MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI
PENDEKATAN CTL PADA
KELAS IX – B SMP NEGERI 1 WADO
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam peraturan
pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB V
Standar Kompetensi Lulusan Pasal 25 ayat (3) dijelaskan bahwa kompetensi
lulusan untuk mata pelajaran bahasa (termasuk bahasa Indonesia) menekankan
kepada kemampuan membaca dan menulis yang sesuai dengan jenjang pendidikan.
Dalam hal membaca, pada akhir pendidikan di SMP/MTs, peserta didik diharapkan
telah membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan tiga buku nonsastra.
Pelaksanaan tentang
standar isi dan standar kelulusan diatur dalam peraturan pemerintah No. 24
tahun 2006 mengenai panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Silabus Bahasa Indonesia. Dalam bab pendahuluan dikemukakan bahwa Bahasa
Indonesia merupakan sarana komunikasi dan sastra merupakan salah satu hasil
budaya yang menggunakan bahasa sebagai sarana kreativitas. Oleh karena itu
bahasa dan sastra Indonesia seharusnya diajarkan kepada siswa melalui
pendekatan yang sesuai menekankan aspek kinerja atau keterampilan berbahasa dan
fungsi bahasa adalah pendekatan komunikatif, sedangkan pendekatan pembelajaran
sastra yang menekankan apresiasi sastra adalah apresiatif.
Dalam kehidupan
sehari-hari, bahasa adalah alat komunikasi untuk berbagai keperluan, baik
secara lisan maupun tertulis. Pada saat pelaksanaannya tentu harus mengikuti
aturan-aturan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
Sementara itu,
sastra adalah satu bentuk sistem karya seni yang menggunakan media bahasa.
Sastra ada yang untuk di baca, dinikmati dan dipahami serta untuk dimanfaatkan
sebagai pengembangan wawasan dalam kehidupan. Jadi pembelajaran sastra
seharusnya ditekankan pada kenyataan bahwa sastra merupakan salah satu bentuk
seni yang dapat diapresiasi. Oleh karena itu, pembelajaran sastra harus
bersifat apresiatif.
Kenyataan di
sekolah tidak setiap siswa menyukai sastra, lebih-lebih menulis sastra dalam
bentuk cerpen. Banyak siswa beranggapan bahwa menulis atau berkarya di bidang
sastra adalah bakat. Kenyataan inilah yang menjadi motivasi kami untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas, sehingga anggapan siswa pada umumnya
ini sedikit demi sedikit dapat ditepis. Selain itu adalah sudah kewajiban guru
untuk mengupayakan jalan keluar agar siswa mencintai sastra, lebih jauhnya lagi
menguasai.
Seperti dijelaskan
di atas bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia diantaranya materi yang harus
dikuasai untuk menumbuhkan pemahaman keanekagaraman budaya Indonesia melalui
khasanah kesastraan Indonesia adalah pembelajaran mengarang. Salah satunya
tertera pada Kompetensi Dasar. Menulis
kembali cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami (8.2).
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Masalah
adalah kesulitan yang menuntut pencarian jalan keluar untuk penyelesaiannya.
Hal yang sedang dihadapi perlu dirumuskan agar jelas maka berdasarkan uraian
pada latar belakang di atas, penulis merumuskannya sebagai berikut:
1. Apakah siswa mampu mengembangkan ungkapan
sebagai sumber tema dalam cerpen?
2. Apakah pendekatan CTL efektif sebagai
pendekatan kegiatan pembelajaran menulis cerpen?
1.2.1 Batasan Masalah
Agar
masalah yang diteliti ruang lingkupnya tidak luas, maka penulisan membatasi
hanya pada pembelajaran keterampilan menulis cerpen pengembangan ungkapan.
Adapun yang digunakan adalah pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).
1.3 Tujuan penelitian
Sesuai dengan
perumusan dan pembatasan masalah maka penulis menetapkan tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui pemahaman siswa dalam
menulis karangan bentuk narasi.
b. Untuk mengetahui efektivitas ungkapan sebagai
bahan inspirasi pembuatan cerpen.
c. Untuk efektivitas pendekatan CTL pada
pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis.
d. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa
saat mengarang bentuk cerpen serta mencari jalan keluarnya.
e. Untuk menambahkan wawasan guru dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
ini menyampaikan teman-teman yang terdapat saat berlangsung KBM, dan
mendeskripsikan hasil analisis cerpen dengan metode pengembangan ungkapan, menggunakan pendekatan CTL.
Kami sebagai peneliti berharap penelitian ini bermanfaat, baik bagi siswa
maupun guru demi tercapainya cita-cita luhur yang mencerdaskan bangsa.
Menurut pendapat
kami hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru juga sekolah.
1.4.1 Manfaat bagi Siswa
a. Siswa dapat mengungkapkan pengalaman,
gagasan, pesan, perasaan, sesuai kebutuhan;
b. Siswa mampu menulis cerpen berdasarkan
peristiwa yang dialaminya dengan mempertahankan unsure intrinsic dalam karya
sastra
c. Melalui pendekatan CTL, siswa terbiasa
bertukar pikiran dalam memecahkan permasalah yang dihadapi dengan kegiatan
belajar yang bermakna dan menyenangkan.
1.4.2 Adapun manfaat bagi guru, diantaranya adalah:
a. Guru dapat melakukan pendekatan yang lebih
tepat pada pendekatan KBM;
b. Guru dapat mengetahui bakat siswa dalam
menulis, khususnya menulis cerpen sumber tema ungkapan.
c. Guru dapat mengetahui keunggulan dan
kelemahan pendekatan CTL dalam pembelajaran menulis.
d. Guru dapat menemukan variasi belajar yang
kreatif dan inovatif.
1.4.3 Dan manfaat bagi sekolah
a. Menciptakan budaya meneliti kalangan guru,
sehingga diharapkan profesionalisme guru lebih meningkat.
b. Sekolah akan makin maju bila guru dan siswa
berdaya optimal
c. Sekolah akan lebih bermutu bila guru-guru
profesional
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word), hubungi :
08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar