MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
STAD PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR NEGERI
7 BATUR TAHUN 2007/2008
ABSTRAK
Berbagai
dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut
seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan
perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang
diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative
learning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya.
Jadi, sistem pengajaran cooperative
learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok
(Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung
jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok.
Penelitian
ini berdasarkan permasalahan: (a) Apalah pembelajaran kooperatif model STAD
dapat meningkatkan prestasi hasil belajar ilmu pengetahuan sosial? (b) Seberapa
tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model STAD?
Tujuan
dari penelitian ini adalah: (a) Untuk mengungkap prestasi hasil pembelajaran
kooperatif model STAD terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. (b) Ingin
mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model STAD.
Penelitian
ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas 6
SDN 7 Batur Tahun Pelajaran 2007/2008 Data yang diperoleh berupa hasil tes
formatif, lembar observasi kegiatan
belajar mengajar.
Dari
hasil analisa didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan
dari siklus I samai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II (75,00%),
siklus III (89,29%).
Simpulan
dari penelitian ini adalah metode kooperatif model STAD dapat berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas 6 SDN 7 Batur, serta model pembelajaran ini dapat digunakan
sebagai salah satu alternative ilmu pengetahuan sosial.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada abad 21 ini, kita perlu
menelaah kembali praktik-praktik pembelejaran di sekolah-sekolah. Peranan yang
harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk
berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat
berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh
sekolah-sekolah.
Ada persepsi umum yang sudah
berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat.
Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar
dan menyodori siswwa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu
bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber
informasi. Lebih celka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan
menakuktkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar nilai-nilai tes
dan ujian yang tinggi.
Tampaknya, perlu adanya perubahan paradigma
dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah
seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa.
Siswa bukanlah sebuah botol ksong yang
bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh
guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju
siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya.
Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif
daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang member kesempatan kepada
anak didik untuk bekerjasama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang
terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini,
guru bertindak sebagai fasilitator.
Ada beberapa alasan penting mengapa
sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolahh-sekolah. Seiring
dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis
yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan
keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang
berubah dan berkembang pesat.
Sesungguhnya, bagi guru-guru di
negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering
menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa
disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja
dalam kelompok.
Sayangnya, metode kerja kelompok
sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negative memang
bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak
berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul
perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu
telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja kelompok yang
seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan
bekerja sama, justru bisa berakhir
dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai
penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadnag orang tua pun merasa
was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang
dianggap kurang seimbang.
Berbagai dampak negatif dalam
menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja
guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan
menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada
penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran cooperative
learning bisa didefinisikan sebagai kerja/ belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termauk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993),
yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi
personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Kekhawatiran bahwa semngat siswa
dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam penggunaan
metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang
dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan
belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong
royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu
kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas
individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan
usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya.
Dari latar belakang masalah
tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran
terstruktur dan pemberian balikan terhadap prestasi belajar siswa dengan
mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 SDN 7 Batur Tahun
Pelajaran 2007/2008”.
B.
Rumusan
Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang
di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Apakah pembelajaran kooperatif model STAD dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas 6 SDN 7
Batur tahun pelajaran 2007/2008?
2.
Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
model STAD pada siswa Kelas 6 SDN 7 Batur tahun pelajaran 2007/2008?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengungkap prestasi hasil pembelajaran kooperatif
model STAD terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas 6 SDN 7
Batur tahun pelajaran 2007/2008.
2.
Ingin mengetahui seberapa jauh permasalahan dan
penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya
pembelajaran kooperatif model STAD pada
siswa Kelas 6 SDN 7 Batur tahun pelajaran 2007/2008.
D.
Pentingnya
Penelitian
1.
Hasil dan temusan penelitian ini dapat memberikan
informasi tentang pembelajaran kooperatif model STAD dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial oleh guru Kelas 6 SDN 7 Batur tahun pelajaran 207/2008.
2.
Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
3.
Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4.
Siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih
sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam
mencapai tujuan belajar.
5.
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
peranan guru Ilmu Pengetahuan Sosial dalam meningkatkan pemahaman siswa belaajr
Ilmu Pengetahuan Sosial.
6.
Sumbangan pemikiran bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial.
E.
Definisi
Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi
terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Metode pembelajaran kooperatif model STAD adalah:
Suatu
pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk
menetapkan tujuan bersama.
2.
Motivasi belajar adalah:
Suatu
proses untuk meningkatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu.
3.
Prestasi belajar adalah:
Hasil
belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah
siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena
keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1.
Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas 6 SDN 7
Batur tahun pelajaran 2007/2008.
2.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli dan Agustus
semester satu tahun pelajaran 2007/2008.
3.
Materi Pokok Pembelajaran yang disampaikan adalah
Perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek
Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers.
Allin and Bacon, Inc. Boston.
Dayan, Anto. 1972. Pengantar Metode Statistik Deskriptif.
Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonmi.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Foster. Bob. 1999. Seribu Pena SLTP Kelas I. Jakarta:
Erlangga.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:
Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakart: PT.
Bumi Aksara.
Hasibuan. JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah
Penelitian/Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Murshell, James (-). Succesfull Teaching (teremahan).
Bandung: Jemmars.
Ngalim, Purwanto M. 1990, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Poerwadarminto. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Bina Ilmu.
Rustiyah, N.K. 1991., Kamus Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara.
Slameto, 1988. Evauasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran.
Jakarta: PAU-PPAL, Universitas Terbuka.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung:
Remaha Rosdaakrya.
Wetherington,
H.C, and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik
Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars
Untuk
mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word), hubungi :
08572
8000 963
0 komentar:
Posting Komentar