IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
TATA BUSANA SISWA KELAS VIII A
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses uatama dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Menyadari pentingnya proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan
swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui
berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan
sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi
guru dan tenaga kependidikan lainnya. Akan tetapi, pada kenyataannya upaya pemerintah
tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Menurut
Direktur Pendidikan Menengah dan Umum, Umaedi (1999: 1), salah satu indikator
kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai
bidang studi pada jenjang SD, SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan
yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada
beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil. Indikator lainnya
adalah banyak siswa yang telah lulus dari lembaga pendidikan atau sekolah
menjadi pengangguran, tidak siap untuk menjadi warga negera yang bertanggung
jawab dan produktif, sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara serta akhirnya mendorong terjadinya instabilitas nasional, baik dalam
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
Kondisi tersebut, permasalahan pokoknya adalah para siswa yang merupakan produk
sistem pendidikan yang diselenggarakan tidak berfokus pada mutu (Nurochim,
2007: 1).
Salah satu faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu
pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil adalah strategi pembangunan
pendidikan selama ini lebih bersifat input
oriented. Strategi yang demikian merupakan strategi yang lebih bersandar
kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti
penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana
pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara
otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran)
yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang
diperkenalkan oleh teori education
production function (Hanushek, 1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga
pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan
industri (Umaedi 1999: 2).
Selama ini proses pembelajaran tata busana di SMP Negeri 3 Nguter masih
dikembangkan secara konvensional, yaitu dengan pendekatan yang berbasis pada
aktifitas guru, dimana siswa hanya pasif mendengarkan dan menerima pengetahuan
dari guru. Strategi ceramah dilaksanakan secara monotone, sehingga dianggap
menjenuhkan bagi siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa
lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang mereka butuhkan. Hasil belajarpun
masih sangat rendah. Nilai penguasaan materi tata boga rata-rata dibawah 7,0.,
dengan ketuntasan belajar yang juga
masih dibawah 70%, sedangkan target KKM yang ditetapkan guru adalah 75% siswa
tuntas belajar. Hasil wawancara yang dilakukan kepada sejumlah siswa
menunjukkan bahwa mayoritas siswa jenuh dengan proses pembelajaran tata busana,
lebih banyak mengantuk, dan kurang berminat dengan pembelajaran tata busana.
Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya inovasi proses pembelajaran yang
bersifat mampu meningkatkan antusias siswa, serta efektif dalam penyampaian pengalaman dan pengetahuan dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan atas uraian tersebut, maka dianggap perlu untuk
dilaksanakannya penelitian tindakan kelas yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Inquiry Berbasis Teknologi Informasi
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Tata Busana Siswa Kelas VIII A.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
atas latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi adanya
permasalahan sebagai berikut:
1. Selama
ini proses pembelajaran tata busana di SMP Negeri 3 Nguter masih dikembangkan
secara konvensional, yaitu dengan pendekatan yang berbasis pada aktifitas guru,
dimana siswa hanya pasif mendengarkan dan menerima pengetahuan dari guru.
2. Siswa
banyak mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran tata busana didalam kelas.
3. Penguasaan
materi tata boga rata-rata dibawah 7,0., dengan
ketuntasan belajar yang juga masih dibawah 70%, sedangkan target KKM
yang ditetapkan guru adalah 75% siswa tuntas belajar.
C. Pembatasan Masalah
Pelaksanaan
penelitian ini terbatas pada masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Proses pelaksanaan pembelajaran tata busana dengan
model pembelajaran inquiry berbasis
teknologi informasi internet pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Nguter.
2.
Peningkatan prestasi belajar siswa yang dicapai setelah
dikembangkan model pembelajaran inquiry
berbasis teknologi informasi internet pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3
Nguter.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang
telah diuraikan, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimanakan proses pelaksanaan pembelajaran inquiry berbasis teknologi informasi
internet dalam pembelajaran tata busana untuk siswa kelas VIII A SMP Negeri 3
Nguter?
2.
Seberapa besarkah peningkatan prestasi yang dicapai
siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Nguter dalam pembelajaran tata busana setelah
dikembangkan proses pembelajaran inquiry
berbasis teknologi informasi internet dalam pembelajaran tata busana?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a.
Deskripsi tentang proses pelaksanaan pembelajaran inquiry berbasis teknologi informasi
internet dalam pembelajaran tata busana untuk siswa kelas VIII A SMP Negeri 3
Nguter.
b.
Deskripsi tentang besarnya peningkatan prestasi yang
dicapai siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Nguter dalam pembelajaran tata busana
setelah dikembangkan proses pembelajaran inquiry
berbasis teknologi informasi internet dalam pembelajaran tata busana.
2.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:
1) Manfaat
Teoretis
Hasil
penelitian diharapkan mampu meningkatkan khasanah pengetahuan dibidang teknologi
kependidikan, khususnya terkait dengan pengembangan model pembelajaran inquiry untuk
bidang studi tata busana.
2) Manfaat
Praktis
a) Bagi
guru
Hasil penelitian diharapkan
dapat menjadi masukan bagi guru untuk terkait dengan sistematika proses
pembelajaran inquiry yang sesuai dengan kondisi guru dan siswa di kelas.
b) Bagi
siswa
Hasil
penelitian yang dilaksanakan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas belajar siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam bidang studi tata busana.
c) Bagi
sekolah
Hasil
penelitian diharapkan dapat memberi masukan pada sekolah untuk dikembangkannya
teknologi pembelajaran yang efektif dan efisien serta berhasil guna dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah, dalam rangka meningkatkan kualitas output
sekolah.
F.
Cara Pemecahan Masalah
Dalam rangka meningkatkan perbaikan proses pembelajaran tata busana dimana selama ini siswa masih kurang
secara aktif terlibat dalam kegiatan berfikir saat proses pembelajaran dan
siswa mengalami kejenuhan karena hanya mendengarkan ceramah guru, maka hal ini dapat
disisasati dengan penggunaan pendekatan inkuiri berbasis teknologi informasi internet yang diyakini mampu meningkatkan
aktivitas dan keterlibatan siswa saat proses pembelajaran dan meningkatkan minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Guna menemukan langkah pelaksanaan model pembelajaran inkuiri yang terbaik, dilakukan dengan prosedur siklus, yang dalam penelitian
ini dilaksanakan 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. SIklus 1 merupakan pelaksanaan proses pembelajraan
inkuiri tahap awal sebagai bentuk perbaikan atas proses pembelajaran sebelumnya, sedangkan
siklus 2 merupakan tahap perbaikan atas siklus 1 yang dilaksanakan dengan cara mempertahankan
aspek-aspek yang menguntungkan selama pelaksanaan siklus 1 dan menghilangkan
aspek-aspek yang merugikan selama pelaksanaan siklus 1, serta dilaksanakannya
perbaikan-perbaikan atas kendala-kendala yang muncu dalam siklus1. Melalui
prosedur siklus, maka proses pembelajaran inkuiri akan benar-benar sesuai
dengan kondisi siswa dan guru, serta ditemukan proses pembelajaran yang paling
efektif dan berhasil dalam rangka meningkatkan prestasi siswa untuk
pembelajaran tata busana di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Umedi, 1999. Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah
Umum, Depdikbud
Made Pidarta, 1983. Management
Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara,
_______, 2004. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan terbitan UNESCO,
Jakarta: Logos
Nurochim. Peningkatan
Mutu Sekolah. online. http://nurochim.multiply.com/journal/ item/1
Hanusek, Eric. 1981. Why Quality
Metter in Education. New York: Harvard University
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta
Carin
and Sund, 1980. Teaching Science Through.
Discovery. Fourth Edition. Charles Merry. Publishing Co. Ohio. Coburn
Surachman, 1992. Pengajaran
Inquiry. Jakarta: Rineka Cipta
Efraim, Turban. (1995). Decision support systems and expert system
(4th ed.). Prentice-Hall
International, Inc.
Ahmad Ochan, 2010. Pelaksanaan Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: Rineka Cipta
Wina Senjaya. 2008. Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Soedanyo, 1990. Pembelajaran
Inquiry. Bandung: Rosda Kary
Wina Senjaya. 2008. Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Soedanyo, 1990. Pembelajaran
Inquiry. Bandung: Rosda Karya
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap
(Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar