PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPS SEJARAH
MATERI MENGANALISIS PERADABAN INDONESIA
DAN DUNIA
PADA SISWA KELAS X-6 SMA NEGERI 101
JAKARTA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010
ABSTRAK
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together
(NHT) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Sejarah Materi
Menganalisis Peradaban Indonesia Dan Dunia Pada Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 101
Jakarta Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010
Pembelajaran
sejarah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model NHT pada mata pelajaran
sejarah dilator belakangi oleh permasalahan di kelas, bahwa guru kurang
memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran
yang bervariatif. Metode mengajar yang digunakan guru cenderung bersifat
konvensional, monoton, dan berpusat pada guru. Selain itu guru kurang mengembangkan
model pembelajaran yang lebih menarik pada pembelajaran sejarah. Hal ini
berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah, dibawah KKM 65. Oleh
karena itu, melalui model pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Alasan peneliti
menerapkan model pembelajaran kooperatif model NHT karena memberi kesempatan
yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara lebih terbuka dan siswa
mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan skor terbaik. Model NHT ini mengharapkan
potensi ribut siswa ke arah yang positif seperti aktif berbicara pada saat diskusi
dalam kelompok, menjawab pertanyaan LKS pada saat nomornya ditunjuk oleh guru, menyimak
pendapat yang dikemukakan oleh siswa yang lain. Hal tersebut dapat menjadikan
siswa mampu mengembangkan potensinya dengan baik, disamping dapat menarik kesimpulan
materi yang telah disampaikan. Model NHT ini pun melatih siswa berpikir secara kritis
serta berkolaborasi dengan teman kelompoknya. Hal yang lebih penting lagi bahwa
model NHT ini perolehan poin siswa sebagai anggota kelompok dapat sekaligus menjadikan
poin bagi kelompok sehingga mendorong siswa untuk lebih mandiri, tanggungjawab
atas kelompoknya, serta dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena dilaksanakan tujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di dalam kelas. Penelitian ini
diterapkan terhadap 36 orang siswa kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta. Data yang
diperoleh dari kelas X-6 ini dan dianalisis tingkat permasalahannya agar
kondisi yang terjadi pada kelas
ini bisa lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Alat pengumpul data
pada in ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, tugas
kelompok (LKS) dan tes pada setiap tindakan.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta. Peningkatan
tersebut dapat dilihat pada kegiatan diskusi siswa dalam kelompok, hasil kerja
dan tes dalam setiap tindakan. Hal tersebut didukung pula dengan perencanaan
guru mempersiapkan berbagai perangkat, media dan materi serta kondisi
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang kan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan proses humanisasi, yakni proses penyempurnaan kemanusiaan yang terus
menerus. Hal ini memperlihatkan bahwa pendidikan mempunyai dasar yang paling
dalam, karena berbicara pendidikan pada dasarnya berbicara tentang harkat dan
martabat serta nilai-nilai insani (Supeno, 1983). Besarnya pengaruh pendidikan
dalam kehidupan, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3
yang menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Berdasarkan
tujuan yang termuat dalam undang-undang tersebut, peranan peneliti sebagai
ujung tombak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di dalam kelas sangatlah
penting. Salah satu perangkatnya adalah pengajaran, yang merupakan
operasionalisasi dari kurikulum. Pengajaran di sekolah terjadi apabila terdapat
interaksi antara siswa dengan lingkungan serta perangkat belajar yang di atur
oleh peneliti untuk mencapai tujuan pengajaran. Pencapaian tujuan pengajaran
ini hanya akan terwujud apabila peneliti mampu berperan sebagai sutradara sekaligus aktor.
Maksudnya, di tangan peneliti tugas dan tanggung jawab merencanakan dan
melaksanakan pengajaran di sekolah. Tugas dan tanggung jawab ini erat kaitannya
dengan kemampuan yang disyaratkan untuk dimiliki oleh seorang peneliti.
Pendidikan
sejarah idealnya tidak hanya mempelajari masa lampau tetapi juga mempelajari
masa kini dan masa yang akan datang. Dengan kata lain bahwa pendidikan sejarah
sangat diperlukan dalam kehidupan yang senantiasa mengalami perubahan. Tujuan
ini menuntut kesiapan dari para pendidik agar memiliki kemampuan akademik,
profesional dan rasa tanggung jawab atas tugasnya. Melalui pendidikan sejarah
diharapkan dapat memenuhi tujuan ideal yaitu peserta didik memiliki kemampuan
untuk memahami sejarah, memiliki kesadaran dan wawasan sejarah, serta memiliki
kearifan sejarah (Ismaun, 2001). Selain itu pembelajaran Sejarah mempunyai
fungsi dalam mengabadikan pengalaman masyarakat masa lampau yang dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi masyarakat lampau dan pertimbangan bag! masyarakat saat
ini dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Kamarga,2000:49).
Tujuan ideal
pendidikan sejarah tersebut nampaknya belum tercapai secara optimal.
Pembelajaran yang sifatnya konvensional pada mata pelajaran sejarah berupa
mendengarkan ceramah peneliti dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa atau LKS
(standar, yang biasa dibuat suatu penerbit) adalah kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri. Hal itu berdampak pada pembelajaran yang tidak mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki siswa.
Berdasarkan
hasil observasi kegiatan pembelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta
ditemukan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran yang diharapkan adanya
suatu komunikasi aktif, pada kenyataannya tidak demikian. Hal tersebut terjadi
karena siswa terbiasa hanya menerima apa yang diberikan oleh peneliti dan hanya
cukup mengetahui apa yang ada di dalam buku sumber atau pegangan siswa. Selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa terlihat pasif di kelas, siswa
kurang berpartisipasi, kurang terlibat dalam proses belajar mengajar dan tidak
mempunyai inisiatif serta kontribusi baik secara intelektual maupun emosional.
Metode yang
digunakan oleh peneliti adalah metode ceramah dan diskusi. Dalam pengamatan,
siswa terlihat kurang memperhatikan penjelasan peneliti. Hal tersebut
disebabkan oleh kondisi kelas yang selalu ribut dan sukar untuk dikendalikan,
ditambah lagi dengan jam belajar di waktu siang sehingga pembelajaran kurang
berjalan secara efektif. Siswa pun kurang menunjukkan antusiasnya dalam
menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh peneliti. Siswa lebih banyak
diam, mengobrol dengan teman sebangku, melihat keluar jendela, ada pula yang
mengantuk, atau lebih memilih untuk mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain
daripada memperhatikan penjelasan dari peneliti.
Hasil wawancara
sebagian besar siswa mengaku cenderung bosan dan jenuh dengan gaya mengajar peneliti
yang lebih banyak mendominasi. Siswa merasa kurang jelas dengan materi yang
disampaikan karena menurut mereka materi yang disampaikan oleh peneliti tidak
sistematis dari bab ke bab. Pembahasan suatu bab berlanjut ke bab yang lain,
terkadang kembali lagi ke bab awal dan tidak jarang pula ada materi yang tidak di
bahas secara tuntas. Permasalahan ini mengakibatkan aktivitas siswa selama
pembelajaran sejarah belum mencapai hasil yang maksimal, termasuk hasil belajar
yang dicapai.
Berdasarkan
tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya berada di atas KKM 65 (dinyatakan
tuntas) sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 36,1%, sedangkan siswa yang
nilainya berada di bawah KKM (dinyatakan tidak tuntas) sebanyak 23 orang dengan
presentase sebesar 63,9%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas
X-6 (63,9%) masih belum memenuhi standar nilai keberhasilan belajar sejarah
yang telah ditentukan. Oleh karena itu, menurut penulis hasil belajar siswa kelas
X-6 dapat dikategorikan rendah.
Rendahnya hasil
belajar sejarah siswa kelas X-6, pada dasarnya disebabkan oleh: Pertama, faktor peneliti yaitu peneliti
kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran
yang bervariatif. Metode mengajar yang digunakan peneliti cenderung bersifat
konvensional, monoton, dan berpusat pada peneliti. Selain itu peneliti kurang
mengembangkan model pembelajaran secara lebih menarik sehingga pembelajaran
sejarah yang dilakukan kurang efektif.
Kedua, soal-soal yang di buat oleh peneliti hanya
terbatas pada tingkatan kognitif rendah, dalam Taksonomi Bloom termasuk pada
kategori C1 (pengetahuan/hafalan) saja. Hal ini membuat siswa pasif untuk
berpikir maupun mencari sumber-sumber materi yang dapat menunjang pembelajaran.
Mereka menganggap soal-soal yang diberikan oleh peneliti kurang menantang,
sebatas fakta-fakta yang masih bisa ditemukan di buku paket siswa. Sehingga
berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal. Ketiga, faktor siswa, yaitu kurangnya motivasi dan minat siswa
untuk belajar Sejarah. Hal ini lebih disebabkan siswa tidak dilibatkan secara
aktif dalam pembelajaran sejarah.
Permasalahan
pembelajaran tersebut perlu diatasi, sebab pembelajaran sejarah di kelas bukan
hanya pemberian materi pelajaran, namun sebagai upaya pendidikan untuk
menghasilkan manusia seutuhnya. Oleh karena itu peneliti harus dapat memahami
kebutuhan siswa -dan kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai untuk siswa
sehingga tujuan pembelajaran sejarah sebagai bagian dari tujuan besar
pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik.
Model pembelajaran
merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Model
pembelajaran pun jika digunakan dengan tepat akan turut menentukan keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa model
pembelajaran memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkannya dalam
pembelajaran sejarah. Model pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif
agar siswa berkonsentrasi pada materi sejarah yang sedang disampaikan oleh peneliti.
Selain itu diharapkan bangkitnya minat dan motivasi siswa untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Minat dan motivasi yang tumbuh
dalam diri siswa ini akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Model
pembelajaran kooperatif atau Cooperative
Learning, sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar di kelas, menekankan
kepada konsep berpikir bersama dan bekerjasama dalam suatu kelompok kecil (3-5
orang siswa yang heterogen). Dengan demikian, hasil belajar siswa diharapkan
dapat meningkat. Adapun model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan
dalam penelitian ini, yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). NHT merupakan
salah satu model yang mengkondisikan siswa untuk mampu memadukan, menarik
kesimpulan beragam pikiran dari hasil bertukar gagasan atau pendapat sesama
teman dalam kelompoknya. Selain itu, model NHT menuntut siswa untuk mampu
bertanggungjawab baik secara individu maupun kelompok. Dalam model ini siswa
berusaha untuk bisa menjawab pertanyaan ketika nomornya dipanggil secara acak
oleh peneliti. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi siswa karena poin yang
diperoleh tidak hanya untuk siswa itu sendiri tetapi sekaligus perolehan bagi
kelompoknya. Oleh karena itu dengan penerapan model NHT ini diharapkan dapat
memicu siswa untuk mengembangkan pengetahuan serta hasil belajarnya dalam
pembelajaran Sejarah.
Gultom
(2004) berpendapat bahwa Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dapat
lebih mengaktifkan siswa di kelas dan senantiasa mempersiapkan diri menghadapi
kompetensi dengan belajar terlebih dahulu serta dapat mengaktifkan interaksi
teman dalam kelompoknya. Ilmuwan lain yakni, Lie (2002 : 32) juga mengungkapkan
bahwa kegiatan interaksi dengan teman kelompok dalam pembelajaran kooperatif
akan mendorong para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
siswa.
Bertolak dari
penelitian yang sudah dilakukan oleh tiga orang peneliti dengan model yang
serupa yaitu Cooperatif Learning tipe
NHT, penulis akan mencoba
mengembangkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh tiga orang peneliti,
diantaranya:
· Yadi Mulyadi (2006), mengenai:
Pengembangan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT pada Konsep Optik
Geometris untuk meningkatkan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa. Dalam
penelitian ini diperoleh hasil bahwa model pembelajaran NHT yang dikembangkan
dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.
Keterampilan proses sains meningkat dari kategori cukup terampil ke kategori
terampil. Dan untuk hasil belajar siswa, aspek kognitif meningkat dari kategori
rendah ke sedang. Selain itu hasil perhitungan skor gain ternormalisir terus
meningkat pada' setiap seri. Dapat disimpulkan bahwa efektifitas pembelajaran
fisika cenderung meningkat sebagai hasil dari proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran NHT yang dikembangkan.
· Heti Siti Sholihat (2008), mengenai
Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan Berpikir Kritis
Siswa. Dalam penelitian ini diperoleh hasil: pertama, pembelajaran
kooperatif tipe NHT efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
untuk indikator mendefinisikan istilah, memberi alasan, menerapkan prinsip, dan
membuat kesimpulan. Kedua, persentase keterlaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe NHT yang diperoleh menyatakan bahwa hampir seluruh
langkah-langkah pembelajaran NHT dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung. Ketiga, respon siswa terhadap penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT adalah positif.
· Sulis Supartini (2008), mengenai Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Dalam penelitian ini
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Perbedaan
hasil belajar siswa pada ranah
kognitif antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Secara keseluruhan, kelas eksperimen yang
dalam pembelajarannya melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol yang tidak melaksanakan kegiatan
pembelajaran kooperatif NHT. Rata-rata gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesar 0,38 sedangkan untuk kelas
kontrol sebesar 0,25.
2. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah
afektif dan psikomotorik kelas eksperimen:
a. hasil belajar siswa kelas eksperimen pada
ranah afektif setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model NHT
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan aspek afektif
yang dinilai tiap pertemuan
b. hasil belajar siswa kelas eksperimen pada
ranah psikomotor setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model NHT
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan aspek
psikomotorik yang dinilai tiap pertemuannya
3. Setelah dilaksanakan penerapan model NHT,
efektifitas pembelajaran adalah sebesar 38,2 % dan termasuk dalam kriteria
sedang. Temuan-temuan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model Cooperatif Learning tipe Numbered Heads Together (NHT)
merupakan alternatif pembelajaran yang dapat digunakan oleh peneliti di kelas
sebagai pendekatan yang menekankan peranan aktif siswa Atas dasar itu peneliti
merasa tertarik untuk menerapkan kembali Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Model NHT yang serupa tetapi dalam pengembangan yang berbeda. Dalam penelitian
ini peneliti akan mencoba menerapkan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
NHT dengan pengembangan yang dirancang dalam bentuk pengisian LKS secara
individu dan kelompok yang disertai diskusi dalam proses pembelajarannya.
Selain itu,
peneliti juga menambahkan evaluasi dalam bentuk Tes di setiap akhir tindakan.
Penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.
Hal ini memerlukan pengkajian lebih mendalam sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: "Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Model Numbered Heads Together (NHT) dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas di SMA
Negeri 101 Jakarta).
B. Identifikasi Masalah
1.
Peneliti
kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan
pembelajaran yang bervariatif.
2.
Soal -soal
yang di buat oleh peneliti hanya terbatas pada tingkatan kognitif rendah, dalam
Taksonomi Bloom termasuk pada kategori C1 (pengetahuan/hafalan) saja. Hal ini
membuat siswa pasif untuk berpikir
3.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang
4.
Media yang digunakan peneliti belum sesuai
5.
Sarana dan prasarana pembelajaran belum representative
C.
Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah yang diidentifikasi
tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN
101 Jakarta
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada
latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta?
E.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini antara lain untuk:
1. Mendeskripsikan perencanaan yang akan
dilakukan dalam menerapkan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam
pembelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta
2. Mengkaji dan menganalisis secara reflektif,
partisipatif dan kolaboratif tentang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model
NHT dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta
3. Mengkaji dan menganalisis secara reflektif,
partisipatif dan kolaboratif tentang perubahan yang terjadi pada siswa kelas
X-6 SMAN 101 Jakarta setelah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT
4. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi
dalam proses pembelajaran sejarah dengan penerapan model pembel kooperatif tipe
NHT
F. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang langsung maupun tidak
langsung terkait dalam bidang pendidikan. Khususnya pendidikan SMA dalam mata
pelajaran sejarah. Adapun secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta
keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar
selanjutnya
2. Bagi siswa, akan meningkatkan hasil belajar sejarah
melalui perbaikan dalam pembelajaran dengan menerapkan Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Model NHT
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi
masukan berharga dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki permasalahan pembelajaran yang dihadapi
dan menambah keterampilan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk
meningkatkan mutu pembelajarannya.
4. Bagi sekolah, akan bermanfaat dalam
meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran
sejarah di SMAN 101 Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
………….., dkk. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azhar. 2006. Media
Pembelajaran. Jakarta: Grafindo
………..Prestasi
Belajar dan Kompetensi Peneliti. Surabaya: Usaha
Nasional.
Ratna Wills.
1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Abdorrakhman.
2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Humaniora.
Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar
dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta: Tarsito.
………….. 1980. Media
Pendidikan. Jakarta: Alumni.
Said Hamid. 2003. Historia Magistra Vitae "Strategi
Pembelajaran Sejarah Pada Era Otonomi Daerah Sebagai Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi".
Jakarta: Historia Utama Press.
Siti Sholihat. 2008. Penerapan
Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan Kritis Siswa. Skripsi. Jakarta:
Tidak diterbitkan.
Depdiknas.2001. Paradigma Pendidikan Sejarah
Yang Terarah Dan Bermakna. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
Anita, Rita.
2004. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang 'kelas. Jakarta: Gramedia.
Abdul. 2008. Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Peneliti. Jakarta:
Rosdakarya.
Abin
Syamsudin. 2002. Psikologi Kependidikan. Jakarta:
Rosdakarya.
Sujiono. 1992. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Dimyati. 1992. Belajar
Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. .
Nasoetion,Noehi.
1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Tabrani dan Yani Daryani. 1990. Penuntun Belajar yang Sukses. Jakarta: Nine Karya
Arief S., et.al. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaiful. 2005. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
,Arlyda. 2003. Pelaksanaan Cooperative Learning untuk
Meningkatkan Berpikir Kritis siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian
Tindakan Kelas di SLTPN I Purwakarta). Tesis. Jakarta: Tidak
Diterbitkan.
Helius. Metodologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Nana. 1988. Cara
Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar baru.
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya.
Ahmad
Rival. 1991. Media Pengajaran. Jakarta:
Sinar Baru.
Sudjana,Nana
dan R. Ibrahim. 2005. Penelitian
dan Penilaian Pendidikan. Jakarta:
Sinar Baru
Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya
Supartini. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Model NHT dalam upaya 'meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Rusman
Efendy dan Sulaiman Sahlan. 1988. Dimensi-Dimensi Mengajar. Jakarta: Sinar Baru.
Sukmadinata,
Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda karya
Usman, M
dan Setiawati, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Basuki dan Farida
Mukti. 1992. Media Pengajaran. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Atmadja,
Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rosda Karya.
Mulyadi. 2006. Pengembangan
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT pada Konsep Geometris untuk meningkatkan
Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jakarta:
tidak diterbitkan.
Asmawi dan Noehi Nasution.
2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis /
PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar