Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Senin, 03 Juni 2013

Kd 005 : Perbedaan Angka Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Berdasarkan Derajat Berat Merokok Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Perbedaan Angka Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik Berdasarkan Derajat Berat Merokok Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

ABSTRAK
Jumlah penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Indonesia meningkat dari waktu ke waktu. Faktor yang menyebabkan peningkatan itu antara lain adalah meningkatnya jurnlah penduduk yang merokok. Risiko PPOK meningkat seiring dengan lamanya merokok dan jumlah batang rokok yang dihisap per hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan angka kejadian PPOK berdasarkan derajat berat merokok.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectionall. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan dan rawat inap di Bagian Penyakit Paru RSDM Surakarta dengan criteria perokok / mantan perokok. Sampel yang diperoleh 30 sampel yang terdiri dari 15 sampel PPOK (+) dan 15 sampel PPOK (-). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Chi Square lest menggunakan program SPSS 10,0 for windows 2000 dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil perhitungan X2 dengan d.b=2 dan a = 0,05 adalah 1,763 sedangkan X2 tabel adalah 5,996 sehingga H0 diterima dan sebaliknya H1 ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kejadian PPOK berdasarkan derajat berat merokok.


Kata kunci : Penyakit Paru Obstruktif Kronik - Derajat Berat Merokok



DAFTAR PUSTAKA

Abiyoso (2002). Diagnostik Dini Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Pertemuan Ilmiah Paru Millenium. Surabaya. pp: 1-6.
Antonius Sianturi dan Faisal Yunus (1998). Bedah Reduksi Volume Paru pada Penderita PPOK. Jurnal Respirologi Indonesia, l8.pp: 111-122.
A.W. Pratiknya (1986). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. CV. Rajawali. Jakarta. pp: 12-194.
Bhisma Murti (1996). Penerupan Metode Statislik Non-Parametrik dalam Ilmu­ilmu Kesehatan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. pp: 28-51
Britton J, Jarvis M, Mc Neil A, Bates C, Cuthbertson L, Godfrey C. Penanganan Adiksi Nikotin, 2002. http://www.pdpi.malang.com
Drastyawan, Aditarna, Yunus (2001). Pengaruh Asap Rokok terhadap Saluran Napas. Jurnal RSUP Persahabatan Jakarta. Vol L No. I Oktober 2001, p:33
E.Soeria Soemantli (1990). Bronkitis Kronik dan Emfisema Paru, Dalam: Soeparmun Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Balai Penerbit FK UI. Jakarta.pp: 753-758.
Faisal Yunus (2000). Gambaran Penderita PPOK yang Dirawat di Bagian Pulmonologi FK UI / SMF Paru RSUP Persahabatan. Am J Respir Indo. 20, pp:64-74
Faisal Yunus (2001). Rehabilitasi PPOK..jurnal Respirologi Indonesia, 21.pp: 138-140.
Fajriwan, Anwar Risuf (1999). Merokok Pasif Jurnal Respirologi Indonesia, 19.pp: 22-25.
Fletcher. RH, Fletcher SW, Wagner EH (1991). Risiko. Sari Epidemiologi Klinik Ed II. Gajah Mada University Press. Yogyakarta, pp: 131-132.
Fraser R.G, Pare J.P (1990). Chronic Obstructive Pulmonary Disease, In: Diagnostic of Disease of the Chest, 3th.ed,III W.B. Saunders Co. Philadelphia. pp: 2087-166.
Honig E.G, Ingrain R.H.Jr (1998). Cronic Bronchitis, Emphysema, and Airways Obstruction, In: Harrison's Principles of Internal Medicine, 14th.ed, Vol.2. USA. McGraw-Hill Companies, Inc. p: 1452.
Karnen Baratawidjaja (1990). Asma Bronkial, Dalam Soeparman-,Sarwono Wuspudji, Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 11. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. p: 30.
Muhammad Amin (2001). Patologi dan Patogenesis PPOK. Ilmu Ilmiah Respologi 2001. Surakarta 24-25 Maret 2001, pp: 16M-18M.
Muhamad V.G, S. Sastromihardjo, S.R Soedjarwo, T.S. Soelaryo (1995). Studi Cross Sectional, Dalam : Sudigdo Sastroasmoro Sofyan Ismael. Dasar-dasar Metodologi Klinis. Binarupa Aksara. Jakarta. pp:66-7.
Nadel J.A (2000). Obstructive Disease: General Principles and Diagnostic Approach, In: Mirrray J.f: Text Book og Respirutory Medicine, Philadelphia, W.B. Saunders Co. p: 1178.
Nancy  H.        Tobing,            Rokok dan      Kesehatan       Respirasi,         2002. http://www.pdpi.malang.com
Nevins M.L. and Epstein S.K (2001). Predictors of Outcome for Patiens With COPD Requiring Invasive Mechanical Ventilation. Chest, 119.p: 1840.
Perhimpunan Dokter Pam Indonesia (2000). PPOK, Tantangan dan Penatalaksanaan di Abad 2 1. Pertemuan llmiah Khusus 2000.
Pratiwi (1998). Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap tingkat Kebersihan Mulut. kumpulan Naskah Temu Ilmiah Nasional I, Jakarta, Gnip PT Kalbe Farina, pp:545-550.
Siregar et al.( 1984). Kebiasaan Merokok pada Mahasiswa baru Universitas Sumatra Utara Medan. Majalah Kedokteran Indonesia Vol 34 No 4, pp: 156-157.
Tim Kelompok Kerja PPOK PDPI (2001). PPOK, Pedoman Diagnosis dan Penalataklaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia pp: 1-12.
Tjandra Y Aditarna (2001). Masalah Merokok dan Penanggulangannya. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta.pp: 1-19.
Tjandra Y Aditarna. Pam Kita Masalah Kita, 2002. http://www.idionling.org
Wilson L M (1995). Penyakit Pernapasan Obstruktif, Dalam: Price &- Wilson, Patofisiolugi- Konsep Klinis Proses proses Penyakit, ed 4. Buku 2. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta. pp: 688-693


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963




0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites