STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI PROGRAM
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI 229
JAKARTA)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Sebab permasalahan
yang acap muncul ke permukaan adalah rendahnya produk (keluaran) atau hasil
pendidikan. Lembaga pendidikan tinggi berpendapat bahwa rendahnya mutu
keluarannya adalah akibat rendahnya mutu masukannya, yaitu dari pendidikan
SMA/SMK. Lembaga pendidikan di SMA/SMK mengatakan bahwa rendahnya kualitas
keluarannya adalah akibat dari masukan yang diterima dari SMP kualitasnya
rendah. Dan seterusnya, pada akhirnya yang menjadi sasaran kritik adalah mutu
pendidikan Sekolah Dasar. Kualitas hasil belajar yang relatif rendah dapat
disebabkan oleh berbagai faktor yang berperan dalam proses pendidikan selama
siswa mengikuti program pada jenjang dan jenis pendidikan yang dipilihnya.
Terlepas
dari hal tersebut, tinggi rendahnya kualitas pendidikan di sekolah, tergantung
pada tinggi rendahnya kualitas faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa
indikator esensial yang sangat
menentukan mutu pendidikan di sekolah antara lain : siswa, kurikulum, sarana
prasarana, tenaga kependidikan, pengelolaan atau manajemen dan lingkungan.
Salah satu indikator kualitas pendidikan di sekolah adalah kualitas manajemen
sekolah. Manajemen berkaitan erat antara pencapaian tujuan dan cara
memanfaatkan sumber-sumber daya yang dapat digunakan.
Untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional berbagai usaha telah dilakukan pemerintah
antara lain melalui berbagai pelatihan dan kompetensi guru, pengadaan buku-buku
dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan
mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan
belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebagian sekolah, terutama di
kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan,
namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan (Depdiknas,2001:3). Sekolah
sabagai institusi pendidikan merupakan tempat proses pendidikan. Kegiatan
intinya adalah mengelola sumber daya manusia serta meningkatkan derajat
kehidupan masyarakat. Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, sekolah
merupakan sistem yang memiliki berbagai perangkat dan unsur yang saling
berkaitan yang memerlukan pemberdayaan. Konsep pemberdayaan itu bentuknya
adalah memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalahnya sendiri
di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu perubahan kebijakan di bidang
manajemen pendidikan berskala nasional dengan implementasinya difokuskan pada
prinsip memberikan kewenangan mengelola dan mengambil keputusan sesuai tuntutan
dan kebutuhan sekolah akan mutu yang ditentukan sebelumnya (sagala,2004:5).
Sejak tahun
1999, Direktorat Pendidikan lanjutan Tingkat Pertama telah menerapkan
pendekatan baru dalam mengelola sekolah, dikenal dengan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) (Depdiknas,2002:1). Penerapan MBS didorong oleh kenyataan bahwa
penyelenggaraan pendidikan nasional yang dilakukan secara sentralistik telah
menyebabkan terjadinya kesalahan pengelolaan pada kebanyakan sekolah.
Atas dasar
uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas dapat diambil suatu pengertian
bahwa mutu pendidikan nasional yang tidak merata selama ini perlu dilakukan
upaya-upaya perbaikan salah satunya adalah melakukan reorientasi
penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis
pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) adalah merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi
yang lebih luas kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif
yang melibatkan sacara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah,
pegawai, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekoah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.
Yang
menjadi permasalahan di sini adalah, seberapa efektivitas implementasi program
MBS dan kendala-kendala apa yang dihadapi serta bagaimana solusinya dalam
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah.
1.2
Identifikasi Masalah
Sejak model
MBS ini dilaksanakan yaitu mulai tahun 1999, dalam implementasinya masih banyak
personalia sekolah yang belum memahami konsep MBS. Masih banyak dijumpai di
lapangan dan telah mendapat sorotan yang tajam dari berbagai media massa bahwa
dalam manajemen sekolah belum tampak adanya keterbukaan dalam manajemen apabila
lagi menyangkut masalah keuangan, masih banyak terlihat kekurangmandirian
sekolah sabagaimana yang diharapkan oleh model MBS, belum tampak adanya upaya
optimal memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya manusia yang ada di sekolah
termasuk orang tua siswa dan stakeholder
dalam manajemen sekolah. Inovasi dan kreativitas dari submber daya manusia yang
ada di sekolah belum menunjukkan tanda-tanda yang positif. Masih banyak
fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan yang belum sesuai sebagaimana yang
diamanatkan oleh model manajemen sekolah MBS.
1.3
Pembatasan Masalah
dalam
manajemen sekolah model MBS secara holistic banyak factor yang terlibat untuk
menetukan keberhasilan implementasi program. Namun karena keterbatasan waktu,
biaya dan kemampuan peneliti maka lingkup penelitian ini dibatasi pada aspek
efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah yang meliputi efektivitas
konteks, input, proses dan produknya.
Dalam
pelaksanaan studi evaluatif tentang efektivitas implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah ini menggunakan pendekatan model CIPP.
Pada
masing-masing komponen akan dibatasi, seperti pada komponen konteks dibatasi
pada keadaan georafis, permintaan masyarakat, kebijaksanaan pemerintah,
aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan status sosial ekonomi masyarakat.
Sedangkan pada komponen input, dibatasi pada visi sekolah, misi sekolah, tujuan
sekolah, sasaran sekolah, program sekolah, sumber daya sekolah, siswa,
kurikulum, sikap kemandirian, dan keuangan. Komponen proses dibatasi pada
proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses
pengelolaan program, proses balajar mengajar, proses evaluasi, proses kerjasama
dan partisipasi, proses akuntabilitas, kemandirian, keterbukaan, dan proses
berkelanjutan (sutainibilitas). Lebih lanjut pada komponen keluaran (Produk)
dibatasi pada aspek prestasi akademik dan prestasi non akademik.
1.4
Rumusan Masalah
Penelitian
ini terfokus pada efektivitas implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). Masalah yang disorot adalah :
1.4.1
Seberapa efektivitas implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah di SMP Negeri 229 jakarta ?
1.4.2
Masalah Minor :
a. Seberapa efektivitas
konteks atau latar dalam implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP
Negeri 229 Jakarta ?
b. Seberapa efektivitas
input atau masukan dalam implementasi Program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP
Negeri 229 Jakarta ?
c. Seberapa efektivitas
proses dalam implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229
Jakarta ?
d. Seberapa efektivitas
produk dalam implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229
Jakarta ?
e. Apa ada Kendala-kendala
yang dihadapi dalam implementasi pengelolaan sekolah dengan model manajemen
Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229 Jakarta dan bagaimana solusinya ?
1.5
Tujuan Penelitian
Dalam
uraian tentang perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas bahwa fokus
penelitian ini ialah efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMP
Negeri 229 Jakarta.
Tujuan
penelitian evaluatif terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah ini tidak dimaksudkan untuk penemuan teori baru tentang program
Manajemen berbasis Sekolah, tetapi lebih difokuskan pada upaya memberikan
deskripsi atau gambaran tentang efektivitas implementasi program Manajemen
Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229 Jakarta yang pada tahun pelajaran 2007/2008
sedang melaksanakan program Manajemen berbasis Sekolah, dilihat dari aspek
konteks atau latar, input, proses, dan produk hasil implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah terhadap sekolah, khususnya ditinjau dari tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah.
Dalam
hubungan dengan uraian di atas, tujuan penelitian ini ialah untuk mengadakan
suatu kajian dan mendeskripsikan tentang efektivitas implementasi program
Manajemen Berbasis Sekolah. Tujuan operasional penelitian evaliatif ini dapat
dirinci sebagai berikut :
a)
Untuk mendeskripsikan efektivitas konteks atau latar
dalam implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229
Jakarta.
b)
Untuk mendeskripsikan efektivitas input atau masukan
dalam implementasi Program Manajemen
Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229 Jakarta.
c)
Untuk mendeskripsikan efektivitas proses dalam
implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229 Jakarta.
d) Untuk mendeskripsikan
efektivitas produk dalam implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah di SMP
Negeri 229 Jakarta.
Untuk mendeskripsikan
kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi pengelolaan sekolah dengan
model Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229 Jakarta dan solusinya.
1.6
Manfaat Penelitian
Manfaat
yang diharapkan dari penilitian ini adalah kegunaan praktis, yaitu dalam rangka
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah, disamping kegunaan yang
sifatnya teoritis dalam arti kegunaan dalam pengembangan ilmu itu sendiri
khususnya dalam bidang manajemen pendidikan. Kegunaan praktis yang dapat
diharapkan dari hasil penelitian (studi evaluatif) ini ialah sebagai masukan
dan bahan pertimbangan dalam implementasi program Manajemen Berbasis Sekolah
dengan aspek-aspeknya atau faktor-faktor yang berhubungan dengn Manajemen
Berbasis Sekolah khususnya SMP Negeri 229 Jakarta untuk tahun-tahun berikutnya.
Informasi-informasi dari hasil penelitian (studi evaluatif) ini tentunya dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau titik tolak dalam rangka pengembangan
manajemen pendidikan, khususnya dalam masalah peningkatan implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah di Kotamadya Jakarta Barat.
Selain
itu apabila hasil penelitian (studi evaliatif) tentang efektivitas implementasi
Manajemen Berbasis Sekolah ini signifikan dalam mengimplementasikan Manajemen
Berbasis Sekolah di SMP Negeri 229 Jakarta, dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan untuk kebijakan di masa yang akan datang terkait dengan
peningkatan efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah baik pada
tingkat SMP maupun ditingkat SMA/SMK yang telah menjadi agenda pemerintah.
Dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pendidikan,
penelitian-penelitian serupa baik manajemen pendidikan, manajemen sekolah
ataupun manajemen berbasis sekolah yang telah banyak dibahas di depan, telah
banyak diteliti para ahli. Akan tetepi sekalipun demikian, hasil penelitian ini
apapun bentuknya, tentunya masih akan tetap bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya dalam memperkaya khazanah serta wawasan dalam bidang
ilmu manajemen pendidikan. Selanjutnya hasil dari penelitian ini mungkin juga
dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk penelitian lebih lanjut, khususnya
yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan manajemen sekolah, misalnya
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah yang sampai sejauh ini belum banyak mendapatkan perhatian dari para
peneliti. Adanya kontribusi dari hasil penelitian ini baik yang bersifat
praktis atau yang bersifat teoritis seperti yang telah dikemukakan di atas,
diharapkan akan dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kualitas
pendidikan di masa depan.
1.7
Implikasi Terhadap
Kebijakan
Dalam
pelaksanaan suatu kebijakan yang otoritasnya telah dilimpahkan kepada
organisasi di daerah, banyak terjadi variasi implementasi dari program
Manajemen Berbasis Sekolah dimaksud, hal ini implikasinya berdampak pada
penyelenggara pendidikan di sekolah.
Keberhasilan
inplementasi MBS yang terpenting terletak pada political will pemerintah. Bila dicermati dukungan pemerintah dari
sisi ini sudah ada bahkan sudah dituangkan secara resmi dalam
perundang-undangan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana pelaksanaan dan
pemantauan dari Undang-undang tersebut berjalan dengan baik.
Dukungan
finansial dari pemerintah dan masyarakat yang peduli pendidikan belum tampak. Justru
yang tampak adalah dukungan dana dari beberapa lembaga donor internasional
misalnya Asian Development Bank,
Unesco, dan beberapa negara lain. Padahal banyak orang yang percaya bahwa
perusahaan-perusahaan besar lainnya meraup keuntungan triliunan rupiah per
tahun, justru tak peduli akan keberhasilan MBS.
Budaya
sekolah rata-rata belum bisa mendukung keberhasilan implementasi MBS. Budaya
sekolah belum dibangun secara baik berdasar keyakinan warga sekolah,
meliankan dibentuk oleh keinginan para
pimpinan bahkan keinginan birokrasi. Oleh karena itu, banyak warga sekolah yang
tidak peduli terhadap kemajuan sekolah. Apabila MBS diharapkan membawa kemajuan
untuk sekolah, maka budaya sekolah harus dibangun bersama-sama oleh seluruh
warga sekolah.
Terkait
dengan upaya pembentukan budaya sekolah yang kuat dan baik maka sekolah harus
memiliki kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang efektif akan tercapai
apabila kepala sekolah memiliki kemampuan profesional di bidangnya, memiliki
bakat atau sifat, memahami kondisi lingkungan dan pengikutnya dalam menerapkan
gaya kepemimpinan yang paling sesuai. Yang paling diperlukan untuk mendukung
kebijakan pemerintah dalam implementasi MBS adalah kepala sekolah harus mampu
menggerakkan para pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama.
Implikasi
terhadap kebijakan implementasi MBS lainnya ialah sekolah sebagai organisasi
harus diubah dan dikembangkan. Perubahan sekolah akan berjalan dengan baik
apabila berdampak pada perbaikan kehidupan para guru dan staf lainnya. Mereka
harus dilibatkan sejak awal untuk mengubah organisasi sekolah dan
mengembangkannya. Perubahan dan pengembangan organisasi sekolah harus diawali
dari perubahan individu dan lingkungan kerja secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Anastsi, Anne. & Susana Urbina. 1997. Psychological Testing. Canada : Collier Mac Millan Canada Inc.
Ancok, Djamaludin.1998. Motivasi dan Kepuasan Dalam Kerja. Yogyakarta
: PPM-FE UGM.
Anderson, Judith. 1993.
Who Runs te Shools ? ThePrincipal’s View.
Office of Research : Office of Educational Research and Improvement (OERI) of
the U.S.
Departement of Education. http://www.ed.gov/pubs/OR/ResearchRpts/printview.html.
Azwar. 2004. Pendidikan
Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi.1999. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Azwar, Saifuddin.1986. Reliabilitas dan Validitas : Interpretasi
dan Komputasi. Yogyakarta : Liberty.
-----, 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-----, 2001. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Borg, W.R. & Gall, M.D.
1983. Edudational Research: A
Introduction. New York :
Holt Rinehart & Winston.
Budimansyah, Dasim. 2001. Indikator Kinerja Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Jakarta : Ditjen Dikdasmen. http://www.pdk.go.id/serra_mserbi/dpks/Kinerja.htm
Cheng, Yin Choeng. 1996. Shool
effectiveness and Shool-Base management : A Mechanism for Development. Washington , DC : The Pelmer Press.
Danim, Sudarwan.2000. Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta
: Bumi Aksara.
Depdiknas.2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Edisi 3. Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenum.
-----, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 1: Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Direktorat
SLTP.
-----, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 2 : Panduan Penyusunan
Proposal dan Pelaporan. Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Direktorat SLTP.
-----, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 1 : Konsep Dasar, Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Direktorat SLTP.
-----, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 2 : Rencana dan Program Pelaksanaan. Jakarta : Dirjen Dikdasmen,
Direktorat SLTP.
-----, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 3 : Panduan Monitoring dan Evaluasi. Jakarta : Dirjen Dikdasmen, Direktorat
SLTP.
-----, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 4 : Pedoman Tata Krama dan Tata Tertib Siswa. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen, Direktorat SLTP.
-----, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
Buku 5 : Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen, Direktorat SLTP.
Echols, John M dan Hasan Shadily.1999. Kamus Inggris-Indonesia (An English-Indonesia Dictionart). Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
El Salvador Evaluation Team.1997. El
Savador’s EDUCO Program : A fist Report on Parent’s Partisipation in
School-Based Management. National Research and Evaluation Division Ministry
of Education El Savador and Development Economics Research Group Poverty and Human
Resources The Word Bank. http://www.wordbank.org/education/economicsed/finance/demand/related/latin/elsavador.html.
ERIC Digest-ERIC Clearinghouse on Education Management Eugene OR. http://www.ed.gov/databases/ERIC-Digest/index.
Fattah, Nanang. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan
Sekolah. Bandung : Pustaka bani Quraisy.
Fuller, Bruce & Magdalena Rivarora. 1998. Nicaraguas ’s Experiment to Deventralize School
Views of Parent, Teachers, and Directors. Development Economics Research
Croup The World Bank. http://www.worldbank.org/education/economicsed/demand/related/latin/nicaragua1.html.
Hadi, Sutrisno.2000. Manual SPS paket Midi. Yogyakarta : UGM
Hamzah B. Uno,dkk.2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian.
Jakarta : Dilema Press.
Jalal, Fasil & Dedi
Supriadi.2001. Reformasi Pendidikan Dalam
Konteks Otonomi Daerah. Jakarta : Bappenas, Depdiknas, Adicita Karya Nusa.
Joni, Raka.1986. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya
: Karya Anda.
Kerlinger, Fred N.1990. Asas-asas Penelitian Behavioral.
Yogyakarta : Gajah
Mada University
Press.
Koster, Wayan. 2000.
Restrukturisasi Penyelenggaraan Pendidikan : Studi Kapasitas Sekolah Dalam
Rangaka Desentralisasi Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.025. http://www.pdk.go.id/balitbang/publikasi/jurnal/edisi-lalu.html.
Mechren, W.A. & J.J.
Lechman. 1978. Measurement and
Evaluation in Education and Psychology. New York : Holt Rinehart and Winston.
Myers, Doroty & Robert Stonehill.1993. School-Based Management. Office of Research Education : Consumer
Guide. http://www.ed.gov/pubs/OR/Consumer
Guides/index.html.
Natajaya, I Nyoman.2004. Langkah-langkah Dalam Penyusunan Proposal
dan Laporan Penelitian. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.
Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan
Aplikasi. Jakarta : Grasindo.
Nurkolis. 2002. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di
SLTPN 9 Jakarta. http://www.pendidikan.net/artikel/nurkolis4.html.
Mulyasa.2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Raharjo, Budi.2003. Manajemen Berbasis Sekolah.
Depdiknas,Dirjen Dikdasmen, Direktorat Tenaga Kependidikan.
Rindjin, Ketut. 2002. Penyusunan Rencana Strategis di Lingkungan
IKIP Negeri Singaraja, Disampaikan pada Lokakarya Unit Kerja di Lingkungan
IKIP Negeri Singaraja, 20 Agustus 2002.
Sagala, Syaiful. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat
: Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multima.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta
: PT Elex Media Komputindo.
-----, 2000. SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Shertzer, Bruce & James D.Linden.1982. “ Persistent in Counselor
Assessment and Appraisal”. Measurement and Evaluation in Guidance Journal.
Vol.14, Number 1, Virginia: American Personnel and Guidance Association.
Sinungan, Muchdarsyah.1977.
Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta
: Bumi Aksara.
Slamet PH. 2001. ”
Manajemen Berbasis Sekolah”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 27 tahun
2001, http://www.pdk.go.id/jurnal/27/manajemen-berbasis
sekolah.htm
Smith, Fred M. & Sam Adams. 1972. Educational Measurement for The
Classroom Teacher. New York : Harper & Row Publisher.
Soepeno, Bambang.2003. School
Based Management for Quality Improvement (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah). Jakarta: Bagian Proyek
Desentralisasi Pendidikan Dasar, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen
Dikdasmen.
STKIP Singaraja.1996. Studi Evaluatif Tentang Penyelenggaraan
Program Pengalaman lapangan (PPL) dan Proses Belajar-Mengajar (PBM) STJIp
Singaraja, Singaraja : STKIP Singaraja.
Stuffebeam, Daniel L.1981. Standards
for Evaluations of Educational Program, Projects, and Material. New York :
Mc Graw-Hill Book Company.
Subgayo, Joko. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
PT. RjaGrafindo Persada.
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Edisi 6. Bandung :
Tarsito
Sudjana, Nana &
Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono.2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung :
Alfabeta.
-----,2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung
: Alfabeta.
Suherman, Erman dan Yaya
Sukajaya K. 1990. Petunjuk Praktis Untuk
Melaksanakan Evaluasi Matematika. Bandung : Wijaya Kusuma
Supriadi, Dedi. 2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi.2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis.
Yogyakarta : Andi
Thoha Chabib.2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada
Thomas, J. Alan. 1985. The
Productive School : A System Analisys Approach to Educational Administration.
Chicago : Chicago
University Press.
Wandt, Edwin, et.al. 1977. Essentials
of Educational Evaluation. New York : Holt Rinehart and Winston.
Worthern, Baline R, James R. Sanders, and Jody L. Fitzpatrick. 1997. Program Evaluation : Alternative Approaches
and Practical Guidelines, New
York : A Devision of Addison Wesley Longmanm, Inc.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis /
PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar