UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSI
DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING
SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH BIDANG STUDI EKONOMI PADA KONSEP PERMINTAAN, PENAWARAN
DAN HARGA KESEIMBANGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2004/2005
UPAYA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN DISKUSI DENGAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS X-5 SMANEGERI 1KOTAGAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH BIDANG STUDI EKONOMI PADA KONSEP PERMINTAAN, PENAWARAN DAN HARGA KESEIMBANGAN
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2004/2005
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Kotagajah)
Suatu kenyataan dalam penelitian di Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Kotagajah, pemberian metode diskusi mata pelajaran Ekonomi
dalam konsep permintaan, penawaran dan harga keseimbangan ternyata disukai
siswa.
Metode diskusi
merupakan salah satu pilihan pendekatan pembelajaran pada kurikulum 2004.
Metode diskusi ini sangat penting diberikan kepada siswa, karena dalam proses
belajar mengajar hendaknya menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan
dan mengkomunikasikan perolehannya. Maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar harus melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental (pikiran dan
perasaan). Salah satu pendekatan pembelajaran siswa aktif yaitu Discovery
Learning. Dalam pendekatan Discovery Learning perlu adanya suatu
bentuk pembelajaran penemuan terbimbing, yang mana peran guru adalah sebagai
fasilitator dan pemimpin.
Dari data analisa penelitian ini membuktikan bahwa
pembelajaran penemuan dapat meningkatkan keterampilan diskusi siswa dan
meningkatkan prestasi belajar siswa serta mampu meningkatkan ketuntasan belajar
siswa, yaitu dari 85 % menjadi 100%.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar
Kurikulum 2004 SMA dan MA, dalam proses belajar mengajar hendaknya menekankan
pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan, dan mengkomunikasikan
perolehannya. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu.
Kemampuan tersebut diantaranya meliputi kemampuan mengindentifikasi,
mengklasifikasi, menghitung, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Untuk itu perlu adanya suasana kelas yang
dapat merangsang siswa aktif. Pada pembelajaran ekonomi tentang konsep permintaan,
penawaran dan harga keseimbangan, guru hendaknya menerapkan belajar aktif,
yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental
(pikiran dan perasaan). Konsep ini menuntut siswa memiliki kemampuan melakukan
pengamatan, kemampuan mengindentifikasi, mengklasifikasi hasil pengamatan, dan
kemampuan menafsirkan hasil indentifikasi berupa hubungan/kaitan dengan
peristiwa ekonomi yang lain.
Menurut Gagne dalam Pidarta (1977) pada dasarnya
anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu, mampu
mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Kegiatan-kegiatan yang cenderung mendorong siswa untuk aktif diantaranya
kegiatan diskusi, baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Untuk itulah dikembangkan
keterampilan bersama dalam diskusi, antara lain keterampilan bertanya,
keterampilan berkomunikasi dan saling menghargai pendapat orang lain, serta
keterampilan dalam mengambil keputusan.
Roestiyah (1998) mengemukakan di dalam proses
diskusi terdapat proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat,
saling tukar menukar pengalaman, informasi dan memecahkan masalah. Semua
peserta diskusi dituntut aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Dengan metode diskusi diharapkan peserta didik menjadi manusia yang dapat
menghargai adanya perbedaan pendapat, dan dapat memberikan alternatif/menemukan
jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Seringkali tampak
pada proses belajar mengajar yang menggunakan pendekatan keterampilan proses,
diskusi berjalan kurang sesuai harapan. Hal ini dikarenakan dalam diskusi
tersebut peran guru dominan, sedangkan peran siswa kurang. Ada beberapa hal
yang menyebabkan kegiatan diskusi di kelas kurang berjalan lancar. Ketidak
lancaran kegiatan diskusi dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu:
1. Siswa
a.
Adanya siswa yang belum menguasai materi diskusi.
b.
Siswa kurang memiliki kemampuan bertanya.
c.
Siswa kurang memahami pertanyaan-pertanyaan
d.
Siswa terbiasa dengan konsep matang.
2. Guru
a.
Guru kurang mengarahkan pada permasalahan.
b.
Guru terbentur dengan batasan waktu yang telah ditetapkan
c.
Kebiasaan guru membuat konsep yang matang
d.
Tidak dijelaskan aturan diskusi
Dengan demikan sebagai konsekwensi logis tuntutan
kurikulum 2004, perlu adanya suatu strategi/pendekatan untuk meningkatkan
keterampilan berdiskusi bagi para siswa yaitu terampil mengemukakan pendapat,
bertanya, menghargai pendapat orang lain, dan mengambil keputusan. Sedangkan
bagi guru, dituntut terampil memimpin diskusi, memberi alternatif dan mengelola
aturan diskusi. Diantara strategi/pendekatan itu adalah pembelajaran Discovery
Learning. Dalam pendekatan ini guru tidak langsung menyatakan atau
memberitahukan tentang konsep atau generalisasi, akan tetapi menuntun atau
mengarahkan siswa agar mereka dapat menemukan sendiri, baik penemuan tentang
hal-hal yang sudah ada maupun hal yang baru (Sayekti, 1997). Dalam kenyataannya
ilmu pengetahuan diperoleh melalui penemuan demi penemuan. Kelebihan Discovery
Learning ini diantaranya dapat membangkitkan keingintahuan siswa dan
memotivasi siswa untuk bekerja secara kolaboratif sampai mereka menemukan
jawabannya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana pendekatan Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan
keterampilan berdiskusi siswa.Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa
tertarik untuk membahas permasalahan tersebut melalui penelitian dengan judul :
“ UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN
DISKUSI DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING \ SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI
1 KOTAGAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH BIDANG STUDI EKONOMI PADA KONSEP
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN HARGA KESEIMBANGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2004 - 2005”
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka dapat diidentifikasi
masalahnya antara lain:
1. Kemampuan guru dalam
menerapkan pendekatan pembelajaran belum maksimal
2. Banyak siswa yang masih
pasif dalam pembelajaran
3. Metode yang digunakan
masih monoton
4. Media yang digunakan
kurang bervariasi
5. Masih adanya ketakutan dan
keraguan siswa dalam mengungkapkan gagasan
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka
dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Pendekatan
pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan
berdiskusi siswa kelas X-5 Semester 1
SMA Negeri 1 Kotagajah Tahun pelajaran
2004 – 2005 Kabupaten Lampung Tengah pada konsep Permintaan, Penawaran dan
Harga Keseimbangan?
D.
Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam berdiskusi.
2. Untuk mengetahui bagaimana
mengembangkan metode diskusi pada pembelajaran penemuan.
3. Untuk memberdayakan metode
diskusi dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2004.
E.
Manfaat Hasil penelitian
Kesulitan yang timbul dalam berdiskusi perlu diteliti dengan dikembangkan
keterampilan berdiskusi, yang hasilnya berguna untuk:
1. Siswa
a.
Siswa akan mampu berdiskusi pada pokok permasalahan bahan diskusinya
b.
Siswa akan mampu berkreasi mengungkapkan konsep-konsep Ekonomi.
c.
Siswa memiliki keterampilan-keterampilan berdiskusi guna menemukan
konsep-konsep Ekonomi.
2.
Guru
a. Guru memiliki keterampilan
dalam memimpin diskusi sebagai salah satu metode dalam pembelajaran.
b. Memberi altematif dalam
pengelolaan pembelajaran dengan metode diskusi.
3.
Bagi sekolah,
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam model-model
pembelajaran di sekolah.
4.
Bagi peneliti,
dapat dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam mengembangkan pendekatan
Discovery Learning melalui diskusi dalam melaksanakan proses pembelajaran
ekonomi pada masa selanjutnya
DAFTAR PUSATAKA
De
Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit KAIFA.
DePorter,
Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2001. Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung:Penerbit;KAIFA.
BSNP (
Badan Standar Nasional Pendidikan), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan
Contoh / Model Silabus, Juli 2006.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis /
PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar