER VARIASI PADA PROSES PRODUKSI BENANG UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA.

ABSTRAKSI



Perbaikan dan pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan perusahaan agar output produk yang dihasilkan memuaskan konsumen. Namun demikian untuk menjadi suatu produk jadi, suatu material akan melewati sebuah proses produksi dan ketika terjadi keluhan kualitas produk oleh kosnumen perlu dilakukan usaha identifikasi sumber variasi pada proses yang mengakibatkan cacat sehingga perbaikan dan pengendalian yang dilakukan bias sistematis dan fokus.
PT. Surakarta Sentosa Sejahtera adalah industry pemintalan benang yang memproduksi berbagai jenis benang dari kapas untuk bahan dasar kain. Salah satu jenis varians produknya yaitu TR 65/35 Ne1 45s mendapat keluhan kualitas dari kosnumennya.oleh karena itu pada peneltian ini akan dilakukan penelurusan sumber variasi pada proses dengan memperhatikan prioritas karakterstik kualitas benang berdasarkan persepsi konsumen. Perbaikan dilakukan dengan pendekatan Six Sigma yaitu Defini (pendefinisia), Measure (pengukuran), Analyze (analisis), improve (perbaikan) dan control (pengendalian).
Hasil pengolahan data memberikan informasi adanya tujuh karakterstik kritis (Critical to Quality, CTQ) benang, dengan urutan dari yang paling kritis yaitu : ketidakrataan benang, kekuatan benang, thin (benang tipis), nomor benang, thick (benang tebal), twist (puntiran) dan nep (bintik benang). Untuk ketidakrataan benang proses tekritis terjadi di mesin ring spinning dengan nilai sigma 4,22. Selain itu, diketahui bahwa proses di ring spinning memiliki nilai Cpmdsebesar 0,8285 dan Cpmk sebesar 0,9045, sehingga dapat diartikan bahwa proses di mesin ini tidak memenuhi standar kapabilitas proses dan perlu segera mendapat prioritas untuk perbaikan dan pengendalian.

Kata kunci :   Karakterstik kritis, sumber varisi, metode Six Sigma, kemampuan proses.



Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963



Rabu, 26 Juni 2013

PTK TK - PAUD

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) TAMAN KANAK-KANAK

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH (KTI) :

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) TAMAN KANAK-KANAK

INTEGRASI OUTDOOR LEARNING DAN INDOOR LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK DI TK XXXXX

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran di taman kanak-kanak bersifat spesifik didasarkan pada tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni.

Kami Menyediakan contoh-contoh PTK TK-PAUD sebagai Referensi:

  1. Upaya Pemberian Motivasi Untuk Mengurangi Kenakalan Anak Di Taman Kanak-Kanak Tri Bhakti Sragen
  2. Teaching Vocabulary Using Games At Aisyiah Kindergarten Margosari Karangmalang Sragen
  3. Perkembangan Motorik Anak Dini Usia Pada Play Group Permata Bunda SKB Mojoagung Jombang Tahun Pelajaran 2006/2007.
  4. Meningkatkan Minat Belajar Untuk Menciptakan Suasana Pembelajaran Yang Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan Melalui Permainan Dari Bahan Sisa Pada Anak Kelompok A Di Taman Kanak – Kanak Pembina 2 Xxx
  5. Bermain Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Ketrampilan Matematika (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Xxx) Tahun Xxxx
  6. Integrasi Outdoor Learning dan Indoor Learning dalam Meningkatkan Kemandirian Anak di TK Anak Saleh Xxx
  7. Penggunaan Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak TK Kelompok A ( Penelitian Tindakan Kelas Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom – Sidoarjo)
  8. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa TK dalam Pembelajaran Kemampuan Berbahasa melalui Penerapan Media Gambar (Penelitian Tindakan Kelas di TK. Negeri Pembina Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo)
  9. Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan Metode Meniru, SAS dan Demonstrasi serta Eksperimen di Tk Islam Al-Madina Semarang

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites