PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK
MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI TATA BUSANA
KELS IX C SMP ........................
ABSTRAK
Penggunaan
Media Alat Peraga untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Tata Busana Kels IX C
SMP ........................
Tujuan dari
diaksanakannya peneitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Langkah-langkah
penggunaan media alat
peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada
siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012; (2) Besarnya peningkatan prestasi
belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga.
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus pada semester gasal.
Penelitian dilaksanakan di kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter. Analisis data
dilakukan dengan metode kualitatif, dengan jumlah sampel siswa 30 anak.
Hasil penelitian adalah sebagai
berikut (1) Pelaksanaan pembelajaran tata busana dengan media alat peraga
dilaksanakan dengan multi media yang menyajikan gambar diam dan bergerak
(video). Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan gambar diam dan bergerak
untuk dua tahap penting, yaitu: (a) Tahap pengantar, dimana gGambar diam dan
bergerak digunakan untuk menyajikan berbagai fakta sebelum diberikan konsep
pembelajaran; (b) Tahap konsep, dimana gambar dan video digunakan untuk
membantu menjelaskan konsep secara visual; (2) Penggunaan media alat peraga
dipadukan dengan metode diskusi dan pengulangan konsep-konsep penting dalam
setiap sesinya oleh guru; (3) Penggunaan media alat peraga yang memanfaatkan
multi media dapat meningkatkan penguasaan materi siswa dalam bidang tata
busana, yang diindikasikan dengan tercapainya target nilai dan KKM yang
ditetapkan guru pada siklu II.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang studi Tata Busana sampai saat ini masih
menjadi masalah bagi siswa, dimana tidak banyak siswa yang dapat memperagakan
pelatihan sendiri di rumah, sedangkan materi tata busana menuntut banyak adanya
praktikum atau peragaan. Sebagai dampaknya, pembelajaran tata busana hanya
menjadi hafalan, dan siswa kurang mampu mengetahui berbagai proses implementasi
konsep dalam praktek nyata. Berdasarkan hasil wawancara survay awal yang
dilakukan pada sejumlah siswa kelas IX C, sebagai dampak dari hal tersebut
adalah sulitnya siswa mengerjakan test dan menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam bidang tata busana. Hal ini juga dapat dilihat
dari angka ketuntasan belajar siswa Kelas IX C di SMP ........................, di mana
dari 30
anak yang ada, baru 16
anak atau 53,3%
siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa bidang
studi Tata Busana merupakan bidang studi yang sulit dan perlu mendapat perhatian khusus dari pendidik.
Bidang studi tata
busana pada banyak melibatkan aspek-aspek visual yang menlibatkan indera
pengihatan secara maksimal, seperti dalam materi tentang pemotongan kain,
pembuatan pola pakaian, dan lainnya. Guru tata busana perlu untuk memiliki
kemampuan atau menggunakan media
tertentu dalam menyampaikan informasi-informasi atau pengetahuan-pengetahuan yang
dapat memberikan kejelasan bagi siswa, sehingga konsep-konsep yang seharusnya
perlu melibatkan indera penglihatan dapat disampaikan secara optimal. Dengan
demikian, maka dalam pembelajaran tata busana perlu dilakukan penggunaan media
pembelajaran yang mampu memberikan gambaran yang jelas pada siswa terkait
dengan visualisasi konsep, visualisasi proses, maupun visualisasi output pada
siswa.
Pandangan tentang perlunya penggunaan media pembelajaran mengacu pada
konsep yang menjelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
yang mengandung lima komponen yaitu komunikasi, guru (komunikator), bahan
pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Media pembeajaran merupakan salah satu komponen yang peru diperhatikan untuk
mendukung tercapainya komunikasi yang efektif dari pendidik kepada siswa. Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,
dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar
(Santyasa, 2007). Ha ini
juga sesuai dengan penjeasan dari Criticos (1996) yang mengemukakan bahwa media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai sarana pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan.
Alat peraga sifatnya lebih mampu memberikan pengalaman riil kepada
siswa karena siswa dapat melihat, merasakan dan meraba alat peraga yang
digunakan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Dale tentang kerucut pengalaman
sebagaimana dikutip oleh Hamalik (1996) yang menjelaskan bahwa pengalaman
berlangsung dari tingkat yang konkrit
naik menuju tingkat yang lebih abstrak. Alasan lain adalah sebagaimana yang dikemukakan
oleh Yulinda (2001)
bahwa dalam pembelajaran Tata Busana selama ini dunia nyata hanya dijadikan
tempat mengaplikasikan konsep-konsep
semata. Siswa banyak mengalami kesulitan belajar Tata Busana di
kelas. Akibatnya, siswa
kurang menghayati atau memahami konsep-konsep Tata Busana, dan siswa mengalami
kesulitan untuk mengaplikasikan Tata Busana dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Tata Busana di kelas perlu ditekankan
pada keterkaitan antara konsep-konsep Tata Busana dengan pengalaman anak sehari-hari.
Alasan lain khusnya terkait dengan materi tata
busana, materi ini merupakan materi yang lebih berhubungan
dengan hal yang bersifat konkrit, yaitu membahas tentang berbagai konsep pakaian (fashion) yang banyak dijumpai daam kehidupan nyata. Dengan demikian,
maka media pembelajaran
diyakini cukup relevan untuk mendukung proses pembeajaran tata busana pada siswa.
Alat peraga yang digunakan merupakan benda-benda tiruan yang memiiki bentuk
sesuai dengan benda aslinya. Kesesuaian yang dimaksud bukanah selalu sama
persis dengan aslinya, akan tetapi lebih ditekankan pada kesesuaian
elemen-elemen yang berperan dalam memberikan bentuk benda. Media benda konkrit
dapat membantu siswa berfikir secara konkrit menuju pada tahap berfikir secara
abstrak. Hal ini terjadi karena melalui media benda konkrit maka pendidik dapat
menyampaikan tentang unsur-unsur yang menyusunnya dan bagaimana mematematisasi
unsur-unsur tersebut untuk proses perhitungan yang bersifat abstrak.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengadakan
penelitian dengan judul “Penggunaan Media Alat Peraga untuk
Meningkatkan Penguasaan Materi Tata
Busana Pada Siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter”.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah
penggunaan media alat
peraga untuk meningkatkan penguasaan materi Tata Busana pada
siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012?”
2. Bagaimanakah peningkatan prestasi
belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari diaksanakannya peneitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Langkah-langkah penggunaan media alat peraga untuk
meningkatkan penguasaan materi Tata
Busana pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 3 Nguter tahun pelajaran 2011/2012.
2. Besarnya peningkatan prestasi
belajar yang dicapai siswa setelah penggunaan media alat peraga.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil
penelitian diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan tentang penggunaan
alat peraga dalam bidang studi Tata Busana.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai barikut:
a. Bagi Guru
Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru tentang
cara pembelajaran dengan menggunakan media konkrit untuk materi tata busana.
b. Bagi sekolah
Hasil
penelitian diharapkan dapat
menambah kekayaan referensi tentang strategi pembelajaran dalam bidang studi Tata
Busana.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S .Sadiman. 1986. Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali
Ari Asnaldi. 2008. Teori-Teori Belajar Proses Perubahan. www.multiply.com
Criticos, C. 1996.
Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology,
2nd
edition. New York: Elsevier Science, Inc.
Heru Subiyantoro. 2008. Hasil Belajar
dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, H.,
Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta
mengajar. FIP. UM.
Ingridwati Kurnia. 2007. Perkembangan belajar Peserta DidKi. Jakarta:
Dirjen Dikti Departeman Pendidikan Nasional.
I Wayan Santyasa. 2007. Media
Pembelajaran. Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar
Angkan. Pada tanggal 10 Januari 2007
. Bandung: Universitas Ganesha
Moedjiono. 1981. Media
pendidikan III: Cara pembukaan media pendidikan. Jakarta: P3G. Depdikbud.
Oemar Hamalik. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka
martina
Slametto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Sadiman, A.S. 1986.
Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.
Surachman, 1992. Pengajaran Inquiry. Jakarta: Rineka
Cipta
Efraim, Turban. (1995). Decision support systems and expert system (4th ed.). Prentice-Hall International, Inc.
Ahmad Ochan, 2010. Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Rineka Cipta
Wina Senjaya. 2008. Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Soedanyo, 1990. Pembelajaran Inquiry.
Bandung: Rosda Karya
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar