Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Rabu, 04 Mei 2011

PTS 021 BIMBINGAN KOLABORATIF MGMP SEKOLAH SEBAGAI ALTERNATIF SUPERVISI AKADEMIK YANG EFEKTIF DI SEKOLAH BINAAN


BIMBINGAN KOLABORATIF MGMP SEKOLAH SEBAGAI ALTERNATIF SUPERVISI AKADEMIK YANG EFEKTIF DI SEKOLAH BINAAN WILAYAH  JAKARTA BARAT


ABSTRAK

BIMBINGAN KOLABORATIF MGMP SEKOLAH SEBAGAI ALTERNATIF SUPERVISI AKADEMIK EFEKTIF DI SEKOLAH BINAAN WILAYAH BANDUNG BARAT
Supervisi akademik sebelumnya belum optimal dengan rincian sebagai berikut rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru-guru rata-rata  11 % lengkap sesuai rambu-rambu, serta kualitas pembelajaran rata-rata 8 % termasuk katagori sangat baik.dan katgori baik 27 %.  Pelaksanaan supervisi tidak dapat dilaksanakan pada semua guru-guru di sekolah dan seluruh sekolah binaan. Penelitian tindakan sekolah (pts) telah dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui manfaat bimbingan kolaboratif di mgmp sekolah, membentuk komunitas pembelajaran profesional, dan mencapai supervisi akademik yang efektif. Penelitian dilaksanakan di smp yapindo ii, smp bunda hati kudus, smpn 176, dan smpn 83 dengan jumlah total guru sebanyak 126 orang, dimulai bulan januari sampai bulan april 2009. Penelitian ini menggunakan bimbingan kolaboratif pada mgmp sekolah melalui dua siklus.faktor-faktor yang diamati meliputi aktifitas guru, sikap minat guru, produk mgmp sekolah, dan sikap minat siswa.
Hasil penelitian siklus ii umumnya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus i. Aktifvtas guru pada siklus ii rata-rata baik 43% dan sangat baik 36,67% sedangkan siklus i katagori cukup rata-rata 42% dan baik 47%. Sikap minat guru setelah kegiatan siklus ii mengalami peningkatan sangat baik rata-rata 55,99%, dan baik 33,13%, sedangkan disiklus i sangat baik rata-rata 40,59%, dan baik 43,24%. Produk hasil mgmp sekolah pada siklus ii untuk silabus rata-rata 85,36% lengkap dan sesuai rambu-rambu, sedangkan siklus i hanya 30,93%, begitu pula dengan rpp pada siklus ii rata-rata 78,23% sesuai rambu-rambu dan lengkap, sedangkan pada siklus i hanya 54,69%. Aspek lainnya pada siklus ii implementasi rancangan pembelajaran di kelas guru memfasilitasi siswa aktif termasuk katagori sangat baik rata-rata 13,31% dan katagori baik rata-rata 36,43% serta aktivitas belajar siswa termasuk katagori baik rata-rata 51,11% dan sangat baik rata-rata 19,66%. Sikap dan minat siswa setelah proses pembelajaran sangat baik rata-rata 38,73% dan baik rata-rata 33,26%. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus ii bimbingan kolaboratif mgmp/komunitas sekolah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas rancangan pembelajaran serta implementasi pembelajaran yang mendidik. Hal ini disertai juga dengan meningkatnya aktivitas, sikap, minat guru dan siswa. Supervisi akademik ini menjadi efektif melalui bimbingan kolaboratif mgmp/komunitas sekolah dan terbentuknya komunitas pembelajaran professional

kata kunci : bimbingan kolaboratif, supervisi akademik


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tahun 2004 dimulai kebijakan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, maka dalam kurun waktu empat tahun telah diimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi yang secara legalitas implementasi kurikulum tersebut baru mulai tahun 2006. Seiring dengan perkembangan sistem pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), untuk setiap satuan pendidikan secara bertahap harus mengimplentasikan SNP. Misalnya seorang pendidik harus memahami dan mengimplementasikan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan pendidikan dan harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi guru. Ini semua akan berdampak positip pada rancangan dan implementasi pembelajaran di kelas/laboratorium/di luar kelas.
Implementasi SNP perlu dilakukan pengawasan oleh pengawas satuan pendidikan yaitu tenaga kependidikan profesional berstatus PNS yang diberi tugas dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan pengawasan pendidikan di sekolah. Tugas pengawas satuan pendidikan dapat melaksanakan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Pengawasan akademik yaitu membina guru agar dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa. Sedangkan pengawasan manajerial yaitu membina kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah binaanya. Untuk melaksanakan pengawasan antara lain meliputi supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Supervisi akademik antara lain meliputi rancangan pembelajaran dan proses pembelajaran serta iplementasi penilaian
Tahun pelajaran 2007/2008 sekolah binaan semester genap sebanyak 15 sekolah (SMP dan SMA), terdiri dari 20 % sekolah negeri dan 80 % sekolah swasta. Jumlah guru di sekolah berkisar antara 10 sampai 76 orang, sehingga supervisi akademik hanya dapat dilaksanakan rata-rata 10 % atau 5 sampai 8 orang guru dengan mata pelajaran tertentu (tidak semua guru mendapat kesempatan disupervisi akademik) untuk setiap sekolah  per semester. Hal ini terjadi karena pengawas melakukan supervisi akademik langsung pada guru-guru dengan jumlah terbatas yaitu pada guru-guru mata pelajaran/rumpun mata pelajaran tertentu.  Supervisi akademik selama ini rata-rata  5 orang sampai 8 orang guru setiap minggu dari  dua sekolah, pelaksanaan supervisi ini berkelanjutan sampai tuntas memakan waktu rata-rata tiga sampai empat minggu. Jadi untuk setiap sekolah supervisi akademik yang berkelanjutan rata-rata  memakan waktu satu bulan dengan jumlah guru rata-rata 5 orang. Jumlah sekolah binaan sebanyak 15 sekolah, selama satu semester bulan yang efektif untuk supervisi akademik hanya 4 bulan jadi sekolah yang disupervisi akademik hanya 4 sekolah dengan jumlah guru 20 orang. 
Hasil supervisi akademik semester genap tahun pelajaran 2007/2008 antara lain guru yang memiliki dokumen SNP sangat rendah yaitu standar kompetensi mata pelajaran hanya 7 %, standar kompetensi lulusan 0,5 % dan SNP lainnya belum dimiliki. Rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru-guru rata-rata  11 % lengkap dan sesuai rambu-rambu, serta kualitas pembelajaran rata-rata 8 % termasuk katagori sangat baik.dan katgori baik 27 %.  Hasil pengumpulan data dari guru-guru di sekolah binaan terdapat 211 permasalahan dalam proses pembelajaran. Selain itu tidak semua guru mendapat kesempatan mengikuti pelatihan/workshop/penataran. Begitu pula pemberdayaan MGMP sekolah dan implementasi SNP belum dilaksanakan secara optimal.
Berdasarkan cara supervisi yang sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran sebelumnya, tidak dapat dilaksanakan pada semua guru-guru di sekolah dan seluruh sekolah binaan, sehingga  peningkatan kinerja guru dan peningkatan mutu proses pembelajaran belum merata di setiap sekolah maupun di seluruh sekolah binaan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan supervisi akademik kesemua guru-guru mata pelajaran di setiap sekolah binaan  pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dilakukan bimbingan kolaboratif terhadap MGMP sekolah atau komunitas guru di setiap sekolah. Maka disetiap sekolah terbentuk komunitas pembelajaran yang profesional.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas untuk rumusan masalahnya sebagai berikut “Apakah bimbingan kolaboratif MGMP sekolah merupakan salah satu alternatif supervisi akademik yang efektif di sekolah binaan wilayah Bandung Barat “? Untuk memudahkan pelaksanaan PTS ini maka rumusan masalah tersebut dirinci dengan rangkaian pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apakah bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah membuat kelancaran bagi guru-guru dalam membuat rancangan pembelajaran ?
2.      Bagaimana aktifitas guru-guru pada saat bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah ?
3.      Bagaimanakah rancangan pembelajaran hasil bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah ?
4.      Bagaimanakah kelancaran guru-guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik melalui bimbingan kolaboratif ? Bagaimanakah kelancaran pengamatan antar guru?
5.      Bagaimana sikap dan minat guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik ?
6.      Bagaimana sikap minat siswa setelah mengikuti pembelajarn yang mendidik ?
7.      Bagaimana sikap dan minat guru setelah mengikuti bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian tindakan sekolah untuk
1. mengetahui manfaat bimbingan kolaboratif di MGMP sekolah
2. membentuk komunitas pembelajaran yang profesional.
3. mencapai supervisi akademik yang efektif di sekolah binaan.

D. MANFAAT
1.      MGMP sekolah atau komunitas guru di sekolah sebagai alternatif untuk peningkatan profesional guru
2.      Guru memiliki rasa percaya diri yang tinggi
3.      Sekolah memiliki komunitas pembelajaran yang profesional.
4.      Pengawas sekolah melaksanakan supervisi akademik secara menyeluruh dan tuntas kepada semua guru mata pelajaran disetiap sekolah binaan


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2004, Pemberdayaan MGMP, Direktorat Pendidikan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007, KTI Laporan Hasil Penelitian, Ditjen PMPTK
Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Permen No 12, Standar Pengawas Sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Permen No 16 Kualifikasi guru dan Kompetensi Guru.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Permen No 41, Standar Proses.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Laporan Penelitian Tindakan Sekolah, Direktorat PMPTK
Dryden Gordon; dan Vos Jeannette, 2000, Revolusi Cara Belajar Bagian I, Bandung, Kaifa.
Dryden Gordon; dan Vos Jeannette, 2000, Revolusi Cara Belajar Bagian II, Bandung, Kaifa
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, 2008, Membangun Komunitas Pembelajaran Profesional (KPP) melalui Program Litbang, Makalah disampaikan pada Diklat Pengurus MGMP IPA (Fisika, Biologi, Kimia) SMA se Propinsi Jawa Barat. UPTD Balai Pelatihan Guru Dinas Pendidikan Propinsi Jawa barat.
Rachmat; dan Redja, 2003, Pengorganisasian dan Mekanisme Pelaksanaan Supervisi Sekolah/Madrasah, BPG UPTD Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
Satori, Djam’an, 2004,  Paradigma Baru Supervisi Pendidikan untuk Peningkatan Mutu dalam konteks Peranan Pengawas Sekolah dalam Otonomi Daerah, APSI Jawa Barat
Suharsimi, 2007, Penelitian Tindakan Sekolah, Makalah disampaikan pada Bimbingan dan Teknik KTI bagi Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah, Direktorat PMPTK Departemen Pendidikan Nasional
Supriadi Dedi, 1998, Pendidikan Alternatif, Program Pasca Sarjana UPI

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites