MENINGKATKAN
KUALITAS SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MELALUI
OPTIMALISASI KEGIATAN EVALUASI DIRI PADA
SMA SE SANGGAR 07 KOTA MADYA JAKARTA BARAT
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keberhasilan
dan kualitas lulusan selalu menjadi dambaan setiap lembaga pendidikan terutama
Lembaga Pendidikan Formal. Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan tersebut,
khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu
lebih disempurnakan dan ditinjau kembali pengajaran di berbagai jenjang.
Penyempurnaan tersebut dapat melalui perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
seperti kurikulum, strategi dan metode pengajaran, kualitas guru, buku sumber
(acuan) untuk guru dan siswa, sistem penilaian, pemberian beasiswa,
laboratorium, perpustakaan, serta kesejahtraan guru. Semua itu dilakukan agar
setiap komponen pendidikan dapat berfungsi dan berperan sebagaimana yang
diharapkan.
Fungsi
dan peran pendidikan akan meningkat, antara lain di sebabkan oleh professional,
dinamis ,dan kreatifnya guru- guru sehingga mampu mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu dari tahu menjadi tambah
tahu, dan ada keinginan untuk mendalaminya. Dalam kaitan dengan penelitian ini, guru harus memiliki berbagai
kemampuan dasar di dalam meengembakan potensi yang di miliki siswa. Kemampuan
tersebut di antaranya adalah menguasai materi pelajaran, mengetahui strategi
dan cara-cara mengajar ,serta mampu membuat alat evaluasi belajar siswa. Adapun
seorang siswa di tutut kesadaran kesiapan dan kesediaanya untuk menerima dan
melakssanakan tugas, baik intrakurikuler kokurikuler maupun ekstrakurikuler.
Dengan melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka tercermin pada diri guru dan
siswa suatu usaha yang optimal dalam rangka mencapai hasil belajar yang
diharapkan.
Rendahnya
mutu pendidikan memerlukan adanya perbaikan disegala aspek, baik menyangkut:
sarana, lingkungan pembelajaran, mutu guru dan sebagainya. Mutu guru khususnya
dalam keterampilan membuat alat evaluasi (tes) sangat diperlukan karena,
melalui evaluasi akan didapat informasi tentang: (1) bagaimana penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran yang diajarkan, (2) bagaimana kemampuan siswa
mengembangkan terhadap materi pelajaran, (3) apakah tingkat kemajuan siswa
sudah sesuai dengan program yang telah ditentukan, dan (4) bagaimana derajat
efisiensi dan keefektifan strategi pengajaran yang telah digunakan, baik itu
menyangkut metode maupun teknik mengajar (Arifin, 1988:5).
Informasi
yang diperoleh melalui evaluasi, merupakan umpan balik serta menjadi acuan
dalam memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga dapat
diperoleh hasil yang maksimal (Usman, 1992:9). Dengan demikian, pelaksanaan
evaluasi dalam proses pembelajaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal
senada diungkapkan oleh Purwanto (1984:4) bahwa dengan evaluasi diperoleh
informasi tentang: (1) kemajuan dan perkembangan siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu, (2) keberhasilan suatu
metode pengajaran yang digunakan oleh guru, dan (3) kekurangan atau kelemahan
dari hasil evaluasi yang selanjutnya dapat diusahakan untuk mencari
perbaikannya. Sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan pedoman atau bahan
informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan, baik oleh guru, kepala
sekolah, maupun pihak yang terkait. Mengingat evaluasi sangat penting dalam
pengambilan keputusan, maka guru sebagai evaluator dituntut kemampuan dan
keterampilannya dalam memilih dan mendesain alat evaluasi. Soal ujian merupakan
salah satu alat evaluasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar, misalnya
tes hasil belajar ataupun ujian akhir. Tes hasil belajar berisi seperangkat
pertanyaan yang disusun berdasarkan materi yang termuat dalam bahan ajar pada
mata pelajaran tertentu untuk mencapai kawasan perilaku yang telah ditentukan
dalam tujuan pembelajaran. Soal ujian tersebut dapat digunakan untuk memperoleh
informasi bagaimana tingkat keberhasilan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kelemahan/kekurangan dalam pemilihan strategi dan metode
pengajaran yang digunakan. Oleh karena itu, menurut Calengosi seperti dikutip
Arifin (1988:5) bahwa, soal ujian data yang paling sahih bagi penilaian
penguasaan terhadap tujuan belajar di kelas.
Dalam
penyusunan soal ujian , guru mengacu pada beberapa prinsip dan ayarat soal
ujian yang baik. Menurut Gronlund (1982:8-12), penyusunan soal ujian harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) tes hasil belajar hendaknya
mengukur secara jelas hasil belajar yang ditetapkan sesuai tujuan pembelajaran,
(2) tes hasil belajar hendaknya mengukur sampel yang representatif dan materi
pelajaran yang tercakup dalam program pengajaran, (3) tes hasil belajar
hendaknya mancakup jenis-jenis pertanyaan yang paling sesuai mengukur hasil
belajar yang diinginkan, (4) tes hasil belajar hendaknya direncanakan agar
hasilnya sesuai dengan tujuan dan fungsinya, dan (5) reliabilitas hasil belajar
diusahakan setinggi mungkin.
Jika
soal ujian mengacu pada prinsip-prinsip diatas , maka dapat dikatakan soal
ujian tersebut memiliki kualitas yang baik. Dengan demikian, informasi yang
diberikan oleh hasil ujian tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
yang tepat. Ketepatan dalam pengambilan keputusan sangat membantu guru untuk
mengantisipasi kekurangan dan kelemahan yang ada. Jika hal itu dilakukan oleh
setiap guru, maka dapat dijamin kualitas hasil belajar yang sesuai dengan
harapan.
Namun
kenyataannya belumlah demikian, di SMA di sanggar 07 Kota Madya Jakarta Barat
pada umumnya dalam pembuatan soal ujian sekolah tidak dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas, indeks daya beda dan tingkat kesukarannya. Dengan
demikian, tidak mempunyai dasar untuk mengatakan bahwa soal tersebut
berkualitas atau tidak, walaupun disatu sisi soal ujian tersebut telah disusun
berdasarkan standar kopetensi atau materi yang diajarkan dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tidak
dianalisisnya soal ujian sebelum digunakan sering kali menimbulkan interpretasi
dan persepsi yang negatif pada butir soal, sehingga terjadi ketidakwajaran
dalam jawaban siswa. Hal itu memberikan petunjuk bahwa butir-butir tersebut
kurang berkualitas, mengakibatkan informasi hasil belajar siswa kurang akurat
dan pada akhirnya akan melahirkan kesimpulan yang kurang tepat/sesuai apa yang
diharapkan.
Dalam
rangka pencarian solusi untuk meningkatkan kualitas soal untuk try out ujian
nasional di SMA sanggar 07 kota madya Jakarta Barat dapat digunakan dengan
mencari cara-cara langsung (perlakuan langsung terhadap guru), dan atau cara
tidak langsung. Cara langsung adalah dengan memberi perlakuan terhadap guru
sehingga dapat meningkatkan kualitas ujian buatannya. Cara langsung yang akan
ditempuh untuk meningkatkan kualitas soal try out ujian nasional buatan guru di
SMA se senggar 07 Kota Madya Jakarta Barat mengoptimalkan kegiatan evaluasi
diri terkait dengan pembuatan soal try out ujian nasional.
Evaluasi
diri adalah suatu teknik penilaian dimana guru diminta untuk menilai dirinya
sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya (Depdiknas,2006:27). Kompetensi tersebut adalah membuat soal try
out ujian nasional. Evaluasi diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian kompetensi kognitif misalnya: guru
diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat
soal try out ujian nasional. Evaluasi diri didasarkan atas kriteria atau acuan
yang telah disiapkan. Penilaian kompetensi efektif, misalnya, guru dapat
diminta untuk membuat soal try out ujian nasional sesuai dengan kemampuannya.
Selanjutnya, guru diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik,
guru dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah
dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penggunaan
teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian
seseorang. Keuntungan penggunaan evaluasi diri antara lain: (1) menumbuhkan
rasa percaya diri, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya
sendiri; (2) guru menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika
mereka melakukan penelitian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya; dan (3) mendorong, membiasakan, dan melatih guru
untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam
melakukan penilaian (Depdiknas, 2006:27).
Routman
(dalam Marhaeni.2005:51) mengatakan bahwa evaluasi diri merupakan analisis
terhadap sikap dan proses belajar. Informasi yang didapat tersebut, dapat
digunakan untuk meningkatkan perkembangan dan proses belajar berkelanjutan.
Lebih lanjut, O’alley dan Valdez Pierce (dalam Marhaeni, et.al 2005:4)
mengatakan bahwa “self-assessment is the
key to portfolio” tanpa adanya evaluasi diri,asesmen proses tidak dapat
dilakukan secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui evaluasi diri guru
dapat membangun pengetahuannya serta merencanakan dan memantau perkembangannya
apakah rute yang ditempuh telah selesai. Melalui evaluasi diri guru dapat
melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini
menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian guru lebih
bertanggung jawab terhadap proses belajarnya dan pencapaian tujuan belajarnya.
Lebih lanjut, Selvia dan Ysseldike (dalam Marhaeni,2005:52), menekankan bahwa
refleksi dan evaluasi diri merupakan cara untuk menumbuhkan rasa kepemilikan
(ownership) seseorang terhadap proses dan hasil belajarnya.
Berdasarkan
uraian di atas, tampaknya optimalisasi evaluasi diri memegang peranan penting
dalam meningkatkan kualitas soal try out ujian nasional di SMA se-sanggar. Hal
ini disebabkan karena kegiatan evaluasi diri memberikan beberapa manfaat,
antara lain: (1) sebagai umpan balik, (2) memberikan rasa kepemilikan, dan (3)
mengefisiensikan waktu karena umpan balik dapat dilakukan sendiri oleh guru,
konsultasi dengan instruktur/fasilitator, dan bahkan peer evaluation (Marhaeni, et.al, 2005:4). Melihat begitu besar
manfaat evaluasi diri seperti diungkapkan oleh beberapa ahli di atas mendorong
penulis untuk menelusuri lebih jauh dan mencoba menerapkan evaluasi diri guna
meningkatkan kualitas soal try out ujian nasional di SMA se-sanggar 07 Kota
Madya Jakarta Barat.
B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana
telah dikamukakan pada latar belakang pemikiran bahwa pada umumnya soal try out
ujian nasional di SMA se-sanggar 07 Kota Madya Jakarta Barat tidak dianalisis
tingkat validitas, reliabilitas, adaya beda dan tingkat kesukarannya, demikian
pula analisis kualitatifnya. Hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar
atau alasan bahwa soal try out ujian nasional tersebut kurang berkualitas. Dari
hasil pengamatan terhadap soal try out ujian nasional yang dibuat guru secara
umum belum dapat dikatakan berkualitas, karena pada saat mengadakan studi
eksplorasi, tampak bahwa banyak guru-guru mengalami hambatan dalam menganalisis
soal try out ujian nasional buatannya sendiri, bahkan banyak yang membuat soal
untuk tes ulangan harian maupun ulangan tengah semester tanpa berdasarkan
kisi-kisi soal dengan berbagai kondisi dan alasan yang dapat dijadikan sebagai
suatu pembenaran. Oleh karena itu penelitian ini penting untuk melihat
kemampuan guru dalam membuat atau menyusun soal try out ujian nasional.
Dikatehui
bahwa telah banyak diragukan upaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam
pembuatan soal try out ujian nasional, antara lain: pendidikan dan pelatihan,
maupun workshop, yang mendatangkan berbagai narasumber namun belum juga
menunjukkan bahwa kualitas soal try out ujian nasional buatan guru meningkat
secara siginifikan. Namun, kegiatan evaluasi diri belum pernah dilakukan baik
dalam pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, apakah melalui optimalisasi
kegiatan evaluasi diri dapt meningkatkan kualitas soal try out ujian nasional
pada SMA se-sanggar 07 Kota Madya Jakarta Barat. Oleh karena itu, penelitian
ini akan mendeskripsikan kualitas soal try out ujian nasional buatan guru
sebagai dampak dari mengoptimalkan kegiatan evaluasi diri.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut: “apakah
optimalisasi kegiatan evaluasi diri dapat meningkatkan kualitas soal try
out ujian nasional buatan guru. Pada guru SMA se-sanggar 07 Kota Madya Jakarta
Barat”.
D. Pemecahan Masalah
Berbagai upaya
telah diupayakan untuk meningkatkan kualitas soal try out ujian nasional,
antara lain memperdalam pengetahuan mata pelajaran yang harus dikuasi guru,
memperdalam tentang pengetahuan tentang soal try out ujian nasional dan
syarat-syarat pembuatan yang baik dan lain sebagainya. Namun fokus perbaikan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kualitas soal try out
ujian nasional dengan mengoptimalkan kegiatan evaluasi diri. Melalui evaluasi
diri akan timbul rasa memiliki, dalam arti seseorang tahu apa yang akan
dilakukannya berguna untuk dirinya (ownership of leraning). Oleh karena itu,
evaluasi diri berperan sangat penting dalam proses belajar. Pada proses
perkembangan kemampuan menulis soal try out ujian nasional dilakukan
perbaikan-perbaikan terhadap draf-draf awal. Perbaikan hanya dapat dilakukan
bilamana penulis dapat mengetahui kelemahan tulisannya dan melakukan
perbaikannya. Untuk itu diperlukan umpan balik. Evaluasi diri dalam kegiatan
menulis try out ujian nasional dapat memenuhi kepentingan ini.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara
umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kualitas
soal try out ujian nasional SMA se-sanggar 07 Kota Madya Jakarta Barat. Secara
spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kualitas soal try out ijian nasional pada SMA se-sanggar 07
Kota Madya Jakarta Barat melalui optimalisasi kegiatan evaluasi diri. Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru-guru SMA se-sanggar
07 Kota Madya Jakarta Barat sebagai masukan atau umpan balik dalam membahas
kekurangan atau kekurangan yang berkaitan dengan kualitas soal try out ujian
nasional, konsep-konsep tentang soal try out ujian nasional, dan prosedur
pelaksanaan evaluasi serta mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Dengan
adanya soal try out ujian nasional yang berkualitas maka diharapkan apa yang
diharapkan dalam pembelajaran dapat diukur sesuai dengan tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, Anne
dan Susana Urbina. 1997. Psychological
Testing. New Jersey: Prentica-Hall Inc.
Arifin,
Zainal.1988. Evaluasi Instruksionnal:
Prinsip- Teknik-Prosedur. Bandung: Remaja Karya.
Azwar,
Saifudin.1996. Tes Prestasi, Fungasi dan Pengembangan Pengukuran prestasi
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cronbach, Lee
J.1984. Essentials of Psychological
Testing. New York: Harper & Row Publishers.
Dpartemen
Pendidikan Nasional 2006. Pedoman
Penilaian dengan Portofolio. Jkarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama.
Friedeberg,
Lisa. 1995. Psychological Testing :
Design, Analysus, and Use. Boston: Allyn and Bacon.
Grounlund,
N.E.1982 Constructing Achievenment Tes.
Englewood Cliffs, New Jersy: Pentice-Hall, Inc.
------.1990. Measurenment and evaluation In Teaching.
New York: Mac. Milan Publishing Company.
Hasan, S. Hamid
dan Asmawi Zainul. 1992. Evaluasi Hasil
Belajar. Jakarta: Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Marhaeni,
A.A.I.N. 2005. “Portofolio dan Motivasi Baerprestasi dalam Belajar Bahasa
Inggris terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Studi Eksperimen pada
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Negeri Singaraja”. Disertasi.
IKIP Negeri Jkarta.
------.2006.”
Menggunakan Otentik dalam Pembelajaran” (makalah). IKIP Negeri Singaraja.
Masidjo.1995. Penilaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Nurkencana dan
Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Popham, W.
James.1981. Modern Educational
Measurenment. Englewood Cliffs new Jersy: Pentice-Hall, Inc.
Purwanto, M
Ngalim.1984. Prinsip-prinsip dan Teknik
Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Slameto.1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Sudijono,
Anas.1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana,
Nana.1995. Penilaian Hasil Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wiersma, William
dan Stephin G. Jurs. 1990. Educational
measurrnment and Testing. Boston: Allyn and Baco.
Untuk mendapatkan file skripsi /
Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar