MENINGKATKAN
KINERJA GURU BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PENGAJARAN BERBASIS TUGAS/PROYEK
PADA SISWA
KELAS IX-4 SMP NEGERI 75 JAKARTA
TAHUN
2008/2009
ABSTRAK
Kata Kunci: kinerja guru, pengajaran
berbasis proyek/tugas
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik,
kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan
membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”,
yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktekkan keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah mereka dapatkan.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam
penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan Kinerja Guru Pengetahuan
Sosial dengan diterapkannya metode pengajaran berbasis tugas proyek? (b)
Bagaimanakah pengaruh pembelajaran metode pengajaran berbasis tugas/proyek
terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a)
Mengetahui peningkatan Kinerja Guru Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya
pengajaran berbasis tugas proyek, (b) Mengetahui pengaruh motivasi belajar
Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya metode pengajaran berbasis tugas
proyek.
Simpulan dari penelitian ini adalah metode
pengajaran tugas/proyek dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
Siswa .
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi
arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa
kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan
yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan
belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan,
sehingga sukar untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana
yang harus diabaikan dalam upay auntuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar
tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan.
Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu
mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju
tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan
tertentu, maka metode dan tujaun jangan bertolak belakang. Artinya, metode
harus menunjang pencapaian tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode
yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan
sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai salah satu komponen pengajaran,
metode mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya
dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar
yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar
mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M (1988: 90) adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar.
Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan
dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak
“mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya.
Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang. Dan, itulah yang terjadi
di kelas-kelas sekolah kita. Pendekatan kontekkstual (contextual teaching
learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya
memenuhi harapan itu. Sekarang ini pengajaran kontekstual menjadi tumpuan
harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas
secara maksimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang
terjadi di luar sekolah yang sedemikian cepat.
Mengajar bukan semata persoalan
menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi
ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa
sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan Kinerja Guru
yang langgeng. Yang bisa membuahkan Kinerja Guru yang langgeng hanyalah
kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar
belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus
menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh
gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa
dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan
baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan
membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”,
yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya,
mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut
pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat
persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan
rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar,
pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan
teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar
tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan
menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan
tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran
adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa
pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya
manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal
kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan
baik formal maupun non formal apalagi tingkat sekolah menengah pertama haruslah
berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik,
sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam
aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran
yang mengacu pada pembelajaran struktural dalam penyampaian materi dan mudah
diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khusunya dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik,
maka proses pembelajaran kontektual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan
menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan
diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Dengan menyadari gejala-gejala atau
kenyataan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul
“Meningkatkan Kinerja Guru Bahasa Indonesia Melalui Metode Pengajaran Berbasis
Tugas/proyek Pada Siswa Kelas IX-4 SMP Negeri 75 Tahun Pelajaran 2008/2009.”
B. Rumusan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang
diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan Kinerja Guru Bahasa Indonesia
dengan diterapkannya Metode pengajaran berbasis tugas/proyek pada siswa Kelas IX-4 SMP Negeri 75 Jakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009?
2. Bagaimanakah pengaruh Metode pengajaran berbasis
tugas/proyek terhadap motivasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa Kelas IX-4
SMP Negeri 75 Jakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.?
C. Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan Kinerja Guru Bahasa Indonesia
setelah diterapkannya Metode pengajaran berbasis tugas/proyek pada siswa Kelas IX-4 SMP Negeri 75 Jakarta Tahun
Pelajaran 2008/2009..
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar Bahasa Indonesia
setelah diterapkan Metode pengajaran berbasis tugas/proyek pada siswa Kelas
IX-4 SMP Negeri 75 Jakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
D. Manfaat
Penelitan
Adapun maksud penulis mengadakan
penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
peranan guru bahasa Indonesia dalam meningkatkan pemahaman siswa .
2. Sumbangan pemikiran bagi guru bahasa Indonesia dalam
mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar bahasa Indonesia di Kelas
IX-4 SMP Negeri 75 Jakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
E. Penjelasan
Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi
terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Metode pengajaran berbasis tugas/proyek adalah:
Pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk
mempelajari konteks bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata
2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau
keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Kinerja Guru adalah:
Kinerja Guru yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan
Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka
diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya
dikenakan pada guru Kelas IX-4 SMP Negeri
75 Jakarta Tahun Pelajaran 2008/2009..
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April
semester genap tahun ajaran 2008/2009.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru
Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Combs. Arthur. W. 1984. The
Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi
Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Yoyakarta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi
Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono.
1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.
Mursell,
James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rustiyah,
N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Ak
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis /
PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar