UPAYA
MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA
KELAS IXB SMP NEGERI 3 WIDODAREN KABUPATEN
NGAWI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
abad modern sekarang ini, perkembangan masyarakat sudah sangat maju. Segala
bidang kehidupan masyarakat maju dengan pesat, termasuk dalam bidang hukum dan
teknologi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, maka akan membawa dampak
positif dan negatif. Dampak positif adalah membawa kehidupan yang lebih cepat
dan menjamin kemudahan, sedangkan dampak negatifnya adalah dengan semakin
meningkatnya kejahatan dan pelanggaran.
Masyarakat
modern yang serba komplek sebagai produk kemajuan teknologi, mekanisasi,
industrialisasi dan urbanisasi memunculkan banyak masalah sosial. Usaha
adaptasi atau penyesuaian diri terhadap masyarakat modern yang sangat kompleks
itu menjadi tidak mudah. Kesulitan mengadakan adaptasi dan adjustment
menyebabkan banyak kebimbangan, kebingungan, kecemasan dan konflik, baik
konflik eksternal yang terbuka maupun yang internal dalam batin sendiri yang
tersembunyi dan tertutup sifatnya.
Sebagai
dampak dari kondisi yang semacam ini banyak orang lalu mengembangkan pola
tingkah laku menyimpang dari norma-norma hukum, dengan jalan berbuat semaunya
sendiri demi keuntungan sendiri dan kepentingan pribadi, kemudian mengganggu
dan merugikan pihak lain.
Pada
zaman modern seperti sekarang ini bertemulah banyak kebudayaan sebagai hasil
dari makin akrabnya komunikasi daerah, nasional dan internasional. Percampuran
bermacam-macam budaya itu dapat berlangsung lancar dan lembut, akan tetapi
tidak jarang berproses melalui konflik personal dan sosial yang hebat. Banyak
pribadi yang mengalami gangguan jiwani dan muncul konflik budaya yang ditandai
dengan keresahan sosial serta ketidakrukunan kelompok-kolompok sosial. Sebagai
akibat lanjut timbul ketidaksinambungan, disharmoni, ketegangan, kecemasan,
ketakutan, kerusuhan sosial dan perilaku yang melanggar norma-norma hukum
formal. Situasi sosial yang demikian ini mengkonsionir timbulnya banyak
perilaku paotogis sosial atau sosiopatik yang menyimpang dari pola-pola umum,
sebab masing-masing orang hanya menaati norma dan peraturan yang dibuat
sendiri.
Sebagian
besar dari mereka bertingkah laku seenak sendiri tanpa mengindahkan kepentingan
orang lain, bahkan suka merampas hak-hak orang lain. Akibatnya muncullah banyak
masalah sosial yang disebut dengan tingkah laku sosiopatik, deviasi sosial,
disorganisasi sosial, disintegrasi sosial dan diferensiasi sosial.
Kenakalan
remaja merupakan bagian dari masalah sosial yang seringkali muncul di berbagai
daerah. Perkembangan remaja yang saat ini terjadi sangat relevan dengan
perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku, sehingga seringkali
pergaulan ini menyebabkan masalah sosial apabila tidak ada pengawasan yang
ketat dari berbagai pihak yang terkait seperti keluarga, lingkungan, pemerintah
maupun sekolah.
Tingkah
laku menyimpang menurut Supartinah Sadli yang dikutip oleh Sofyan S. Willis
adalah “Tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang dari
aturan-aturan normatif.” Dari definisi ini jelaslah bahwa asumsi terhadap tingkah laku yang menyimpang
ditentukan oleh norma-norma yang dianut oleh anak. Masyarakat adalah komunitas
terakhir yang menentukan apakah anak melakukan perilaku menyimpang.
Dalam
mengikuti tuntutan masa depan, pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan
menjadikan sesuatu hal yang sangat penting, karena dengan pendidikan orang akan
mengenal, memahami, dan menyesuaikan dengan lingkungan, dengan semakin
meningkatnya tingkat pendidikan diharapkan siswa didik menjadi lebih mampu
dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi sehingga diperoleh
solusi terbaik dari permasalahan itu. Sedangkan tujuan pendidikan seperti yang
digariskan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1998 adalah :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertagwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan bangsa.
Tujuan pembelajaran di dalam
sekolah adalah menitikberatkan pada perilaku siswa atau perbuatan (performance)
sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa dan teramati hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar. Dalam
pola pelaksanaan pendidikan tidak terlepas peran keluarga, sekolah maupun
masyarakat, bahkan dari kenyataan bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama yang kehidupan anak-anak maupun menerapkan sebagai
makhluk sosial, disamping itu keluarga sangat berperan dalam pembentukan watak,
tingkah laku, moral dan pendidikan kepada anak. Disamping itu keluarga juga
sebagai tempat untuk belajar memahami dirinya tempat belajar tentang norma yang
ada itu.
Adapun pengajar dalam hal ini
guru tugas utamanya adalah mendidik, melatih, membimbing siswa untuk belajar
dan mengembangkan dirinya. Guru dalam melaksanakan tugasnya diharapkan dapat
membantu siswa sebagai individu yang dalam hal ini dapat hidup mandiri di
tengah-tengah masyarakat modern, disamping tugas pengajar belum selesai atau
berakhir setelah menyampaikan materi pelajarannya dikelas. Sebagai pendidik,
guru juga bertanggungjawab memberikan binaan, bimbingan siswa-siswanya dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari, sehingga siswa betul-betul mampu mandiri
dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori yang
telahmereka dapatkan dibangku sekolah. Disamping guru sebagai seorang pengajar,
guru juga seorang tenaga professional yang memiliki peranan yang sangat besar
dalam dunia pendidikan, guru harus mampu memberikan keputusan pelayanan dalam
proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru harus mampu memilih dan menerapkan
strategi serta metode pembelajaran, metode pelayanan bimbingan yang cocok,
sehingga tercipta suasana pembelajaran yang demokratis dan dapat menyenangkan
siswa.
Hal
semacam ini belum semuanya dapat dilaksanakan oleh semua guru pada saat
mengajar, mengingat semua guru belum semuanya menggunakan metode konvensional,
termasuk di SMP Negeri 2 Randublatung. Maka hasil yang diperoleh belum memenuhi
ketuntasan belajar yang disyaratkan secara nasional. Kondisi yang sesuai dengan
kenyataan masih kurangnya guru pembimbing di SMP Negeri 2 Randublatung
mengingat idealnya seorang guru pembimbing mengasuh / membimbing 150 siswa
padahal di SMP Negeri 2 Randublatung hanya ada seorang guru pembimbing yang
masih jauh dari harapan.
B. Perumusan Masalah
Agar
permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan PTK mencapai
tujuan yang diinginkan maka perlu disusun perumusan masalah yang didasarkan
pada latar belakang dan pembatasan masalah dimana perumusan tersebut antara
lain : Apakah dengan menggunakan layanan bimbingan pribadi dapat mengatasi
kenakalan siswa kelas VII D di SMP Negeri 2 Randublatung ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam
suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari
penelitian dalam penulisan penelitian
ini adalah :
1.
Untuk mengetahui tingkat kenakalan siswa kelas VII D
SMP Negeri 2 Randublatung
2.
Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
kenakalan siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Randublatung
3. Untuk
mengetahui efektivitas pelayanan bimbingan pribadi dalam mengatasi kenakalan
siswa pada kelas VIID SMP Negeri 2 Randublatung
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi guru dalam pelayanan bimbingan terhadap murud.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa melukiskan
bagaimana proses pemberian bimbingan pada siswa disekolah.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan
dan saran bagi guru dan pihak sekolah dalam menerapkan metode yang tepat dalam
pelayanan bimbingan kepada siswa sekolah.
Untuk mendapatkan file
skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar