MENINKATKAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI DI SMA PAKET BINAAN SANGGAR 07 JAKARTA BARAT.
ABSTRAK
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus
mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran. Keterbatasan guru menerapkan
model pembelajaran kooperatif dipengaruhi oleh penguasaan guru. Pembinaan
melalui supervisi akan menambah wawasan guru sehingga guru dalam melaksanakan
pembelajarannya lebih inovatif dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajarannya.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan
guru biologi menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam kegiatan
pembelajaran di SMA Peket Binaan Sanggar 07 Jakarta Barat. Populasi penelitian seluruh guru biologi
berjumlah 16 orang di SMA Paket Binaan Sanggar 07 Jakarta Barat. Teknik analisis data dilakukan dengan
analisa deskriptif.
Hasil analisa menunjukkan bahwa kemampuan guru
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam kegiatan pembelajaran meningkat
setelah dilakukan tindakan pembinaan melalui supervisi pada siklus 1 dan siklus
2, untuk:
-
Komponen Prapembelajaran kemampuan awal guru 72,56% (balk), pada sikius I
meningkat menjadi 75% (baik), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 82,51%
(baik).
-
Komponen Kegiatan inti model STAD kemampuan awal guru 42,18% (kurang),
pada siklus 1 meningkat menjadi 50,91% (kurang), dan pada siklus 2 meningkat
menjadi 58,63% (cukup).
-
Komponen Penutup pembelajaran kemampuan awal guru 56,67% (cukup), pada
siklus 1 meningkat menjadi 61,67% (cukup), dan pada siklus 2 meningkat menjadi
80% (baik).
-
Komponen Pengelolaan waktu kemampuan awal guru 65% (cukup), pada sikius I
meningkat menjadi 70% (balk), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 80% (balk).
-
Komponen Teknik bertannya kemampuan awal guru 65% (cukup), pada siklus I
meningkat menjadi 75% (baik), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 80% (baik)
-
Komponen Penggunaan bahasa lisan dan tulisan kemampuan awal guru 75%
(balk), pada sikius 1 meningkat menjadi 80% (balk), dan pada siklus 2 tetap 80%
(balk).
-
Komponen Pengamanan suasana kelas kemampuan awal guru 50% (kurang), pada
sikius I meningkat menjadi 65% (cukup), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 70%
(baik)
-
Untuk keseluruhan komponen aspek parameter yang diamati pada aksi
pembelajaran guru pada awal (sebelum tindakan dilakukan) sejumlah 16 orang.
guru pada kriteria kurang, pada siklus 1 sejumlah 4 orang guru pada kriteria
kurang dan 12 orang guru pada kriteria cukup, dan pada siklus 2 sejumlah 8
orang pada kriteria cukup dan 8 orang guru pada kriteria baik.
Impilkasi hasil penelitian ini adalah bahwa supervisi
dapat meningkatkan kemampuan guru biologi menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif di SMA Paket Binaan Sanggar 07 Jakarta Barat. Dengan demikian hasil
penelitian ini diharap kan dapat menjadi masukan bagi Guru dalam menggunakan
Model Pembelajaran Saran Kooperatif pada kegiatan pembelajaran, dan bagi Kepala
Sekolah, dan Pengawas Sekolah sebagai masukan dalam melakukan pembinaan
terhadap guru.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Didalam
undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat (I) menyebutkan; Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dan
pada pasal 1 ayat (20) dikatakan bahwa; Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Prinsip penyelenggaraan pendidikan dalam undang-undang tersebut antara lain
pada pasal 4 ayat (4) dicantumkan bahwa; Pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah
bagian dan tugas awal guru untuk menata agar pada proses pembelajaran melalui
model pembelajaran yang diterapkan dapat mengembangkan kreativitas peserta
didik sehingga menumbuhkan bakat atau potensi diri siswa. Dan salah satu
indikator yang menjadikan pendidikan berkualitas adalah perolehan hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung
secara efektif dan efisien dengan didukung oleh tersedianya sarana dan
prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penjelasan
materi yang cukup memadai serta pemahaman dan penggunaan model pembelajaran
yang sesuai. Tugas guru dalam pembelajaran bukan hanya memindahkan informasi
pengetahuan dan sumber belajar kepada siswa dan tugas siswa bukan hanya
menenima, mengingat, dan menghafal informasi tersebut. Akan tetapi proses
pembelajaran harus lebih menarik dan berkesan bagi siswa.
Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah diperoleh data yang
menunjukkan bahwa penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh guru masih
mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang berperan sehingga
siswa tidak dapat mengembangkan potensi dirinya. Untuk mengatasi hal ini, perlu
di beri pemahaman kepada guru untuk merencanakan dan menggunakan suatu model
pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Implementasi
model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa sudah saatnya dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Guru perlu menguasai sejumlah
model pembelajaran yang ada dan menyesuaikannya dengan materi yang akan diajarkan.
Karena tidak ada satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk membelajarkan
siswa pada semua materi menurut standar isi. Sehubungan dengan hal tersebut,
salah satu alternative yang dapat dilakukan untuk menciptakan kondisi proses
belajar mengajar yang lebih efektif. Sebagaimana dikemukakan oleh Rezeki (2001
: 1) yaitu “menarik minat dan perhatian siswa, melibatkan siswa secara aktif,
membangkitkan motivasi belajar, prinsip individualitas, dan peragaan dalam
pengajaran”.
Model
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah model pembelajaran
kooperatif tipe model pembelajaran Student Teams Achievment Division” (STAD). Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan
karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap siswa yang lebih positif,
menambah motivasi serta menambah rasa senang terhadap pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di kelas, yaitu belajar. Karena Model pembelajaran tipe
STAD merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan motivasi belajar
siswa.
Kegiatan
Pengawas sebagai peneliti pada saat melakukan supervisi terhadap pembelajaran
yang dilakukan oleh guru, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
cenderung dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan dikusi kelas. Pembinaan terhadap
guru secara khusus tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan
dapat memampukan guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan
uraian di atas, penelitian ini bertujuan melihat apakah supervisi dapat meningkatkan
kemampuan guru menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievment Division” (STAD). Penulis memberikan
judul penelitian ini: “Meningkatkan Kemampuan Guru Biologi Dalam Melaksanakan
Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Supervisi Di SMA Paket Binaan, Sanggar 07
Jakarta Barat.
B.
Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah,” Apakah kemampuan guru Biologi melaksanakan pembelajaran kooperatif
dapat ditingkatkan melalui supervisi ?
2.
Pemecahan Masalah
Tindakan
yang dilakukan, memberi pengarahan kepada guru tentang pentingnya pemahaman
dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, Melakukan peer teaching
terhadap guru Biologi, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran koopreatif. Melakukan observasi terhadap aksi
guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Menganalisa hasil observasi dan
memberi bimbingan atas temuan-temuan dalam kegiatan pembelajaran guru.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan Guru Biologi dalam
melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams- Achievment
Division” (STAD) melalui Supervisi Di SMA Paket Binaan, Sanggar 07 Jakarta
Barat.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Sebagai masukan bagi guru Biologi, untuk meningkatkan Keterampilannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif
2.
Guru Biologi dapat memvariasikan penggunaan Model Pembelajaran sesuai
Standar Kompetensi yang tercantum di dalam standar isi
3.
Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan efektifitas
pembelajaran.
E.
Hipotesa Tindakan.
Hipotesa
tindakan dalam penelitian ini adalah: Supervisi dapat meningkatkan kemampuan
Guru Biologi, dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif di SMA Paket
Binaan, Sanggar 07 Jakarta Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Lie,A.,(2004),
Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Gramedia
Gulo,W.,(2002),
Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Grasindo.
lsjoni
(2007), Cooperative Learning
Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta
Sahertian
P.A. dan F. Mataheru. (1982) Prinsip dan
Teknik Supervisi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sukardi
(2003) Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Uno
H.B. (2006) Orienrasi Baru Dalam
Psikologi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Wiles,
K. (1967). Supervision
for Better School. Wood - Cliff. New Jersey:
Prentice Hall,inc.Engle.
Untuk
mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar