Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Sabtu, 03 September 2011

PTS 028 MENINKATKAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI DI SMA


MENINKATKAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI DI SMA PAKET BINAAN  SANGGAR 07 JAKARTA BARAT.

ABSTRAK

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran. Keterbatasan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dipengaruhi oleh penguasaan guru. Pembinaan melalui supervisi akan menambah wawasan guru sehingga guru dalam melaksanakan pembelajarannya lebih inovatif dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajarannya.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan guru biologi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam kegiatan pembelajaran di SMA Peket Binaan Sanggar 07 Jakarta Barat.  Populasi penelitian seluruh guru biologi berjumlah 16 orang di SMA Paket Binaan Sanggar 07 Jakarta Barat.   Teknik analisis data dilakukan dengan analisa deskriptif.
Hasil analisa menunjukkan bahwa kemampuan guru menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam kegiatan pembelajaran meningkat setelah dilakukan tindakan pembinaan melalui supervisi pada siklus 1 dan siklus 2, untuk:
-            Komponen Prapembelajaran kemampuan awal guru 72,56% (balk), pada sikius I meningkat menjadi 75% (baik), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82,51% (baik).
-            Komponen Kegiatan inti model STAD kemampuan awal guru 42,18% (kurang), pada siklus 1 meningkat menjadi 50,91% (kurang), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 58,63% (cukup).
-            Komponen Penutup pembelajaran kemampuan awal guru 56,67% (cukup), pada siklus 1 meningkat menjadi 61,67% (cukup), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 80% (baik).
-            Komponen Pengelolaan waktu kemampuan awal guru 65% (cukup), pada sikius I meningkat menjadi 70% (balk), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 80% (balk).
-            Komponen Teknik bertannya kemampuan awal guru 65% (cukup), pada siklus I meningkat menjadi 75% (baik), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 80% (baik)
-            Komponen Penggunaan bahasa lisan dan tulisan kemampuan awal guru 75% (balk), pada sikius 1 meningkat menjadi 80% (balk), dan pada siklus 2 tetap 80% (balk).
-            Komponen Pengamanan suasana kelas kemampuan awal guru 50% (kurang), pada sikius I meningkat menjadi 65% (cukup), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 70% (baik)
-            Untuk keseluruhan komponen aspek parameter yang diamati pada aksi pembelajaran guru pada awal (sebelum tindakan dilakukan) sejumlah 16 orang. guru pada kriteria kurang, pada siklus 1 sejumlah 4 orang guru pada kriteria kurang dan 12 orang guru pada kriteria cukup, dan pada siklus 2 sejumlah 8 orang pada kriteria cukup dan 8 orang guru pada kriteria baik.

Impilkasi hasil penelitian ini adalah bahwa supervisi dapat meningkatkan kemampuan guru biologi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif di SMA Paket Binaan Sanggar 07 Jakarta Barat. Dengan demikian hasil penelitian ini diharap kan dapat menjadi masukan bagi Guru dalam menggunakan Model Pembelajaran Saran Kooperatif pada kegiatan pembelajaran, dan bagi Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah sebagai masukan dalam melakukan pembinaan terhadap guru.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Didalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (I) menyebutkan; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dan pada pasal 1 ayat (20) dikatakan bahwa; Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Prinsip penyelenggaraan pendidikan dalam undang-undang tersebut antara lain pada pasal 4 ayat (4) dicantumkan bahwa; Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah bagian dan tugas awal guru untuk menata agar pada proses pembelajaran melalui model pembelajaran yang diterapkan dapat mengembangkan kreativitas peserta didik sehingga menumbuhkan bakat atau potensi diri siswa. Dan salah satu indikator yang menjadikan pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penjelasan materi yang cukup memadai serta pemahaman dan penggunaan model pembelajaran yang sesuai. Tugas guru dalam pembelajaran bukan hanya memindahkan informasi pengetahuan dan sumber belajar kepada siswa dan tugas siswa bukan hanya menenima, mengingat, dan menghafal informasi tersebut. Akan tetapi proses pembelajaran harus lebih menarik dan berkesan bagi siswa. 
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah diperoleh data yang menunjukkan bahwa penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh guru masih mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang berperan sehingga siswa tidak dapat mengembangkan potensi dirinya. Untuk mengatasi hal ini, perlu di beri pemahaman kepada guru untuk merencanakan dan menggunakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Implementasi model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa sudah saatnya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Guru perlu menguasai sejumlah model pembelajaran yang ada dan menyesuaikannya dengan materi yang akan diajarkan. Karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membelajarkan siswa pada semua materi menurut standar isi. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu alternative yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi proses belajar mengajar yang lebih efektif. Sebagaimana dikemukakan oleh Rezeki (2001 : 1) yaitu “menarik minat dan perhatian siswa, melibatkan siswa secara aktif, membangkitkan motivasi belajar, prinsip individualitas, dan peragaan dalam pengajaran”.
Model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif tipe model pembelajaran Student Teams  Achievment Division” (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap siswa yang lebih positif, menambah motivasi serta menambah rasa senang terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, yaitu belajar. Karena Model pembelajaran tipe STAD merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan motivasi belajar siswa.
Kegiatan Pengawas sebagai peneliti pada saat melakukan supervisi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan dikusi kelas. Pembinaan terhadap guru secara khusus tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat memampukan guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan melihat apakah supervisi dapat meningkatkan kemampuan guru menggunakan model pembelajaran Student Teams  Achievment Division” (STAD). Penulis memberikan judul penelitian ini: “Meningkatkan Kemampuan Guru Biologi Dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Supervisi Di SMA Paket Binaan, Sanggar 07 Jakarta Barat.

B.     Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.      Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,” Apakah kemampuan guru Biologi melaksanakan pembelajaran kooperatif dapat ditingkatkan melalui supervisi ?

2.      Pemecahan Masalah
Tindakan yang dilakukan, memberi pengarahan kepada guru tentang pentingnya pemahaman dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, Melakukan peer teaching terhadap guru Biologi, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koopreatif. Melakukan observasi terhadap aksi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Menganalisa hasil observasi dan memberi bimbingan atas temuan-temuan dalam kegiatan pembelajaran guru.

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Guru Biologi dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams- Achievment Division” (STAD) melalui Supervisi Di SMA Paket Binaan, Sanggar 07 Jakarta Barat.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Sebagai masukan bagi guru Biologi, untuk meningkatkan Keterampilannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
2.      Guru Biologi dapat memvariasikan penggunaan Model Pembelajaran sesuai Standar Kompetensi yang tercantum di dalam standar isi
3.      Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran.

E.     Hipotesa Tindakan.
Hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah: Supervisi dapat meningkatkan kemampuan Guru Biologi, dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif di SMA Paket Binaan, Sanggar 07 Jakarta Barat.


DAFTAR PUSTAKA

Lie,A.,(2004), Cooperative  Learning,  Mempraktikkan  Cooperative  Learning  di
 Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Gramedia

Gulo,W.,(2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo.
lsjoni (2007), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta

Sahertian P.A. dan F. Mataheru. (1982) Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.

Sukardi (2003) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno H.B. (2006) Orienrasi  Baru  Dalam  Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

Wiles,  K.  (1967).  Supervision  for  Better  School.  Wood - Cliff. New Jersey:
Prentice Hall,inc.Engle.

  

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites