Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Minggu, 16 Desember 2012

T 001 - ANALISIS SUMBER-SUMBER KESENJANGAN UPAH PEKERJA PRODUKSI-NON PRODUKSI ANTAR INDUSTRI DI INDONESIA


ANALISIS SUMBER-SUMBER KESENJANGAN UPAH PEKERJA PRODUKSI-NON PRODUKSI ANTAR INDUSTRI DI INDONESIA

INTISARI

Keyword: Industry fixed effect, rents sharing, wage determination, wage gap.

Penelitian ini bertujuan mengungkap kesenjangan upah antar pekerja dan antar industri. Penelitian lebih memfokuskan pada kesenjangan yang diakibatkan oleh perbedaan efek tetap industri atas upah kelompok pekerja produksi dan pekerja non produksi.
Penelitian didasarkan pada data mentah survai industri BPS secara cross section dengan teknik regresi dua tahap dan model GLS (generalized least square). Model berisi variabel karakteristik individu dan karakteristik industri.
Keseluruhan penelitian memperkuat hipotesis bahwa walaupun situasi ketenagakerjaan dalam keadaan surplus tenaga kerja, sektor industri tetap membagikan rente ekonominya. Hal ini menyebabkan upah industri lebih tinggi dari upah rata-rata di luar industri. Hal tersebut terbukti dari pengaruh positif dan signifikan variabel nilai tambah, kapital, modal asing dan tingkat konsentrasi.
Tetapi industri juga mengambil kesempatan terhadap lemahnya posisi pekerja wanita; dan persaingan ekspor yang ketat tetap tidak menyebabkan impak posistif terhadap upah. Namun demikian keseluruhan keberadan industri modern (menengah dan besar) tetap menunjukkan perannya sebagai alat perbaikan pendapatan pekerja. Dengan demikian di samping misi pertumbuhan, keberadaan industri menengah dan besar ternyata juga merupakan alat perbaikan upab pekerja (yang merupakan tujuan program pemerataan).
Kedua kelompok pekerja terlihat memiliki determinan upah yang berbeda baik dilihat dari besarnya parameter, arah, dan signifikansi suatu variabel. Variabel yang mengukur keunggulan komparatif upah dan ketenagakerjaan (Ekspor, Size dan Frakwan) memperlihatkan pola di mana jika pilihan kebijakan industri berdampak pada diskonto upah, diskonto itu cenderung dialokasikan kepada pekerja produksi.
Pemilahan sumber kesenjangan menunjukkan bahwa efek industri ternyata menjadi sumber kesenjangan upah yang sangat berarti di samping perbedaan modal manusia. Peran industri sebagai sumber kesenjangan upah pekerja non produksi - pekerja produksi diestimasi sekitar 44 % bersumber pada perbedaan efek tetap industri atas upah kedua kelompok pekerja. Kesenjangan tersebut diperbaiki dengan - 7 % disebabkan oleh distribusi kedua kelompok pekerja antar industri (yang mengalami ketimpangan lebih besar cenderung memiliki pangsa pekerja makin kecil).
Penelitian membuktikkan adanya pengaruh efek tetap industri yang menyebabkan ketegaran upah sektor industri walaupun berada dalam kondisi surplus tenaga kerja. Baik pengusaha pada industri berupah tinggi maupun industri berupah rendah diramalkan tidak mengambil keputusan baru dengan adanya informasi perbedaan upah yang mereka bayarkan.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagaimana disimpulkan oleh Manning (1994) studi mengenai upah di Indonesia masih kurang memadai. Meskipun disadari pentingnya data upah untuk analisis ekonomi, perencanaan dan kesejahteraan tetapi ternyata sangat sedikit studi mengenai upah selama ekonomi Orde Baru. Studi mengenai pasar tenaga kerja umumnya hanya tertarik pada kuantitas dan kualitas tetapi bukan pada harga (upah).
Dari kesimpulannya itu, Manning (1994) selanjutnya mendorong beberapa riset mengenai upah. Satu di antaranya adalah masalah perbedaan upah yang disebutnya sebagai subyek yang besar dan penting baik perbedaan upah antar tingkat pendidikan, antar daerah, antar fender dan antar sektor. Berangkat dari pemikiran itu, penelitian ini memusatkan perhatian pada tiga hal, yaitu pertama, meneliti perbedaan upah antar industri dengan melihat peran kelompok variabel karakteristik pekerja dan variabel karakteristik industri. Kedua, penelitian dikembangkan untuk melihat perbedaan pola determinasi upah dua kelompok pekerja utama, yaitu pekerja produksi dan pekerja non produksi. Terakhir, studi ini berusaha mengestimasi peran industri dan peran non industri (terutama perbedaan pendidikan) sebagai sumber kesenjangan pendapatan antara kelompok pekerja produksi dan pekerja non produksi yang meliputi pimpinan perusahaan, staf direksi, pegawai administrasi, dan sebagainya. Perbandingan pangsa kedua kelompok ini adalah 84 persen dan 16 persen.
Studi upah sektor industri merupakan studi upah yang penting, karena industri pengolahan adalah sektor paling besar yang menggunakan sistem upah secara reguler (terikat kontrak). Upah yang diberikan secara reguler itu sendiri merupakan sumber pendapatan yang relatif baru dalam perkembangan industrialisasi Indonesia. Jika dibandingkan dengan upah sektor pertanian, maka upah sektor industri berada 1,9 kali sampai 1,7 , kali dari tahun 1977 sampai 1990. Upah sektor pertanian juga tidak bersifat ajeg, melainkan bersifat labil karena variasi upah uang yang berfluktuasi dari bulan ke bulan dan dari desa ke desa (Mazumdar dan Sawit, 1986). Para ahli bahkan mengambil kesimpulan yang berbeda apakah tren upah riil pada sektor produksi padi di Jawa meningkat atau menurun. Penggunaan deflator dan periode waktu yang digunakan ternyata menghasilkan arah yang berbeda terhadap upah riil pada sektor produksi padi tersebut (Naylor, 1990).
Penelitian upah industri pengolahan menjadi lebih penting karena peran industri pengolahan yang semakin meningkat dalam proses industrialisasi. Pertumbuhan industri pengolahan dalam menyediakan lapangan pekerjaan terlihat meningkat, pada tahun 1971 menyerap 2,5 juta atau 6,84 persen pekerja dan pada tahun 1996 menjadi 10,77 juta atau 12,6 persen (tumbuh rata-rata 5,8 persen setahun). Sumbangan sektor industri pada produk domestik bruto tumbuh lebih cepat, pada tahun 1971 menyumbang PDB sebesar 9,38 persen dan pada tahun 1996 menjadi 24,6 persen (BPS: 1995; BPS 1996). Sejak tahun 1990 sumbangan industri pengolahan pada PDB sudah melebihi sektor pertanian.
Sumbangan sektor industri terhadap PDB ternyata timpang di mana industri kecil dan rumah tangga yang menyerap 56 persen tenaga kerja hanya menyumbang sebesar 8,5 persen dari total nilai tambah sektor industri. Dengan demikian industri menengah dan besar menyumbang 91,5 nilai tambah sektor industri tetapi hanya menyerap 44 persen tenaga kerja (Suhartono, 1988). Bagaimanapun juga obyek penelitian ini berada pada sektor inti (core) yaitu sektor yang umumnya merupakan tujuan utama angkatan kerja (Williams, 1996).

B.     Posisi penelitian
Berbeda dengan kecenderungan studi mengenai upah di Indonesia yang umumnya tertarik pada ukuran-ukuran atau estimasi mengenai besamya kesenjangan pendapatan, studi ini bertujuan untuk mengungkap sumber kesenjangan upah antar industri dan antar pekerja dengan cara menganalisis perbedaan penentu upah pekerja produksi dan non produksi serta memilah kesenjangan atas sumber industri dan non industri (khususnya kapital manusia).
Taraf industrialisasi dewasa ini juga memperlihatkan semakin pentingnya mencermati masalah perburuhan khususnya masalah upah baik untuk menunjang kebijaksanaan maupun perencanaan. Studi mengenai penentuan upah di Indonesia di samping sangat kurang, pemanfaatan survai BPS untuk studi seperti ini juga belum dilakukan oleh peneliti lain.
Dari sisi akademik studi penentuan upah sangat menarik karena adanya dua perspektif teori yaitu teori upah neoklasik (teori upah kompetitif) dan teori upah non kompetitif yang salah satunya adalah teori upah efisiensi. Perbedaan dasar dua teori tersebut adalah bahwa teori upah neoklasik meramalkan harga (upah) bisa berbeda dalam jangka pendek tetapi dalam jangka panjang pelaku ekonomi akan mendekati harga yang sama pada tingkat keseimbangan. Sebaliknya teori upah efisiensi meramalkan bahwa dalam jangka panjang upah akan tetap berbeda-beda antar industri dan pengusaha tidak berusaha untuk melakukan penyesuaian menuju kesamaan harga.
Perbedaan yang lain adalah neoklasik menganggap bahwa harga tenaga kerja tidak terkait dengan keuntungan pengusaha (penentuan harga input tenaga kerja sama dengan harga input yang lain) sedangkan teori upah efisiensi menganggap terdapat korelasi antara besarnya upah yang dibayarkan dengan kemampuan membayar (laba) pengusaha. Dengan demikian teori upah efisiensi meramalkan

DAFTAR PUSTAKA


Akerlof, George, A. 1982. Labor Contract as Partial Gift exchange. Ouarterly Journal of economics, Vol. 97, pp. 543-69.
Akerlof, George A., and Janet, L.Yellen, 1988. Fairness and Unemployment American Economic Review, Vol. 78, No.2, pp. 44-49.
Allen, Steven G. 1995. Updated Notes on The Interindustry Wage Structure, 1890 -1990. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 48, No. 2, pp. 305 - 321
Anderson, Deborah and David Shapiro, 1996. Racial Differences in Access To High­Paying Jobs and The Wage Gap Between Black and White Women. Industrialand Labor Realtion Review, Vol. 49, No.2, pp. 273-286.
Arief, Sritua, 2000. Dialectics of Industrialization in Indonesia. Journal of Contemporary Asia, Vol. 30, No.].
Arndt, HW. 1994. Pembangunan Ekonomi Indonesia.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.
Barth, Erling and Josef Zweim u ller, 1995. Relative Wages under Decentralized and Corporatist Bargaining Systems. Scandinavian Journal of Economics Vol. 93, No.3, pp.369-384.
Behrman, Jere R. and Anil B. Deolalikar, 1995. Are There Differential Returns to Schooling By Gender ? The Case of Indonesian Labor Market. Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol. 57, No. 1, pp. 97-117.
Bernhard, Gahlen and George Licht, 1990. The Efficiency Wage Theories and Inter­ Industry Wage Differentials An Empirical investigation for The Manufacturing Sector of The Federal Republic of Germany. in Konig, Heinz (Ed.), Economics of Wage Determination, Springer-Verlag.
Biro Pusat Statitik, 1992. Statistik Dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta.
Biro Pusat Statitik,1993. Indikator Tingkat Hidup Pekerja. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1996 a). Statistik Indonesa. Jakarta. Biro Pusat Statitik,1996 b). dan 1998. Statistik Upah. Jakarta.
Biro Pusat Statitik, 1997 a). Indikator Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1997 b). Statistik Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1998.           Indikator Ekonomi_ Berbagai edisi. Jakarta.
Blackaby, D.H. and P.D. Murphy, 1991. Industry Characteristics and Inter-Regional Wage Differences. Scottish Journal of Political Economy, Vol. 38, No.2, pp. 142-161.
Blanchflower, David G. Oswald, A and P. Sanfey, 1996. Wages, Profit and Rent Sharing. Quarterly Journal of Economics, Vol. CXI No. l, pp.227-25 1.
Blau, Francine D. and Lawrence M. Kahn, 1995. The Gender Earning Gap: Some International Evidence. Dalam Freeman, Ricahrd B. and Lawrence F. Katz, Differences and Changes in Wage Structure. Chicago and London: The University of Chicago Press.
Boal, William M and John Pencapel, 1994. The Effect of Labor Unions on Employment, Wages, and Days of Operation: Coal Mining in West Virginia. Quarterly Journal of Economics, Vol. CIX, pp. 267-298.
Bradbaart, Okke, 1992. Rural Employment Effects of Export Industry Growth: A Case Study in The Greater Bandung Region. Bandung: Akatiga Foundation, Centre for Social Analysis.
Budd, John W. 1996. Union Wage Determination in Canadian and U.S. Manufacturing, 1964-1990: A Comparative Analysis. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 49, No.4, pp. 673-689.
Calvo, Guillermo, A. 1985. The Inefficiency of Unemployment The Supervision Perspective. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 100 (May), pp. 373­387.
Campbell III, Carl M. and Kunal S. Kamlani, 1997. The Reasons For Wage Rigidity: Evidence From A Survey of Firms. Quarterly Journal of Economics. Vol. CXILNo.3. pp. 759-189.
Card, David 1996. The Effect of Unions on The Structure of Wages: A Longitudinal Analysis. Econometrica, Vol. 64, No.4, pp. 957-979.
Card, David and Craig A. Olson, 1995. Bargaining Power, Strike Duration, and Wage Outcomes: An Analysis of Strikes in The 1880s. Journal of Labor Economics, Vol.13. No.], pp. 32-61.
Chamberlain, Neil W., Donald E. Cullen and David Lewin, 1980. The Labor Sector New York: McGraw-Hill.
Christensen, Sandra and Dennis Maki, 1983. The Wage Effect of Compulsory Union Membership. Industrial and Labor Relations Review, Vol.36, No.l, pp. 230­ 238.
Christofides Louis N. and Andrew J. Oswald, 1992. Real Wage Determination and Rent-Sharing in Collective Bargaining Agreement. Quarterly Journal of Economics, Vol. 107 (3), pp. 985-1002.
Craig, Lee, A. and Robert M. Fearn, 1993. Wage Discrimination and Occupational Crowding in a Competitive Industry: Evidence From The American WhalingIndustry. The Journal of Economic History, Vol. 53,  No. l, pp. 123-138:
Currie, Janet and Sheena McConnel, 1992. Firm-Specific Determinants of Real wage, 1992. The Review of Economics and Statistics, Vol. 74 (2), pp. 297-304
Dickens, Willam T. and Lawrence F. Katz, 1987. Inter-Industry Wage Differences and Industry Characteristics. in Lang, K. and J.S. Leonard (eds.) Unemployment and The Structure of Labor Markets, New York: Basil Blackwell. Inc.
Dinardo, John and T. Lemieux, 1997. Diverging Male Wage Inequality in The United States and Canada, 1981-1988: Do Institutions Explain The Difference ?. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 50, No. 4, pp. 629-651.
Dunlop, John, T. 1964. The Theory of Wage Determination. London: Macmillan & Co. Ltd.
Eatwell, J., Murray Milgate, Peter Newman, 1991. The New Palgrave a Dictionary of Economics. London and Basingstoke: The Macmillan Press Ltd.
Elliot, Robert, F. 1991. Labor Economics: A Comparative Text. London-New York: McGraw-Hill.
Ehrenberg, Ronald G and Robert S. Smith. 1996. Modern Labor Economics. Massachusetts: Addison Wesley.
Fack, Fritz Ullrich, 1977. The Social Market Economy An Introduction. (Trans. To English). Bonn: Ludwig Erhard.
Feldman, Allan M. 1980. Welfare Economics and Social Choice Theory. Kluwer : Nijhoff Publishing.
Fields, Judith and Edward N. Wolff, 1995. Interindustry Wage Differentials and Gender Wage Gap. Industrial and Labor Relations Review, Vol. 49, No.], pp. 105-120.
Freeman, Richard B and James L. Medoff, 1981. The Impact of The Percentage Organized on Union and Nonunion Wages. The Review of Economics and Statistics, Vol.63, pp. 561-572.
Fryer, MJ and JV Greenman. 1987. Optimization Theory. London: Edward Arnold Ltd.
Fudenberg, Drew and Jean Tirole, 1991. Game Theory. Cambridge: The MIT Press.
Gujarati, Damodar, N. 1995. Basic Econometric, 3rd ed. New York: McGraw-Hill, Inc.
Hashimoto, Masanori and John Raisian, 1985. Employment Tenure and Earnings Profiles in Japan and The United States. American Economic Review. Vol. 75. No.4, pp. 722-735.
Hasibuan, Nurimansjah, 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, Regulasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.
Hasibuan, Nurimansjah, 1984. Pembagian Tingkat Penghasilan Tenaga Kerja Pada Industri-industri Oligopolistik di Indonesia. Disertasi Doktor, Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Haworth, C.T. and D. Rasmussen, 1971. Human Capital and Inter-Industry Wages in Manufacturing. The Review of Economics and Statistics, Vol. 53. No.4, pp. 376-380.
Henderson James, M. and Richard E. Quandt, 1980. Microeconomic Theory, A Mathematical Approach 3rd ed. McGraw-Hill Book Company.
Heywood, John S. 1986. Labor Quality and The Concentration-Earnings Hypothesis. The Review of Economics and Statistics, Vol. 68. No.2, pp. 342-358.
Hilhorst, J. 1989. Dynamics in West java's Industry and City Size Distribution. Netherlands: Publications Office-Institute of Social Studies.
Holmlund and J.Zetterberg, 1991. Insider Effect in Wage Determination Evidence From Five Countries. European Economic Review, Vol. 35, pp. 1009-1034.
H u bler, Olaf and Knut Gerlach, 1990. Sectpral Wage Patterns, Individual Earnings and The Efficiency Wage Hypothesis. in Heinz K o nig (ed), Economics of Wage Determination. Springer-Verlag Berlin.
Hill, Hal. 1998. Indonesia's Industrial Transformation. Singapore. Institute of Southeast Asian Studies.
Insukindro, 1992. Pembentukan Model Dalam Penelitian Ekonomi. JEBI Th. VII. No. l.
Insukindro, 1991. Regresi Linier Lancung Dalam Analisis Ekonomi: Suatu Tinjauan Dengan Satu Studi Kasus Di Indonesia. JEBI Th. VI. No. 1.
Insukindro, 1998. Sindrum R2 Dalam Analisis Regresi Linear Runtun Waktu. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 13, No.4, 1-11.
Intriligator, Michael D. 1978. Econometric Models, Techniques, & Applications. Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey
Islam, Inayatul, 1989. Industrial Restructuring and Industrial Relations in ASEAN - A Firm-level Cronical. Dalam Gus Edgren, Restructuring, Employment and Industrial Relations: Adjustment Issues in Asian Industries. ILO-ARTEP
Karseno, A.R., 1991. Advertising, Market Share and Profitability: An Experimental Study With Application to Indonesia Manufacturing. Ph.D. Thesis. University of Colorado.
Kerseno, A.R. 2000. Pengaturan Kehidupan Perekonomian Bangsa Dalam UUD 1945. Yogyakarta: Seminar Diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR Bekerja Sama Dengan Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI).
Knight, J.B. and R.H. Sabot, 1983. The Role of The Firm in Wage Determination: An American Case Study. Oxford Economic Papers, Vol. 35 (1), pp.45-66.
Konings, Jozef and Patrick P. Walsh, 1994. Evidence of Efficiency Wage Payment in Uk Firm Level Panel Data. The Economic Journal, 104 (May), pp. 542-555.
Koutsoyiannis, A.1985. Modern Microeconomics. 2nd Eds. Hampshire: Macmillan. Koutsoyiannis, A. 1985. Theory of Econometrics. 2°d Eds. Macmillan.
Kreps, David M., 1990. A Course In Microeconomic Theory. Princeton: Princeton University Press.
Krueger, Alan B. and Lawrence H. Summers, 1987. Reflection on The Inter-Industry Wage Structure. In Lang, K and J.S. Leonard, Unemployment and The Structure of Labor Market. New York: Basil Blackwell Inc.
Krueger, Alan B. 1988. Efficiency Wages and Inter-Industry Structure. Econometrica, Vo1.56.No.2, pp. 259-293.
Kumar, P. 1972. Differentials in Wage Rates of Unskilled Labor in Canadian Manufacturing Industries. Industrial and Labor Relations Review. Vol. 26, pp. 631-645.                                      •
Kwoka, Jr. J. E., 1983. Monopoly Plant and Union Effects on Workers Wages. Industrial an Labor Relation Review, Vo1.36, No.2, pp. 251-257. -
Kennedy Peter, 1992. A Guide to Econometrics. 3rd Eds. The MIT Press Cambridge, Massachusetts.
Lee, Byung-Ju. 1994. Determination of Inter-Industry Wage Differential: A Case of The Korean Labor Market. Ph.D. Dissertation Univ. of Hawaii.
Lever, Marcel H.C. and Wessel A. Marquering, 1996. Union Coverage and Sectoral Wages: Evidence from Netherlands. Empirical Economics, Vo1.21, pp. 483­499.
Long, James E. and Albert N. Link, 1983. The Impact of Market Structure on Wages, Fringe Benefits, and Turnover. Industrial and Labor Relations Review, Vo1.36, Na2, pp. 239-250.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites