UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA
BERBICARA BAHASA INDONESIA SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 9
SUMEDANG
ABSTRAK
Bahasa Indonesia
merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik mulai dari
Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi, meliputi penguasaan keterampilan berbahasa
yaitu membaca, berbicara, mendengarkan dan menulis yang dikembangkan secara
terpadu.
Dalam
pengembangan keterampilan berbicara di tingkat sekolah menengah pertama,
diharapkan siswa mampu memahami dan dapat mengungkapkan informasi, pikiran dan
perasaannya, sehingga terjadi interaksi yang aktif yang dinamis antara siswa
dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Hal ini ternyata sulit sekali karena
ada faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu minimnya penguasaan kosakata, malu
untuk mengemukakan pendapat, perasaan taku salah dan pengaruh bahsa ibu yang
dominan dalam sehari-hari. Selain itu, faktor yang tidak kurang pentingnya
dalam mempengaruhi keterampilan berbicara tersebut adalah kurang tepatnya guru
dalam menentukan/memilih metode/pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Pendekatan
kontekstual dengan media gambar, diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa
dalam berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM).
Pelaksanaan KBM
dengan pendekatan kontekstual melalui media gambar, sesuai dengan hasil
penelitian kelas ini menghasilkan data antara lain keaktifan siswa dalam
bercerita 61,80% (Baik), keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
62,50% (Tinggi), keberhasilan guru dalam KBM mencapai 78,11% (Baik) dan
ketuntasan belajar siswa melalui evaluasi mencapai 64,38% (Tinggi).
Berdasarkan data
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual ternyata mampu meningkatkan keaktifan siswa berbicara
selama KBM berlangsung.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak Sumpah
Pemuda dikumandangkan tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia telah
diikrarkan menjadi bahasa kesatuan dan bahasa Nasional, bahkan kedudukan bahasa
Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV pasal 36, sebagai
bahasa Negara, bahasa resmi kenegaraan, sebagai alat pemersatu bangsa, sebagai
bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pemerintahan, bahasa pengembang ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.
Di sekolah,
bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib di ikuti para siswa,
dengan materi pokok meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,
berbicara, mendengarkan dan menulis, yang dikembangkan secara terpadu.
Setiap
pembelajaran, siswa diperlukan sebagai subyek utama dan guru berperan sebagai
fasilitator. Dalam mengembangkan keterampilan berbahasa, khsusunya keterampilan
berbicara, diharapkan siswa mampu memahami dan dapat mengungkapkan informasi,
pikiran dan perasaannya, sehingga terjadi interaksi yang aktif antara siswa
dengan siswa, siswa dengan guru. Setiap siswa dituntut untuk mampu berbicara
secara aktif dan terlihat langsung dalam proses pembelajaran. Namun
kenyataannya, sulit sekali meningkatkan keaktifan siswa berbicara PBM.
Aktifitas siswa
dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia selama kegiatan
pembelajaran, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti minimnya penguasaan kosa
kata, malu untuk mengemukakan pendapat, adanya rasa takut salah, adanya
pengaruh bahasa ibu yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, atau
kurang tepatnya guru dalam menentukan metoda pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan belajar.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, penulis mencoba untuk mengkaji upaya-upaya seperti
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa berbicara menggunakan
bahasa Indonesia selama kegiatan belajar mengajar (KBM).
B. Rumusan Masalah
Sejatinya, belajar bahasa adalah belajar
berkomunikasi sehingga terjadi interaksi. Demikian juga belajar bahasa
Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas, komunikasi dan interaksi siswa dengan siswa, siswa
dengan guru, kerapkali terganggu karena rendahnya aktifitas siswa dalam
berbicara Indonesia. Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya
hal tersebut di atas adalah kurang tepatnya pendekatan yang diterapkan guru
dalam kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu,
dalam penelitian ini kami mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah
pendekatan kontekstual dengan penggunaan media gambar dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam berbicara
bahasa Indonesia selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas
VII A SMP Negeri 9 Sumedang?”
C. Tindakan yang dilakukan
Dalam upaya
meningkatkan keaktifan siswa berbicara bahasa Indonesia secara baik dan benar
selama KBM berlangsung dengan pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
tujuan agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna.
Pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini akan dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan tindakan yang terbagi dalam tiga siklus penelitian.
Setiap siklus pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap pembelajaran.
Siklus pertama,
pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual melalui media
gambar. Guru mengabsen dan mengkondisikan kelas, bertanya tentang pengalaman
membaca cerita yang menarik melalui cerita bergambar menjelaskan tujuan
pembelajaran, membentuk kelompok diskusi dan membagikan buku-buku gambar cerita
yang menarik. Para siswa mendiskusikan tugas yang telah diterima dan setiap
kelompok menunjuk perwakilan untuk mempresentasikannya di depan kelas, kelompok
lain menanggapi pokok-pokok cerita dari gambar cerita tersebut. Pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan tahapan-tahapan skenario pembelajaran. Penilaian
authentik dilaksanakn untuk mengukur pemahaman dari materi yang sedang
disajikan. Secara rinci tertuang dalam skenario pembelajaran pertemuan pertama
(terlampir).
Siklus kedua,
sama dengan siklus pertama dimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
pendekatan kontekstual dengan media gambar cerita dengan tahapan-tahapan
skenario pembelarannya. Penilaianpun masih penilaian authentik. Secara rinci
tertuang dalam rencana pembelajaran pertemuan kedua (terlampir).
Siklus ketiga
juga sama dengan siklus sebelumnya, di mana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual, melalui media gambar cerita, dengan
tahapan-tahapan skenario pembelajarannya. Penilaian, prosespun dilaksanakan
pada siklus ketiga ini dan diakhir kegiatan ulangan harian sebagai alat penguji
daya serap terhadap materi yang sudah disajikan. Secara rinci skenario
pembelajaran dijelaskan pada rencana pembelajaran pertemuan ketiga (terlampir).
D. Hipotesa Tindakan
Sebelum
melaksanakan tindakan penelitian, peneliti berasumsi bahwa dengan menggunakan
pendekatan kontekstual melalui media gambar akan meningkatkan keaktifan siswa
berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar selama kegiatan belajar mengajar
di kelas VII A SMP Negeri 9 Sumedang.
E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam berbicara
bahasa Indonesia yang baik dan benar selama KBM.
b. Meningkatkan keberanian siswa dalam
menggunakan bahasa Indonesia di berbagai kegiatan berbahasa.
c. Meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar siswa
d. Meningkatkan keterampilan guru dalam
menentukan pendekatan pembelajaran sehingga anak senang, aktif dalam berbicara
selama kegiatan belajar.
2. Manfaat Penelitian
Bagi siswa
a. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk aktif
berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar selama KBM.
b. Memiliki keberanian dalam menggunakan bahasa
Indonesia di berbagai kegiatan berbahasa
Bagi Guru
a. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
b. Meningkatkan keterampilan dalam menentukan
pendekatan pembelajaran
c. Meningkatkan motivasi, proses dan hasil
belajar siswa
d. meningkatkan minat melakukan penelitian
tindakan kelas
F. Lingkup Penelitian
Dalam KBM masih
banyak kendala yang dihadapi guru, terutama bagaimana upaya guru dalam memilih
strategi mengajar yang baik sehingga siswa mampu belajar bahasa Indonesia dengan
baik dan menyenangkan serta memotivasi siswa untuk mau belajar lebih baik
sehingga mutu pendidikan meningkat.
Kendala-kendala
yang dihadapi guru di antaranya dukungan sarana dan prasarana yang kurang
memadai, juga keterbatasan guru untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan siswa
dalam pelaksanaan KBM dengan model dan pendekatan yang bervariasi sehingga
dalam melaksanakan pembelajaran kurang terencana dan akibatnya hasilnya kurang
baik pula.
Penulis mencoba
menyajikan satu model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam berbicara bahasa
Indonesia yang baik dan benar selama KBM berlangsung, sehingga pada akhirnya
kegiatan berbahasa dalam keterampilan berbicara dapat mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk
memperjelas lingkup penelitian ini, beberapa istilah yang muncul dijelaskan
sebagai berikut:
1. Belajar adalah proses perubahan perilaku dikarenakan
pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan-kegiatan belajar adalah
perubahan tingkah laku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap
yang meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi.
2. Mengajar adalah menambahkan pengetahuan sebanyak-banyaknya
dalam diri anak didik, usaha menyampaikan
kebudayaan, menata berbagai kondisi belajar secara pantas.
3. Metoda mengajar
(pendekatan) adalah suatu pengetahuan tentang tata cara mengajar yang
dipergunakan oleh seorang guru (teknik penyajian yang dikuasai guru untuk
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas).
DAFTAR PUSTAKA
Budimansah,
Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Porto Folio. PT Genesindo.
Bandung
Departemen
Pendidikan Nasional R I. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Jakarta.
Permadi,
Dadi. 2001. Manajemen Berbasis Sekolah dan Kepemimpinan Mandiri Kepala Sekolah.
PT Sarana Panca Karya. Bandung.
Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta
Ridwan
Sa’adah. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Bandung
Suyanto,
K E., Kasihani. Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pengajaran dan
Pembelajaran Bahasa . Fakultas Sastra, Universitas Malang, Malang.
Suyanto,
K E., Kasihani. 2003. Authentic Assessment. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Direktorat PLP, Depdiknas. Jakarta
Untuk
mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word), hubungi :
08572
8000 963
0 komentar:
Posting Komentar