ANALISIS SUMBER-SUMBER KESENJANGAN UPAH PEKERJA PRODUKSI-NON PRODUKSI ANTAR INDUSTRI DI INDONESIA
INTISARI
Keyword: Industry fixed effect, rents
sharing, wage determination, wage gap.
Penelitian ini bertujuan
mengungkap kesenjangan upah antar pekerja dan antar industri. Penelitian lebih
memfokuskan pada kesenjangan yang diakibatkan oleh perbedaan efek tetap
industri atas upah kelompok pekerja produksi dan pekerja non produksi.
Penelitian didasarkan pada data
mentah survai industri BPS secara cross section
dengan teknik regresi dua
tahap dan model GLS (generalized least square). Model berisi variabel karakteristik individu dan karakteristik
industri.
Keseluruhan penelitian memperkuat
hipotesis bahwa walaupun situasi ketenagakerjaan dalam keadaan surplus tenaga
kerja, sektor industri tetap membagikan rente ekonominya. Hal ini menyebabkan
upah industri lebih tinggi dari upah rata-rata di luar industri. Hal tersebut
terbukti dari pengaruh positif dan signifikan variabel nilai tambah, kapital,
modal asing dan tingkat konsentrasi.
Tetapi industri juga mengambil
kesempatan terhadap lemahnya posisi pekerja wanita; dan persaingan ekspor yang
ketat tetap tidak menyebabkan impak posistif terhadap upah. Namun demikian
keseluruhan keberadan industri modern (menengah dan besar) tetap menunjukkan
perannya sebagai alat perbaikan pendapatan pekerja. Dengan demikian di samping
misi pertumbuhan, keberadaan industri menengah dan besar ternyata juga
merupakan alat perbaikan upab pekerja (yang merupakan tujuan program
pemerataan).
Kedua kelompok pekerja terlihat
memiliki determinan upah yang berbeda baik dilihat dari besarnya parameter,
arah, dan signifikansi suatu variabel. Variabel yang mengukur keunggulan
komparatif upah dan ketenagakerjaan (Ekspor, Size dan Frakwan) memperlihatkan
pola di mana jika pilihan kebijakan industri berdampak pada diskonto upah,
diskonto itu cenderung dialokasikan kepada pekerja produksi.
Pemilahan sumber kesenjangan
menunjukkan bahwa efek industri ternyata menjadi sumber kesenjangan upah yang
sangat berarti di samping perbedaan modal manusia. Peran industri sebagai
sumber kesenjangan upah pekerja non produksi - pekerja produksi diestimasi
sekitar 44 % bersumber pada perbedaan efek tetap industri atas upah kedua
kelompok pekerja. Kesenjangan tersebut diperbaiki dengan - 7 % disebabkan oleh
distribusi kedua kelompok pekerja antar industri (yang mengalami ketimpangan
lebih besar cenderung memiliki pangsa pekerja makin kecil).
Penelitian membuktikkan adanya
pengaruh efek tetap industri yang menyebabkan ketegaran upah sektor industri
walaupun berada dalam kondisi surplus tenaga kerja. Baik pengusaha pada
industri berupah tinggi maupun industri berupah rendah diramalkan tidak
mengambil keputusan baru dengan adanya informasi perbedaan upah yang mereka
bayarkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sebagaimana disimpulkan oleh Manning (1994)
studi mengenai upah di Indonesia masih kurang memadai. Meskipun disadari
pentingnya data upah untuk analisis ekonomi, perencanaan dan kesejahteraan
tetapi ternyata sangat sedikit studi mengenai upah selama ekonomi Orde Baru.
Studi mengenai pasar tenaga kerja umumnya hanya tertarik pada kuantitas dan
kualitas tetapi bukan pada harga (upah).
Dari kesimpulannya itu, Manning (1994)
selanjutnya mendorong beberapa riset mengenai upah. Satu di antaranya adalah
masalah perbedaan upah yang disebutnya sebagai subyek yang besar dan penting
baik perbedaan upah antar tingkat pendidikan, antar daerah, antar fender dan
antar sektor. Berangkat dari pemikiran itu, penelitian ini memusatkan perhatian
pada tiga hal, yaitu pertama, meneliti perbedaan upah antar industri
dengan melihat peran kelompok variabel karakteristik pekerja dan variabel
karakteristik industri. Kedua, penelitian dikembangkan untuk melihat
perbedaan pola determinasi upah dua kelompok pekerja utama, yaitu pekerja
produksi dan pekerja non produksi. Terakhir, studi ini berusaha mengestimasi
peran industri dan peran non industri (terutama perbedaan pendidikan) sebagai
sumber kesenjangan pendapatan antara kelompok pekerja produksi dan pekerja non
produksi yang meliputi pimpinan perusahaan, staf direksi, pegawai administrasi,
dan sebagainya. Perbandingan pangsa kedua kelompok ini adalah 84 persen dan 16
persen.
Studi upah sektor industri merupakan studi
upah yang penting, karena industri pengolahan adalah sektor paling besar yang menggunakan
sistem upah secara reguler (terikat kontrak). Upah yang diberikan secara
reguler itu sendiri merupakan sumber pendapatan yang relatif baru dalam
perkembangan industrialisasi Indonesia. Jika dibandingkan dengan upah sektor
pertanian, maka upah sektor industri berada 1,9 kali sampai 1,7 , kali dari
tahun 1977 sampai 1990. Upah sektor pertanian juga tidak bersifat ajeg,
melainkan bersifat labil karena variasi upah uang yang berfluktuasi dari bulan
ke bulan dan dari desa ke desa (Mazumdar dan Sawit, 1986). Para ahli bahkan
mengambil kesimpulan yang berbeda apakah tren upah riil pada sektor produksi
padi di Jawa meningkat atau menurun. Penggunaan deflator dan periode waktu yang
digunakan ternyata menghasilkan arah yang berbeda terhadap upah riil pada
sektor produksi padi tersebut (Naylor, 1990).
Penelitian upah industri pengolahan menjadi
lebih penting karena peran industri pengolahan yang semakin meningkat dalam
proses industrialisasi. Pertumbuhan industri pengolahan dalam menyediakan
lapangan pekerjaan terlihat meningkat, pada tahun 1971 menyerap 2,5 juta atau
6,84 persen pekerja dan pada tahun 1996 menjadi 10,77 juta atau 12,6 persen
(tumbuh rata-rata 5,8 persen setahun). Sumbangan sektor industri pada produk
domestik bruto tumbuh lebih cepat, pada tahun 1971 menyumbang PDB sebesar 9,38
persen dan pada tahun 1996 menjadi 24,6 persen (BPS: 1995; BPS 1996). Sejak
tahun 1990 sumbangan industri pengolahan pada PDB sudah melebihi sektor
pertanian.
Sumbangan sektor industri terhadap PDB
ternyata timpang di mana industri kecil dan rumah tangga yang menyerap 56
persen tenaga kerja hanya menyumbang sebesar 8,5 persen dari total nilai tambah
sektor industri. Dengan demikian industri menengah dan besar menyumbang 91,5 nilai
tambah sektor industri tetapi hanya menyerap 44 persen tenaga kerja (Suhartono,
1988). Bagaimanapun juga obyek penelitian ini berada pada sektor inti (core)
yaitu sektor yang umumnya merupakan tujuan utama angkatan kerja (Williams,
1996).
B. Posisi penelitian
Berbeda dengan kecenderungan studi mengenai
upah di Indonesia yang umumnya tertarik pada ukuran-ukuran atau estimasi
mengenai besamya kesenjangan pendapatan, studi ini bertujuan untuk mengungkap
sumber kesenjangan upah antar industri dan antar pekerja dengan cara
menganalisis perbedaan penentu upah pekerja produksi dan non produksi serta
memilah kesenjangan atas sumber industri dan non industri (khususnya kapital
manusia).
Taraf industrialisasi dewasa ini juga
memperlihatkan semakin pentingnya mencermati masalah perburuhan khususnya
masalah upah baik untuk menunjang kebijaksanaan maupun perencanaan. Studi
mengenai penentuan upah di Indonesia di samping sangat kurang, pemanfaatan
survai BPS untuk studi seperti ini juga belum dilakukan oleh peneliti lain.
Dari sisi akademik studi penentuan upah
sangat menarik karena adanya dua perspektif teori yaitu teori upah neoklasik
(teori upah kompetitif) dan teori upah non kompetitif yang salah satunya adalah
teori upah efisiensi. Perbedaan dasar dua teori tersebut adalah bahwa teori
upah neoklasik meramalkan harga (upah) bisa berbeda dalam jangka pendek tetapi
dalam jangka panjang pelaku ekonomi akan mendekati harga yang sama pada tingkat
keseimbangan. Sebaliknya teori upah efisiensi meramalkan bahwa dalam jangka
panjang upah akan tetap berbeda-beda antar industri dan pengusaha tidak
berusaha untuk melakukan penyesuaian menuju kesamaan harga.
Perbedaan yang lain adalah neoklasik menganggap bahwa harga tenaga
kerja tidak terkait dengan keuntungan pengusaha (penentuan harga input tenaga
kerja sama dengan harga input yang lain) sedangkan teori upah efisiensi
menganggap terdapat korelasi antara besarnya upah yang dibayarkan dengan
kemampuan membayar (laba) pengusaha. Dengan demikian teori upah efisiensi
meramalkan
DAFTAR PUSTAKA
Akerlof, George, A. 1982. Labor Contract
as Partial Gift exchange. Ouarterly Journal of economics, Vol.
97, pp. 543-69.
Akerlof, George A., and Janet, L.Yellen,
1988. Fairness and Unemployment American Economic Review, Vol. 78,
No.2, pp. 44-49.
Allen, Steven G. 1995. Updated Notes on
The Interindustry Wage Structure, 1890 -1990. Industrial and Labor Relations
Review, Vol. 48, No. 2, pp. 305 - 321
Anderson, Deborah and David Shapiro,
1996. Racial Differences in Access To HighPaying Jobs and The Wage Gap Between
Black and White Women. Industrialand Labor Realtion Review,
Vol. 49, No.2, pp. 273-286.
Arief, Sritua, 2000. Dialectics of
Industrialization in Indonesia. Journal of Contemporary
Asia, Vol. 30, No.].
Arndt, HW. 1994. Pembangunan
Ekonomi Indonesia.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.
Barth, Erling and Josef Zweim u ller, 1995. Relative Wages under
Decentralized and Corporatist Bargaining Systems. Scandinavian
Journal of Economics Vol. 93, No.3, pp.369-384.
Behrman, Jere R. and Anil B. Deolalikar,
1995. Are There Differential Returns to Schooling By Gender ? The Case of
Indonesian Labor Market. Oxford Bulletin of Economics and
Statistics, Vol. 57, No. 1, pp. 97-117.
Bernhard, Gahlen and George Licht, 1990. The
Efficiency Wage Theories and Inter Industry Wage Differentials An Empirical
investigation for The Manufacturing Sector of The
Federal Republic of Germany. in Konig, Heinz
(Ed.), Economics of Wage Determination, Springer-Verlag.
Biro Pusat
Statitik, 1992. Statistik Dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta.
Biro Pusat
Statitik,1993. Indikator Tingkat Hidup Pekerja. Jakarta. Biro
Pusat Statitik, 1996 a). Statistik Indonesa. Jakarta. Biro
Pusat Statitik,1996 b). dan 1998. Statistik Upah. Jakarta.
Biro Pusat Statitik, 1997 a). Indikator
Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1997 b). Statistik
Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Biro Pusat Statitik, 1998. Indikator Ekonomi_ Berbagai
edisi. Jakarta.
Blackaby, D.H. and P.D. Murphy, 1991.
Industry Characteristics and Inter-Regional Wage Differences. Scottish
Journal of Political Economy, Vol. 38, No.2, pp. 142-161.
Blanchflower, David G. Oswald, A and P. Sanfey, 1996. Wages, Profit and
Rent Sharing. Quarterly Journal of Economics, Vol. CXI No. l, pp.227-25
1.
Blau, Francine D. and Lawrence M. Kahn, 1995. The Gender Earning
Gap: Some International Evidence. Dalam Freeman, Ricahrd B. and Lawrence F.
Katz, Differences and Changes in Wage Structure. Chicago and London: The
University of Chicago Press.
Boal, William M and John Pencapel, 1994. The Effect of Labor Unions on
Employment, Wages, and Days of Operation: Coal Mining in West Virginia. Quarterly
Journal of Economics, Vol. CIX, pp. 267-298.
Bradbaart, Okke, 1992. Rural Employment Effects of Export Industry
Growth: A Case Study in The Greater Bandung Region. Bandung: Akatiga
Foundation, Centre for Social Analysis.
Budd, John W. 1996. Union Wage Determination in Canadian and U.S.
Manufacturing, 1964-1990: A Comparative Analysis. Industrial and Labor
Relations Review, Vol. 49, No.4, pp. 673-689.
Calvo, Guillermo, A. 1985. The Inefficiency of Unemployment The
Supervision Perspective. The Quarterly Journal of Economics, Vol. 100 (May),
pp. 373387.
Campbell III, Carl M. and Kunal S. Kamlani, 1997. The Reasons For Wage
Rigidity: Evidence From A Survey of Firms. Quarterly Journal of Economics.
Vol. CXILNo.3. pp. 759-189.
Card, David 1996. The Effect of Unions on The Structure of Wages: A
Longitudinal Analysis. Econometrica, Vol. 64, No.4, pp. 957-979.
Card, David and Craig A. Olson, 1995. Bargaining Power, Strike
Duration, and Wage Outcomes: An Analysis of Strikes in The 1880s. Journal
of Labor
Economics, Vol.13. No.], pp. 32-61.
Chamberlain, Neil W., Donald E. Cullen and David Lewin, 1980. The
Labor Sector New York:
McGraw-Hill.
Christensen, Sandra and Dennis Maki, 1983. The Wage Effect of
Compulsory Union Membership. Industrial and Labor Relations
Review, Vol.36, No.l, pp. 230 238.
Christofides Louis N. and Andrew J. Oswald, 1992. Real Wage
Determination and Rent-Sharing in Collective Bargaining Agreement. Quarterly
Journal of Economics, Vol. 107 (3), pp. 985-1002.
Craig, Lee, A. and Robert M. Fearn, 1993. Wage Discrimination and
Occupational Crowding in a Competitive Industry: Evidence From The American WhalingIndustry.
The
Journal of Economic
History, Vol. 53, No. l, pp. 123-138:
Currie, Janet and Sheena McConnel, 1992. Firm-Specific Determinants of
Real wage, 1992. The Review of Economics and Statistics, Vol. 74 (2), pp. 297-304
Dickens, Willam T. and Lawrence F. Katz, 1987. Inter-Industry
Wage Differences and Industry Characteristics. in Lang, K. and J.S. Leonard (eds.) Unemployment
and The Structure of Labor
Markets, New York: Basil Blackwell.
Inc.
Dinardo, John and T. Lemieux, 1997. Diverging Male Wage Inequality in
The United States and Canada, 1981-1988: Do Institutions Explain The Difference
?. Industrial
and Labor Relations Review, Vol. 50, No. 4, pp. 629-651.
Dunlop, John, T. 1964. The Theory of Wage Determination. London: Macmillan & Co. Ltd.
Eatwell, J., Murray Milgate, Peter Newman, 1991. The
New Palgrave a Dictionary of
Economics.
London and Basingstoke: The
Macmillan Press Ltd.
Elliot, Robert, F. 1991. Labor Economics: A Comparative
Text. London-New York:
McGraw-Hill.
Ehrenberg, Ronald G and Robert S. Smith. 1996. Modern
Labor Economics. Massachusetts:
Addison Wesley.
Fack, Fritz Ullrich, 1977. The Social Market Economy An
Introduction. (Trans. To English).
Bonn: Ludwig Erhard.
Feldman, Allan M. 1980. Welfare Economics and Social Choice
Theory. Kluwer : Nijhoff
Publishing.
Fields, Judith and Edward N. Wolff, 1995. Interindustry Wage
Differentials and Gender Wage Gap. Industrial and Labor Relations
Review, Vol. 49, No.], pp. 105-120.
Freeman, Richard B and James L. Medoff, 1981. The Impact of The
Percentage Organized on Union and Nonunion Wages. The
Review of Economics and Statistics, Vol.63, pp. 561-572.
Fryer, MJ and JV Greenman. 1987. Optimization Theory. London: Edward Arnold Ltd.
Fudenberg, Drew and Jean Tirole, 1991. Game
Theory. Cambridge: The MIT
Press.
Gujarati, Damodar, N. 1995. Basic Econometric, 3rd ed.
New York: McGraw-Hill, Inc.
Hashimoto, Masanori and John Raisian, 1985. Employment Tenure and
Earnings Profiles in Japan and The United States. American
Economic Review. Vol. 75. No.4, pp. 722-735.
Hasibuan, Nurimansjah, 1993. Ekonomi Industri: Persaingan,
Monopoli, Regulasi. Jakarta:
PT Pustaka LP3ES.
Hasibuan, Nurimansjah, 1984. Pembagian Tingkat Penghasilan
Tenaga Kerja Pada Industri-industri Oligopolistik di Indonesia. Disertasi Doktor, Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada.
Haworth, C.T. and D. Rasmussen, 1971. Human Capital and Inter-Industry
Wages in Manufacturing. The Review of Economics and
Statistics, Vol. 53. No.4, pp. 376-380.
Henderson James, M. and Richard E. Quandt, 1980. Microeconomic
Theory, A Mathematical Approach 3rd ed. McGraw-Hill Book Company.
Heywood, John S. 1986. Labor Quality and The Concentration-Earnings
Hypothesis. The Review of Economics and Statistics, Vol. 68. No.2, pp. 342-358.
Hilhorst, J. 1989. Dynamics in West java's Industry and City Size
Distribution. Netherlands: Publications Office-Institute of Social Studies.
Holmlund and J.Zetterberg, 1991. Insider Effect in Wage Determination
Evidence From Five Countries. European Economic Review, Vol. 35, pp. 1009-1034.
H u bler, Olaf and Knut Gerlach, 1990. Sectpral Wage Patterns,
Individual Earnings and The Efficiency Wage Hypothesis. in Heinz K o nig
(ed), Economics of Wage Determination. Springer-Verlag Berlin.
Hill, Hal. 1998. Indonesia's Industrial Transformation. Singapore.
Institute of Southeast Asian Studies.
Insukindro, 1992. Pembentukan Model Dalam Penelitian Ekonomi. JEBI
Th. VII. No. l.
Insukindro, 1991. Regresi Linier Lancung Dalam Analisis Ekonomi: Suatu
Tinjauan Dengan Satu Studi Kasus Di Indonesia. JEBI Th. VI. No. 1.
Insukindro, 1998. Sindrum R2 Dalam Analisis Regresi Linear
Runtun Waktu. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 13, No.4, 1-11.
Intriligator, Michael D. 1978. Econometric Models, Techniques, &
Applications. Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey
Islam, Inayatul, 1989. Industrial Restructuring and Industrial
Relations in ASEAN - A Firm-level Cronical. Dalam Gus Edgren, Restructuring,
Employment and Industrial Relations: Adjustment Issues in Asian Industries. ILO-ARTEP
Karseno, A.R., 1991. Advertising, Market Share and Profitability: An
Experimental Study With Application to Indonesia Manufacturing. Ph.D.
Thesis. University of Colorado.
Kerseno, A.R. 2000. Pengaturan Kehidupan Perekonomian Bangsa Dalam
UUD 1945. Yogyakarta: Seminar Diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc I Badan
Pekerja MPR Bekerja Sama Dengan Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI).
Knight, J.B. and R.H. Sabot, 1983. The Role of The Firm in Wage
Determination: An American Case Study. Oxford Economic Papers, Vol. 35 (1), pp.45-66.
Konings, Jozef and Patrick P. Walsh, 1994. Evidence of Efficiency Wage
Payment in Uk Firm Level Panel Data. The Economic Journal, 104 (May), pp. 542-555.
Koutsoyiannis, A.1985. Modern Microeconomics. 2nd Eds.
Hampshire: Macmillan. Koutsoyiannis, A. 1985. Theory of Econometrics. 2°d
Eds. Macmillan.
Kreps, David M., 1990. A Course In Microeconomic Theory. Princeton:
Princeton University Press.
Krueger, Alan B. and Lawrence H. Summers, 1987. Reflection on The
Inter-Industry Wage Structure. In Lang, K and J.S. Leonard, Unemployment
and The Structure of Labor Market. New York: Basil Blackwell Inc.
Krueger, Alan B. 1988. Efficiency Wages and Inter-Industry Structure. Econometrica,
Vo1.56.No.2, pp. 259-293.
Kumar, P. 1972. Differentials in Wage Rates
of Unskilled Labor in Canadian Manufacturing Industries. Industrial and
Labor Relations Review. Vol. 26, pp. 631-645. •
Kwoka, Jr. J. E., 1983. Monopoly Plant and Union Effects on Workers
Wages. Industrial an Labor Relation Review, Vo1.36, No.2, pp. 251-257. -
Kennedy Peter, 1992. A Guide to Econometrics. 3rd Eds.
The MIT Press Cambridge, Massachusetts.
Lee, Byung-Ju. 1994. Determination of Inter-Industry Wage
Differential: A Case of The Korean Labor Market. Ph.D. Dissertation Univ.
of Hawaii.
Lever, Marcel H.C. and Wessel A. Marquering, 1996. Union Coverage and
Sectoral Wages: Evidence from Netherlands. Empirical Economics, Vo1.21, pp. 483499.
Long, James E. and Albert N. Link, 1983. The Impact of Market Structure
on Wages, Fringe Benefits, and Turnover. Industrial and Labor Relations
Review, Vo1.36, Na2, pp. 239-250.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 08572 8000 963
0 komentar:
Posting Komentar