Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Rabu, 19 Desember 2012

PTK SMP 184 PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI TATA BUSANA

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI TATA BUSANA
KELS IX C SMP ........................

ABSTRAK


Penggunaan Media Alat Peraga untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Tata Busana Kels IX C SMP ........................


Tujuan dari diaksanakannya peneitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Langkah-langkah penggunaan media alat peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012; (2) Besarnya peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus pada semester gasal. Penelitian dilaksanakan di kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter. Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif, dengan jumlah sampel siswa 30 anak.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) Pelaksanaan pembelajaran tata busana dengan media alat peraga dilaksanakan dengan multi media yang menyajikan gambar diam dan bergerak (video). Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan gambar diam dan bergerak untuk dua tahap penting, yaitu: (a) Tahap pengantar, dimana gGambar diam dan bergerak digunakan untuk menyajikan berbagai fakta sebelum diberikan konsep pembelajaran; (b) Tahap konsep, dimana gambar dan video digunakan untuk membantu menjelaskan konsep secara visual; (2) Penggunaan media alat peraga dipadukan dengan metode diskusi dan pengulangan konsep-konsep penting dalam setiap sesinya oleh guru; (3) Penggunaan media alat peraga yang memanfaatkan multi media dapat meningkatkan penguasaan materi siswa dalam bidang tata busana, yang diindikasikan dengan tercapainya target nilai dan KKM yang ditetapkan guru pada siklu II.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Bidang studi Tata Busana sampai saat ini masih menjadi masalah bagi siswa, dimana tidak banyak siswa yang dapat memperagakan pelatihan sendiri di rumah, sedangkan materi tata busana menuntut banyak adanya praktikum atau peragaan. Sebagai dampaknya, pembelajaran tata busana hanya menjadi hafalan, dan siswa kurang mampu mengetahui berbagai proses implementasi konsep dalam praktek nyata. Berdasarkan hasil wawancara survay awal yang dilakukan pada sejumlah siswa kelas IX C, sebagai dampak dari hal tersebut adalah sulitnya siswa mengerjakan test dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam bidang tata busana. Hal ini juga dapat dilihat dari angka ketuntasan belajar siswa Kelas IX C di SMP ........................, di mana dari 30 anak yang ada, baru 16 anak atau 53,3% siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa bidang studi Tata Busana merupakan bidang studi yang sulit dan perlu mendapat perhatian khusus dari pendidik.
Bidang studi tata busana pada banyak melibatkan aspek-aspek visual yang menlibatkan indera pengihatan secara maksimal, seperti dalam materi tentang pemotongan kain, pembuatan pola pakaian, dan lainnya. Guru tata busana perlu untuk memiliki kemampuan atau  menggunakan media tertentu dalam menyampaikan informasi-informasi atau pengetahuan-pengetahuan yang dapat memberikan kejelasan bagi siswa, sehingga konsep-konsep yang seharusnya perlu melibatkan indera penglihatan dapat disampaikan secara optimal. Dengan demikian, maka dalam pembelajaran tata busana perlu dilakukan penggunaan media pembelajaran yang mampu memberikan gambaran yang jelas pada siswa terkait dengan visualisasi konsep, visualisasi proses, maupun visualisasi output pada siswa.
Pandangan tentang perlunya penggunaan media pembelajaran mengacu pada konsep yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang mengandung lima komponen yaitu komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Media pembeajaran merupakan salah satu komponen yang peru diperhatikan untuk mendukung tercapainya komunikasi yang efektif dari pendidik kepada siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar (Santyasa, 2007). Ha ini juga sesuai dengan penjeasan dari Criticos (1996) yang mengemukakan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai sarana pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.
Alat peraga sifatnya lebih mampu memberikan pengalaman riil kepada siswa karena siswa dapat melihat, merasakan dan meraba alat peraga yang digunakan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Dale tentang kerucut pengalaman sebagaimana dikutip oleh Hamalik (1996) yang menjelaskan bahwa pengalaman berlangsung  dari tingkat yang konkrit naik menuju tingkat yang lebih abstrak.  Alasan lain adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Yulinda (2001) bahwa dalam pembelajaran Tata Busana selama ini dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep-konsep semata. Siswa banyak mengalami kesulitan belajar Tata Busana di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep Tata Busana, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan Tata Busana dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Tata Busana di kelas perlu ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep Tata Busana dengan pengalaman anak sehari-hari. Alasan lain khusnya terkait dengan materi  tata busana, materi ini merupakan materi yang lebih berhubungan dengan hal yang bersifat konkrit, yaitu membahas tentang berbagai konsep pakaian (fashion) yang banyak dijumpai daam kehidupan nyata. Dengan demikian, maka media pembelajaran diyakini cukup relevan untuk mendukung proses pembeajaran tata busana pada siswa.
Alat peraga yang digunakan merupakan benda-benda tiruan yang memiiki bentuk sesuai dengan benda aslinya. Kesesuaian yang dimaksud bukanah selalu sama persis dengan aslinya, akan tetapi lebih ditekankan pada kesesuaian elemen-elemen yang berperan dalam memberikan bentuk benda. Media benda konkrit dapat membantu siswa berfikir secara konkrit menuju pada tahap berfikir secara abstrak. Hal ini terjadi karena melalui media benda konkrit maka pendidik dapat menyampaikan tentang unsur-unsur yang menyusunnya dan bagaimana mematematisasi unsur-unsur tersebut untuk proses perhitungan yang bersifat abstrak.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Alat Peraga untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Tata Busana Pada Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter”.

B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1.    Bagaimanakah penggunaan media alat peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012?”
2.    Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga?

C.   Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diaksanakannya peneitian ini adalah untuk mengetahui:
1.    Langkah-langkah penggunaan media alat peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012.
2.    Besarnya peningkatan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga.

D.  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang penggunaan alat peraga dalam bidang studi Tata Busana.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai barikut:
a. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat  memberikan sumbangan pemikiran kepada guru tentang cara pembelajaran dengan menggunakan media konkrit untuk materi tata busana.
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kekayaan referensi tentang strategi pembelajaran dalam bidang studi Tata Busana.

DAFTAR PUSTAKA

Zulkiyah Ahmad. 2009.  Problematika Pembelajaran Keterampilan Tata Busana. www.azizgr.blogspot.com
Arief S .Sadiman. 1986. Media Pendidikan,  Jakarta: Rajawali
Ari Asnaldi. 2008. Teori-Teori Belajar Proses Perubahan. www.multiply.com
Criticos, C. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.
Heru Subiyantoro. 2008. Hasil Belajar dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. FIP. UM.
Ingridwati Kurnia. 2007. Perkembangan belajar Peserta DidKi. Jakarta: Dirjen Dikti Departeman Pendidikan Nasional.
I Wayan Santyasa. 2007. Media Pembelajaran. Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan. Pada tanggal 10 Januari 2007 . Bandung: Universitas Ganesha
Moedjiono. 1981. Media pendidikan III: Cara pembukaan media pendidikan. Jakarta: P3G. Depdikbud.
Oemar Hamalik. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka martina
Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.
 Surachman, 1992. Pengajaran Inquiry. Jakarta: Rineka Cipta
Efraim, Turban. (1995). Decision support systems and expert system (4th ed.). Prentice-Hall International, Inc.
Ahmad Ochan, 2010. Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Rineka Cipta
Wina Senjaya. 2008. Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Soedanyo, 1990. Pembelajaran Inquiry.  Bandung: Rosda Karya

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites