PROXIMITY DAN KANDUNGAN SOSIOEMOSI ISI PESAN
ELECTRONIC MAIL (E-MAIL)
di MAILING LIST UNHAS-ML
ABSTRAK
Mailing
list merupakan
penggunaan e-mail untuk forum
diskusi yang besar, selanjutnya menjadi aplikasi dasar utama dalam pembentukan
berbagai komunitas cyber. Mailing list
UNHAS-ML, merupakan mailing list yang
sangat beragam kandungan sosioemosinya, mulai dari sosioemosi musibah,
ketegangan, pengurangan ketegangan, persetujuan, pemberian dan permintaan
informasi.
Penelitian
ini bertujuan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan. Secara
rinci tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah (1) menjelaskan
topik-topik yang dominan menjadi topik perdebatan di mailing list UNHAS-ML (2) mengkaji pengaruh dan faktor proximity
yang dominan mempengaruhi minat para anggota grup dalam menanggapi suatu pesan
dan (3) mengkaji jenis-jenis proximity yang mempengaruhi keberpihakan anggota
grup terhadap isi pesan.
Populasi
penelitian ini adalah keseluruhan e-mail
yang terposting di mailing lsit
UNHAS-ML kurun waktu 1 September 1999 – 31 Desember 2002, populasi survei
pendapat adalah seluruh anggota mailing
list UNHAS-ML yang turut mengirimkan pesan yang mengandung sosioemosi
ketegangan dan menunjukkan keberpihakan mereka pada anggota yang lain selama
kurun waktu yang diteliti.
Untuk
menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan, digunakan metode analisis isi
terhadap keseluruhan e-mail
yang menjadi sampel penelitian, kemudian mengelompokkan isi e-mail yang memiliki pembahasan yang
sama. Kandungan sosioemosi ketegangan untuk setiap e-mail didasarkan pada teks atau isi e-mail yang memiliki makna emosi negatif yang tecermin dari
diksi yang digunakan. Terhadap hasil kuesioner anggota mailing list UNHAS-ML untuk mengetahui pengaruh faktor proximity
dilakukan dengan menghitung jawaban responden menurut tingkat mempengaruhi dan
tidak mempengaruhi.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa, isu-isu yang banyak menjadi
topik perdebatan dan mengandung sosioemosi ketegangan di mailing list UNHAS-ML adalah
topik-topik yang menyangkut citra dan pengembangan UNHAS, sedangkan jenis
kedekatan yang dominan melatarbelakangi dan mempengaruhi anggota grup dalam
menanggapi pesan dan menunjukkan keberpihakan mereka terhadap anggota lain
yaitu kedekatan sosial dan kedekatan psikologi.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I diuraikan mengenai latar belakang yang
mendasari dilakukannya penelitian, rumusan masalah serta tujuan dan kegunaan
yang diharapkan dari penelitian ini.
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi yang semakin pesat dewasa ini telah membuat bola dunia terasa
makin kecil dan ruang seakan menjadi tak berjarak lagi. Mulai dari wahana
teknologi komunikasi yang paling sederhana berupa perangkat radio dan televisi
hingga internet dan telepon genggam dengan protokol aplikasi tanpa kabel,
informasi mengalir dengan sangat cepat dan menyeruak ruang kesadaran banyak
orang. Perubahan informasi kini tidak lagi dalam skala minggu atau hari bahkan
jam melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik dan ini dapat diperoleh
melalui sumber informasi yang disebut dengan internet.
Internet
merupakan kumpulan atau jaringan komputer yang ada diseluruh dunia. Melalui
teknologi ini, kita dapat merekam dan mendokumentasikan informasi melalui chip
yang ada di komputer kemudian digabungkan dengan telepon, komputer, dan modem.
Perkembangan internet yang begitu pesat dengan pemakai yang terus bertambah
menjadikan aktivitas komunikasi data dan informasi semakin mudah dan cepat.
Dewasa ini, diperkirakan ada lebih dari 30.000 jaringan dengan alamat lebih
kurang 30 juta diseluruh dunia
(http://www.rad.net.id/homes/edward/intnasic/1.htm). Data statistik yang
diperoleh menunjukkan bahwa pada tahun 1995 terdapat 30 juta populasi pengguna
dan 100 juta pengguna pada tahun 1998. Diperkirakan tahun 2010 semua orang akan
terhubung ke internet dengan asumsi pertumbuhan setiap bulan
sebesar 10% (http://www.ai3.itb.ac.id/news/sejarah_networklain.html).
Di Indonesia, pengguna internet menurut data asosiasi
penyelenggara jasa internet di Indonesia (APJIT) tahun 1996 hanya 110.000 orang
dan tahun 2002 meningkat menjadi 220.000 orang. Hasil survei pengguna internet
tahun 1999 menunjukkan karakter pengguna internet di Indonesia berdasarkan jenis
kelamin di dominasi oleh kaum laki-laki dengan persentase hampir 90% sedangkan
kaum wanita hanya lebih kurang 10% (majalah internet, 25 Juli 2002). Hadirnya
penggunaan internet secara massal melalui sistem komunikasi yang
bermediasi komputer disebut oleh Rogers “teknologi media komunikasi baru”
(1986)
Lahirnya
teknologi komunikasi baru ternyata menggiring kita untuk menyebut abad ini
sebagai abad komunikasi massa karena setiap orang dapat berkomunikasi dengan
jutaan orang secara serentak dan serempak. Berlo (1975) dalam Fisher (1986)
menamakan ledakan informasi dan revolusi teknologi yang terjadi dewasa ini
sebagai “revolusi” dalam komunikasi. Dofivat
(1967) dalam Rahmat (1999) berpendapat bahwa teknologi komunikasi
mutakhir telah menciptakan apa yang disebut “publik dunia”. Liliweri (2003)
menyebut gejala ini dengan istilah masa budaya elektronik. Beberapa ciri dari
budaya elektronik yang dikemukakannya antara lain: (1) membagi informasi dengan
sangat cepat; (2) proses penggandaan dan banyak copy diperoleh dengan cara yang
mudah; (3) satu copy dapat diakses oleh orang banyak; (4) pelajaran baru kini
disebut sebagai membaca linier; (5) ada semacam konsensus yang berjangka waktu
lama, tetapi dengan partisipasi yang lebih seimbang; (6) menekan status dan
tatanan sosial melalui tanda-tanda tertentu; (7) etiket tidak terlalu kuat
sehingga individu bebas memperluas norma-norma yang dipertukarkan; (8) kerja
kolaboratif bisa tepat pada waktunya dan jaraknya lebih besar; (9) komunikasi
dapat membagi aspek-aspek bidang lisan maupun tulisan; (10) memberi sumbangan
pada pembaharuan dan pemanfaatan organisasi baru; (11) alat-alat khusus sangat
diperlukan sebagai syarat untuk berpartisipasi; (12) telah terjadi pengayaan
informasi disatu pihak dan terjadi jurang kemiskinan di pihak lain.
Teknologi komunikasi baru ternyata juga memberi
pengaruh terhadap meningkatnya bidang penelitian komunikasi. Isu-isu yang
dikaji telah dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi. Salah satu bidang
penelitian baru yaitu penelitian terhadap isi pesan e-mail (electronik mail)
yang merupakan salah satu fasilitas yang paling banyak digunakan di internet.
Hal ini karena e-mail merupakan alat komunikasi paling murah dan cepat. Melalui
e-mail kita dapat berhubungan dengan siapa saja yang terhubung ke internet di
seluruh dunia. Dalam berbagai survei
Internet yang dapat dilihat di http://dir.yahoo.com/computers
and_internet/statistics_and_Demograpgics/surveys, maupun dalam berbagai
kesempatan seminar dan diskusi, ternyata aplikasi tama yang digunakan pengguna
internet untuk berkomunikasi dan bersilaturrahmi bukan sekedar akses web.
Survei yang dilakukan oleh GVU (http://www.gvu.gatech.edu/user_surveys/)
terlihat bahwa 84% responden memilih e-mail sebagai aplikasi yang paling
penting di internet (Onno:2003).
Salah satu
kegunaan unik dari fasilitas e-mail ini yaitu terdapatnya pengguna yang berada
pada grup tertentu. Penggunaan e-mail
untuk forum diskusi kelompok yang besar dikenal dengan teknik atau aplikasi mailing list. Selanjutnya mailing list menjadi aplikasi dasar
utama dalam pembentukan berbagai komunitas cyber. Anggota grup akan menerima pesan-pesan yang terkirim ke
alamat group secara serentak.
Mailing
list ini memberi setiap pribadi suatu wewenang untuk mengirimkan
berbagai pesan yang berisi aneka ragam pikiran kepada ribuan orang tanpa
disunting. Mailing list di sini berperan sebagai sebuah laporan pelanggan
berkesinambungan karena setiap orang tak henti-hentinya menyumbangkan
pandangan, pengalaman, peringatan melalui e-mail mereka.
Berawal dari
hal inilah kemudian muncul apa yang disebut dengan istilah “demokratisasi
informasi” yang memandang fasilitas ini benar-benar suatu forum demokratis
karena pada jaringan ini komunikasi setiap orang ditangani secara merata.
Ditambahkan lagi fasilitas komunikasi baru ini menjadi media diskusi antara
pihak-pihak dengan ideologi dan kepentingan yang berbeda-beda.
Demikian halnya
yang terjadi di mailing list UNHAS-ML yang sejak 1 September
1999 telah dipenuhi berbagai pesan yang beraneka ragam kandungan sosioemosinya,
juga menjadi forum diskusi bagi anggotanya.
Namun
sayangnya dari hasil pengamatan awal yang dilakukan, forum ini telah menjadi
arena perang simbolik untuk beberapa topik tertentu. Para anggota grup pada
umumnya telah terjebak beropini secara emosional dalam menonjolkan kerangka
pemikiran, perspektif, konsep dan interpretasi masing-masing dalam memaknai
suatu objek pesan. Akibatnya, lahirlah deskripsi atau eksplanasi yang bersifat
tendensius. Perdebatan yang terjadi pun menyiratkan tendensi untuk melegitimasi
diri sendiri dan mendelegitimasi pihak lawan. Terjadi pro dan kontra dan masing-masing
pihak memberi argumentasi pembenaran, bahkan sangat jelas siapa dan bagaimana
anggota-anggota grup mendukung atau menolak pemikiran anggota-anggota lain.
Gejala komunikasi seperti ini
dapat dilihat dari beberapa kutipan e-mail dari anggota mailing list UNHAS-ML berikut ini:
“Visi ozpek Setiap tahun
akademi baru zenior-zenior menyambut maba dan meneruskan visi yang telah
terbentuk (jangan tanya saya siapa yang membentuk visi yang sudah
terbangun…..karena saya harus mengontak sejumlah beliau-beliau dan meminta
mereka bercerita). Beberapa visi itu misalnya menumbuhkan rasa percaya diri
maupun rasa kebersamaan bagi mhs baru untuk menempuh kuliah, yang katanya lebih
berat dari masa sekolah menengah. Dan metode pemasukan visi ini adalah ozpek,
yang sebagian orang bilang in-doktrinasi ?
Metode ozpek karena saya
lulusan teknik, jadi pernah merasakan ozpek, maka bolehlah saya bercerita
sedikit tentang ozpek.
……………………………………………………………………………………………….Visi agar
memiliki kemauan kuat “ we are the champion” ini didasarkan pada kenyataan
bahwa kuliah di teknik memang berat.
Dan sedapatnya harus mengalahkan beban
kuliah ini…………………..Kemudian visi kebersamaan, agar anak daerah tidak minder terhadap
anak kota maka visi kebersamaan dicecoki kedalam kepala maba (kalau sekarang
mungkin fasilitas daerah tidak kalah dengan Makassar…?. (4657)
“Pak Tjaronge
“We are the champion” mungkin
memang benar. Tapi dalam soal belajar, tidak ada sama sekali orientasi juara.
Sejak masa belajarnya Aristoteles hingga ada Unhas secara konseptual, yang
dibutuhkan bukan juara. Yang ada hanyalah “berhasil” atau “sukses”, seperti
bapak hendak capai di negeri rantau. Tapi kalau Pak Tjaronge mau “the champion”
silakan saja. Tapi menurut saya, untuk komunitas ilmiah, terlalu kampungan
memuja “the champion”. Saya kira, kalau mahasiswa teknik hendak “the champion”,
mestinya dalam hal-hal yang berkaitan dengan bidang studinya. Bukan ‘the
champion’ memasang umbul-umbul tengkorak sepanjang pintu I Unhas, atau mengecet
dinding kampus dengan warna hitam-merah.……………...……………….. (4686)
……………., kita juga bisa bertanya apa syarat perlunya “We Are The
Champion”. Sebab kalo diklaim saja itu nda’ benar. Tentu ada pembenarannya, dan
saya kira disinilah intinya pada saatnya pada saat klaim itu diindoktrinasi.
Mari kita tanya pada saudara-saudara kita, “Why you klaim your self to be the
champion”. Sebelum dijawab, sebenarnya perlu disorot tentang keberadaan
champion. Kalo menurutSaudara W. Tjaronge, ini khan hanya untuk mahasiswa FT,
saya kira ini ndak sepenuhnya benar, sebab dengan menyebut diri ‘We Are The
Champion’, implisit ada “they”. They itu ndak champion. Implisist lagi, “We
defeat them in match”. Makanya dibilang macthnya kan nda’ ada. Kalo menurut sdr
Maqbul Halim, adopsi kata “champion’ implikasinya seolah-olah kita memandang
proses belajar sebagai pertandingan. Thus, ada pihak juara dan ada pihak ndak
juara. Sebab menyebut diri “We Are The Champion” secara tidak langsung bahwa “
I am better than others”. (4689)
………………………………………………………………………………...
Saya yang memilih dan memberikan pertama kali lagu “We Are The
Champion” di Opspek angjatan 1989, ini memang doktrin untuk mengukuhkan tekad
JUARA dalam pergulatan melawan sikap sombong, arogan (wakti itu saya membaca
ada kecenderungan sikap superior dari mahasiswa Teknik), huga juara
intelektualitasnya, tekad melawan ketidakadilan di kampus, KKN Di Kampus,
dosen-dosen yang bermental feodalis. Kami orang-orang dari fakultas teknik
BUKAN BINATANG tasrief, yang mengajarkan hukum rimba pada adik-adik. Kami juga
mendalami AGAMA. Ekses adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam
implementasi suatu konsep. (4657)
Penelitian
yang berkaitan dengan isi pesan e-mail telah dilakukan oleh para ahli. Rogers
(1986) melakukan penelitian terhadap pesan-pesan yang terposting di beberapa computer
bulletin board California. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui topik-topik apa saja yang banyak melibatkan
diskusi yang panjang sepanjang musim gugur tahun 1984. Penelitian Rogers tersebut menunjukkan bahwa
topik tentang keadilan dalam kinerja Presiden Reagen, agama dan undang-undang
di Amerika Serikat dan kegagalan beberapa satelit yang diluncurkan oleh
beberapa kapal angkasa Amerika Serikat merupakan topik-topik yang menjadi bahan
diskusi yang panjang.
Love dan Rice
dalam Rogers (1986) juga melakukan penelitian terhadap kandungan sosioemosi isi
pesan e-mail. Menurut Love dan Rice dalam penelitiannya terhadap kelompok
pengguna mailing list yang berprofesi sebagai dokter, terdapat 30 persen dari
2347 kalimat yang diambil dari 388 pesan yang dijadikan sampel penelitian,
memiliki masing-masing persentase yang berbeda untuk setiap jenis kandungan
sosioemosinya. Jenis kandungan sosioemosi yang paling banyak yaitu yang
menunjukkan sosioemosi solidaritas (18%) dari seluruh kalimat yang dijadikan
sampel kemudian pemberian informasi pribadi (8%).
Fenomena di mailing list inilah yang menurut
penulis menarik untuk diteliti. Mewakilkan opini melalui perangkat elektronik
menjadi suatu bidang penelitian yang patut diperhitungkan dan mendorong penulis
untuk mencoba mengangkatnya menjadi kajian peneltian.
B. Rumusan masalah
Uraian
gejala-gejala pada latar belakang di atas, menunjukkan adanya permasalahan
dalam proses komunikasi yang berlangsung pada mailing list UNHAS-ML yaitu dilibatkannya emosi negatif yang
tecermin melalui pemilihan kata yang kurang “simpatik” untuk dibaca.
Penelitian ini akan mencoba mengaitkan hal
tersebut di atas dengan jenis-jenis proximity. Jenis-jenis proximity yang akan
dibahas adalah kedekatan budaya, kedekatan psikologis, kedekatan sosial, dan
kedekatan politis.
Berdasarkan identifikasi masalah di
atas, penulis mengkonsentrasikan penelitian pada tiga pertanyaan terpilih yaitu
:
- Peristiwa dan isu-isu apa sajakah menjadi topik
perdebatan yang mengandung sosioemosi ketegangan di mailing list UNHAS-ML?
- Seberapa besarkah faktor proximity dan faktor
apakah yang dominan mempengaruhi minat anggota grup dalam menanggapi suatu
pesan?
- Seberapa besarkah faktor proximity mempengaruhi
keberpihakan seorang anggota grup dalam menanggapi isi e-mail anggota yang
lain?
C. Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Menjelaskan
topik-topik yang dominan menjadi topik perdebatan di mailing list UNHAS-ML.
2. Menggambarkan pengaruh dan faktor proximity
yang dominan mempengaruhi minat para
anggota grup menanggapi suatu pesan.
3. Menggambarkan faktor-faktor proximity yang
mempengaruhi keberpihakan para anggota grup terhadap isi pesan.
Penelitian ini
juga diharapkan memiliki kegunaan :
1. Secara teoretis.
a. Diharapkan dapat menambah dan memperluas
wawasan keilmuan khususnya dalam kajian
teknologi komunikasi
b. Pengembangan
ilmu komunikasi pada umumnya dan penelitian dimasa depan.
2. Secara
praktis :
Diharapkan dapat memberi masukan
yang bermanfaat bagi mailing list Unhas yang berperan sangat besar sebagai
sarana komunikasi dan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, AS. 1990. Manusia dan Informasi. Lembaga Penerbitan
Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang
Bulaeng. Andi. 2000. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer.
Hasanuddin University Press, Makassar
Bulaeng, Andi. 2002. Teori Manejemen Riset Komunikasi. Narendra,
Jakarta
B.S.Gill. 2001. Pengetahuan Komputer dan Internet (on line), (http://.www.putera.com/artikel/umum,
diakses 10 Mei 2002)
Cangara, H. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Curran, J, Gurevitch, M. 1994. Mass Media and Society. Chapmar and Hall.
Inc.
Eriyanto. 2003. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKis Yogyakarta
Ecip, S. Sutiono. 1990. Studi Proximity dalam Relevansinya dengan
Proses Keredaksian Surat Kabar Indonesia 1990/1991. Fakultas Pascasarjana Unhas
Fisher, Aubrey.b. 1986. Perspective on Human Communication
(Translation edition). CV. Remaja Karya, Bandung
Hasmadi. Apakah Internet (on line), (http://www.geocities.com/Heartland/Prairie/ 6892/internet.htm,
diakses 10 Mei 2002)
Herbert, John. 2000. Journalism in The Digital Age. Reed
Educational and Professional Publishing Ltd
Kim, Yun, Young dan B. Gudykunst, W. 1992. Communicating With
Strangers: An Approach to Intercultural Communication. McGraw-Hill. Inc. All
Right reserved. Printed in USA
Little John, S.W. 1995. Theories of Human Communication (fifth
edition). Wadsworth publishing Company, Belmont
California
LaQuey, Tracy. Pedoman Bagi Pemula Untuk Memasuki Jaringan Global. (On
line)
Lorimer, Rowland. 1994. Mass Communication: A Comparative Introduction.
RedwoodBooks, Tronbridge
Mahpuddin, 2002. Pengaruh Media Massa Terhadap Kedasaran Integratif
Khalayak di Makassar (Thesis). Program Pascasarjana Unhas
McQuail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi
Massa. Diterjemahkan oleh Agus Darma dan Aminuddin Ram. Erlangga, Jakarta
Moleong, L.J. 2000. Metode Penelitian
Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Mulyana, D dan Rahmat, J. 2000. Komunikasi
Antar Budaya. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Nugroho, Y. 2000. Globalisasi, Teknologi
Informasi dan Perubahan Sosial (On line),
(http://www.elsppat.or.id/26-artikel02.htm, diakses 22
April 2002
Onno.W.Purbo.2003. Filosofi Naif Kehidupan
Dunia Cyber. Penerbit Republika
Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin,
2001. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi. Makassar
Rahmat, J. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Ruben D, Brent, 1992. Communication and Human Behaviour. Third Edition.
Prentice- Hall, Inc A Simon Schuster Company, New Jersey
Rogers, M. Everett. 1986. Communication Techonology; The New Media in
Society. New York. The Free Press
Shoemaker, J. Pamela dan Stephen D. Reese. 1996. Mediating The
Message; Theories of Influences on Mass
Media Content. Longman Publishers USA
Singarimbun , M. dan Effendi, S (Ed). 1995. Metode Penelitian Survai.
LP3S, Jakarta
Sudibyo, A. 2001. Politik Media
dan Pertarungan Wacana. LkiS. Yogyakarta
Sugiono. 2000. Statistik Untuk
Penelitian. CV. Alfabeta, Jakarta
Sunaryo, S. Doejarsih. 1990. Pengantar Ilmu Komunikasi. Liberty.
Yogyakarta
Supratikaya, A. 1995. Komunikasi
Antar Pribadi. Kanisius. Yogyakarta
Susanto, S. Astrid. 1980. Komunikasi
Massa 2. Binacipta, Jakarta
Suyanto, Agus. 1991. Psikologi Kepribadian. Bumi Aksara. Jakarta
Wilson, Stan Le Roy. 1992. Mass Media/Mass Culture. New York Times Company
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar