Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Selasa, 22 Mei 2012

PTK SMA 075 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH MATERI MENGANALISIS PERADABAN INDONESIA DAN DUNIA


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH
MATERI MENGANALISIS PERADABAN INDONESIA DAN DUNIA
PADA SISWA KELAS X-6 SMA NEGERI 101 JAKARTA
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010

ABSTRAK

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Sejarah Materi Menganalisis Peradaban Indonesia Dan Dunia Pada Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010

Pembelajaran sejarah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model NHT pada mata pelajaran sejarah dilator belakangi oleh permasalahan di kelas, bahwa guru kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran yang bervariatif. Metode mengajar yang digunakan guru cenderung bersifat konvensional, monoton, dan berpusat pada guru. Selain itu guru kurang mengembangkan model pembelajaran yang lebih menarik pada pembelajaran sejarah. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah, dibawah KKM 65. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Alasan peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif model NHT karena memberi kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengungkapkan pendapat secara lebih terbuka dan siswa mendapat kesempatan yang sama untuk mendapatkan skor terbaik. Model NHT ini mengharapkan potensi ribut siswa ke arah yang positif seperti aktif berbicara pada saat diskusi dalam kelompok, menjawab pertanyaan LKS pada saat nomornya ditunjuk oleh guru, menyimak pendapat yang dikemukakan oleh siswa yang lain. Hal tersebut dapat menjadikan siswa mampu mengembangkan potensinya dengan baik, disamping dapat menarik kesimpulan materi yang telah disampaikan. Model NHT ini pun melatih siswa berpikir secara kritis serta berkolaborasi dengan teman kelompoknya. Hal yang lebih penting lagi bahwa model NHT ini perolehan poin siswa sebagai anggota kelompok dapat sekaligus menjadikan poin bagi kelompok sehingga mendorong siswa untuk lebih mandiri, tanggungjawab atas kelompoknya, serta dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena dilaksanakan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di dalam kelas. Penelitian ini diterapkan terhadap 36 orang siswa kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta. Data yang diperoleh dari kelas X-6 ini dan dianalisis tingkat permasalahannya agar kondisi yang terjadi pada kelas ini bisa lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Alat pengumpul data pada in ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, tugas kelompok (LKS) dan tes pada setiap tindakan.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMA Negeri 101 Jakarta. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada kegiatan diskusi siswa dalam kelompok, hasil kerja dan tes dalam setiap tindakan. Hal tersebut didukung pula dengan perencanaan guru mempersiapkan berbagai perangkat, media dan materi serta kondisi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang kan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses humanisasi, yakni proses penyempurnaan kemanusiaan yang terus menerus. Hal ini memperlihatkan bahwa pendidikan mempunyai dasar yang paling dalam, karena berbicara pendidikan pada dasarnya berbicara tentang harkat dan martabat serta nilai-nilai insani (Supeno, 1983). Besarnya pengaruh pendidikan dalam kehidupan, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, Bab II, Pasal 3 yang menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Berdasarkan tujuan yang termuat dalam undang-undang tersebut, peranan peneliti sebagai ujung tombak dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran di dalam kelas sangatlah penting. Salah satu perangkatnya adalah pengajaran, yang merupakan operasionalisasi dari kurikulum. Pengajaran di sekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan serta perangkat belajar yang di atur oleh peneliti untuk mencapai tujuan pengajaran. Pencapaian tujuan pengajaran ini hanya akan terwujud apabila peneliti mampu berperan sebagai sutradara sekaligus aktor. Maksudnya, di tangan peneliti tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Tugas dan tanggung jawab ini erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk dimiliki oleh seorang peneliti.
Pendidikan sejarah idealnya tidak hanya mempelajari masa lampau tetapi juga mempelajari masa kini dan masa yang akan datang. Dengan kata lain bahwa pendidikan sejarah sangat diperlukan dalam kehidupan yang senantiasa mengalami perubahan. Tujuan ini menuntut kesiapan dari para pendidik agar memiliki kemampuan akademik, profesional dan rasa tanggung jawab atas tugasnya. Melalui pendidikan sejarah diharapkan dapat memenuhi tujuan ideal yaitu peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami sejarah, memiliki kesadaran dan wawasan sejarah, serta memiliki kearifan sejarah (Ismaun, 2001). Selain itu pembelajaran Sejarah mempunyai fungsi dalam mengabadikan pengalaman masyarakat masa lampau yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat lampau dan pertimbangan bag! masyarakat saat ini dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Kamarga,2000:49).
Tujuan ideal pendidikan sejarah tersebut nampaknya belum tercapai secara optimal. Pembelajaran yang sifatnya konvensional pada mata pelajaran sejarah berupa mendengarkan ceramah peneliti dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa atau LKS (standar, yang biasa dibuat suatu penerbit) adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Hal itu berdampak pada pembelajaran yang tidak mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta ditemukan kondisi kelas pada saat proses pembelajaran yang diharapkan adanya suatu komunikasi aktif, pada kenyataannya tidak demikian. Hal tersebut terjadi karena siswa terbiasa hanya menerima apa yang diberikan oleh peneliti dan hanya cukup mengetahui apa yang ada di dalam buku sumber atau pegangan siswa. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa terlihat pasif di kelas, siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat dalam proses belajar mengajar dan tidak mempunyai inisiatif serta kontribusi baik secara intelektual maupun emosional.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode ceramah dan diskusi. Dalam pengamatan, siswa terlihat kurang memperhatikan penjelasan peneliti. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi kelas yang selalu ribut dan sukar untuk dikendalikan, ditambah lagi dengan jam belajar di waktu siang sehingga pembelajaran kurang berjalan secara efektif. Siswa pun kurang menunjukkan antusiasnya dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh peneliti. Siswa lebih banyak diam, mengobrol dengan teman sebangku, melihat keluar jendela, ada pula yang mengantuk, atau lebih memilih untuk mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain daripada memperhatikan penjelasan dari peneliti.
Hasil wawancara sebagian besar siswa mengaku cenderung bosan dan jenuh dengan gaya mengajar peneliti yang lebih banyak mendominasi. Siswa merasa kurang jelas dengan materi yang disampaikan karena menurut mereka materi yang disampaikan oleh peneliti tidak sistematis dari bab ke bab. Pembahasan suatu bab berlanjut ke bab yang lain, terkadang kembali lagi ke bab awal dan tidak jarang pula ada materi yang tidak di bahas secara tuntas. Permasalahan ini mengakibatkan aktivitas siswa selama pembelajaran sejarah belum mencapai hasil yang maksimal, termasuk hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya berada di atas KKM 65 (dinyatakan tuntas) sebanyak 13 orang dengan persentase sebesar 36,1%, sedangkan siswa yang nilainya berada di bawah KKM (dinyatakan tidak tuntas) sebanyak 23 orang dengan presentase sebesar 63,9%. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas X-6 (63,9%) masih belum memenuhi standar nilai keberhasilan belajar sejarah yang telah ditentukan. Oleh karena itu, menurut penulis hasil belajar siswa kelas X-6 dapat dikategorikan rendah.
Rendahnya hasil belajar sejarah siswa kelas X-6, pada dasarnya disebabkan oleh: Pertama, faktor peneliti yaitu peneliti kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran yang bervariatif. Metode mengajar yang digunakan peneliti cenderung bersifat konvensional, monoton, dan berpusat pada peneliti. Selain itu peneliti kurang mengembangkan model pembelajaran secara lebih menarik sehingga pembelajaran sejarah yang dilakukan kurang efektif.
Kedua, soal-soal yang di buat oleh peneliti hanya terbatas pada tingkatan kognitif rendah, dalam Taksonomi Bloom termasuk pada kategori C1 (pengetahuan/hafalan) saja. Hal ini membuat siswa pasif untuk berpikir maupun mencari sumber-sumber materi yang dapat menunjang pembelajaran. Mereka menganggap soal-soal yang diberikan oleh peneliti kurang menantang, sebatas fakta-fakta yang masih bisa ditemukan di buku paket siswa. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal. Ketiga, faktor siswa, yaitu kurangnya motivasi dan minat siswa untuk belajar Sejarah. Hal ini lebih disebabkan siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran sejarah.
Permasalahan pembelajaran tersebut perlu diatasi, sebab pembelajaran sejarah di kelas bukan hanya pemberian materi pelajaran, namun sebagai upaya pendidikan untuk menghasilkan manusia seutuhnya. Oleh karena itu peneliti harus dapat memahami kebutuhan siswa -dan kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai untuk siswa sehingga tujuan pembelajaran sejarah sebagai bagian dari tujuan besar pendidikan nasional dapat terwujud dengan baik.
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran pun jika digunakan dengan tepat akan turut menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa model pembelajaran memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkannya dalam pembelajaran sejarah. Model pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif agar siswa berkonsentrasi pada materi sejarah yang sedang disampaikan oleh peneliti. Selain itu diharapkan bangkitnya minat dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Minat dan motivasi yang tumbuh dalam diri siswa ini akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning, sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar di kelas, menekankan kepada konsep berpikir bersama dan bekerjasama dalam suatu kelompok kecil (3-5 orang siswa yang heterogen). Dengan demikian, hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Adapun model pembelajaran kooperatif yang akan diterapkan dalam penelitian ini, yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). NHT merupakan salah satu model yang mengkondisikan siswa untuk mampu memadukan, menarik kesimpulan beragam pikiran dari hasil bertukar gagasan atau pendapat sesama teman dalam kelompoknya. Selain itu, model NHT menuntut siswa untuk mampu bertanggungjawab baik secara individu maupun kelompok. Dalam model ini siswa berusaha untuk bisa menjawab pertanyaan ketika nomornya dipanggil secara acak oleh peneliti. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi siswa karena poin yang diperoleh tidak hanya untuk siswa itu sendiri tetapi sekaligus perolehan bagi kelompoknya. Oleh karena itu dengan penerapan model NHT ini diharapkan dapat memicu siswa untuk mengembangkan pengetahuan serta hasil belajarnya dalam pembelajaran Sejarah.
Gultom (2004) berpendapat bahwa Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dapat lebih mengaktifkan siswa di kelas dan senantiasa mempersiapkan diri menghadapi kompetensi dengan belajar terlebih dahulu serta dapat mengaktifkan interaksi teman dalam kelompoknya. Ilmuwan lain yakni, Lie (2002 : 32) juga mengungkapkan bahwa kegiatan interaksi dengan teman kelompok dalam pembelajaran kooperatif akan mendorong para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua siswa.
Bertolak dari penelitian yang sudah dilakukan oleh tiga orang peneliti dengan model yang serupa yaitu Cooperatif Learning tipe NHT, penulis akan mencoba mengembangkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh tiga orang peneliti, diantaranya:
·       Yadi Mulyadi (2006), mengenai: Pengembangan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT pada Konsep Optik Geometris untuk meningkatkan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa model pembelajaran NHT yang dikembangkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Keterampilan proses sains meningkat dari kategori cukup terampil ke kategori terampil. Dan untuk hasil belajar siswa, aspek kognitif meningkat dari kategori rendah ke sedang. Selain itu hasil perhitungan skor gain ternormalisir terus meningkat pada' setiap seri. Dapat disimpulkan bahwa efektifitas pembelajaran fisika cenderung meningkat sebagai hasil dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT yang dikembangkan.
·       Heti Siti Sholihat (2008), mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Dalam penelitian ini diperoleh hasil: pertama, pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk indikator mendefinisikan istilah, memberi alasan, menerapkan prinsip, dan membuat kesimpulan. Kedua, persentase keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT yang diperoleh menyatakan bahwa hampir seluruh langkah-langkah pembelajaran NHT dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung. Ketiga, respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah positif.
·       Sulis Supartini (2008), mengenai Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Perbedaan  hasil  belajar siswa  pada ranah  kognitif antara  kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara keseluruhan, kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif NHT. Rata-rata gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesar 0,38 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,25.
2. Peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik kelas eksperimen:
a.  hasil belajar siswa kelas eksperimen pada ranah afektif setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model NHT mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan aspek afektif yang dinilai tiap pertemuan
b.  hasil belajar siswa kelas eksperimen pada ranah psikomotor setelah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model NHT mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan aspek psikomotorik yang dinilai tiap pertemuannya
3. Setelah dilaksanakan penerapan model NHT, efektifitas pembelajaran adalah sebesar 38,2 % dan termasuk dalam kriteria sedang. Temuan-temuan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Cooperatif Learning tipe Numbered Heads Together (NHT) merupakan alternatif pembelajaran yang dapat digunakan oleh peneliti di kelas sebagai pendekatan yang menekankan peranan aktif siswa Atas dasar itu peneliti merasa tertarik untuk menerapkan kembali Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT yang serupa tetapi dalam pengembangan yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba menerapkan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dengan pengembangan yang dirancang dalam bentuk pengisian LKS secara individu dan kelompok yang disertai diskusi dalam proses pembelajarannya. Selain itu, peneliti juga menambahkan evaluasi dalam bentuk Tes di setiap akhir tindakan.
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Hal ini memerlukan pengkajian lebih mendalam sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 101 Jakarta).


B.       Identifikasi Masalah
1.      Peneliti kurang memiliki kemampuan penggunaan metode, strategi, serta pendekatan pembelajaran yang bervariatif.
2.      Soal -soal yang di buat oleh peneliti hanya terbatas pada tingkatan kognitif rendah, dalam Taksonomi Bloom termasuk pada kategori C1 (pengetahuan/hafalan) saja. Hal ini membuat siswa pasif untuk berpikir
3.      Partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang
4.      Media yang digunakan peneliti belum sesuai
5.      Sarana dan prasarana pembelajaran belum representative

C.      Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah yang diidentifikasi tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta

D.      Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta?


E.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain untuk:
1.  Mendeskripsikan perencanaan yang akan dilakukan dalam menerapkan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam pembelajaran sejarah di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta
2. Mengkaji dan menganalisis secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif tentang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X-6 SMAN 101 Jakarta
3. Mengkaji dan menganalisis secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif tentang perubahan yang terjadi pada siswa kelas X-6 SMAN 101 Jakarta setelah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT
4. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran sejarah dengan penerapan model pembel kooperatif tipe NHT

F.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang langsung maupun tidak langsung terkait dalam bidang pendidikan. Khususnya pendidikan SMA dalam mata pelajaran sejarah. Adapun secara khusus manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar selanjutnya
2.   Bagi siswa, akan meningkatkan hasil belajar sejarah melalui perbaikan dalam pembelajaran dengan menerapkan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT
3.   Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi masukan berharga dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran sehingga dapat memperbaiki permasalahan pembelajaran yang dihadapi dan menambah keterampilan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk meningkatkan mutu pembelajarannya.
4.   Bagi sekolah, akan bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran sejarah di SMAN 101 Jakarta.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
………….., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo
………..Prestasi Belajar dan Kompetensi Peneliti. Surabaya: Usaha Nasional.
Ratna Wills. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdorrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Humaniora.
Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Jakarta: Tarsito.
………….. 1980. Media Pendidikan. Jakarta: Alumni.
Said Hamid. 2003. Historia Magistra Vitae "Strategi Pembelajaran Sejarah Pada Era Otonomi Daerah Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi". Jakarta: Historia Utama Press.
Siti Sholihat. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan Kritis Siswa. Skripsi. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Depdiknas.2001. Paradigma Pendidikan Sejarah Yang  Terarah  Dan Bermakna. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
Anita, Rita. 2004. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang 'kelas. Jakarta: Gramedia.
Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Peneliti. Jakarta: Rosdakarya.
Abin Syamsudin. 2002. Psikologi Kependidikan. Jakarta: Rosdakarya.
Sujiono. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Dimyati. 1992. Belajar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. .
Nasoetion,Noehi. 1992. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Tabrani dan Yani Daryani. 1990. Penuntun Belajar yang Sukses. Jakarta: Nine Karya
Arief S., et.al. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.
,Arlyda. 2003. Pelaksanaan Cooperative Learning untuk Meningkatkan Berpikir Kritis siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di SLTPN I Purwakarta). Tesis. Jakarta: Tidak Diterbitkan.
Helius. Metodologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Nana. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar baru.
Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya.
Ahmad Rival. 1991. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru.
Sudjana,Nana dan R. Ibrahim. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru
Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya
Supartini.  2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT dalam upaya 'meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi. Jakarta: Tidak diterbitkan.
Rusman Efendy dan Sulaiman Sahlan. 1988. Dimensi-Dimensi Mengajar. Jakarta: Sinar Baru.
Sukmadinata, Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rosda karya
Usman, M dan Setiawati, L. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Basuki dan Farida Mukti. 1992. Media Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Atmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rosda Karya.
Mulyadi. 2006. Pengembangan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model NHT pada Konsep Geometris untuk meningkatkan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jakarta: tidak diterbitkan.
Asmawi dan Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.


Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites