Paksa Messenger

Kami Menyediakan Referensi, Kami Membantu, Kami Menolak PLAGIATISME

Selasa, 24 Mei 2011

SD 040 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KWARASAN

ABSTRAK

____________ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VI Dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan, 2009. Skripsi S1.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan peningkatan kualitas satuan pendidikan pasca kebijakan desentralisasi pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Model Quantum Teaching merupakan model pembelajaran modern baru yang memiliki berbagai kelebihan yang menguntungkan proses pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 01 Kwarasan pada bidang studi IPA, 2) Mengetahui prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 01 Kwarasan selama proses pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan prosedur dua siklus. Metode penelitian adalah kuantitatif yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah signifikansi peningkatan prestasi siswa dalam pelaksanaan model QuantumTeacing. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan statistik uji t (t-test). Pengambilan data dilakukan dengan populatif sampling yaitu menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi,dan test pengukuran prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian adalah: 1) Pelaksanaan quantum teaching dilakukan dengan langkah-langkah a) Penerapan asas TANDUR, b) Pelaksanan prinsip AMBAK, c) mengorkestrasi konteks yang dilakukan dengan (1) Menciptakan suasana memberdayakan dan (2) Menciptakan lingkungan yang mendukung, d) Mengorkestrasi rancangan yang dilakukan dengan (1) Optimalisasi modalitas V-A-K, dan (2) segmentasi materi, e) Mengorkestrasi isi yang dilakukan dengan (1) Presentasi yang prima dan (2) Fasilitasi yang elegan; 2) Terdapat peningkatan prestasi belajar yang signifikan pada signifikansi 5% dibandingkan dengan saat dilaksanakannya pembelajaran dengan model ekspositori. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hasil perhitungan dengan t-test sebesar 16,673 yang lebih besar dari niali t tabel yaitu sebesar 2,45.

Kata Kunci: prestasi belajar, model Quantum Teaching.

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, terlihat bahwa paradigma baru pendidikan memberikan keluwesan pada pihak-pihak terkait (stakeholders) dan masyarakat untuk turut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah yang bersifat otonomis dengan tetap mengacu pada kerangka dasar yang diberikan pemerintah pusat. Sementara itu, kondisi negara Indonesia saat ini adalah dilanda krisis politik, krisis ekonomi, hukum, kebudayaan, yang secara serempak membentuk krisis multi dimensional. Menurut Tilaar (2004: 9) aspek pendidikan adalah unsur yang kuat dalam membentuk budaya bangsa, sistem hukum, dan kepemerintahan yang pada akhirnya akan menjadi modal dasar dalam penyelesaian krisis multidimensi di Indonesia. Dengan demikian, maka saat ini dituntut adanya peningkatan, pengembangan, dan pemberdayaan pendidikan dalam konteks yang luas, dalam rangka mencapai tujuan UUD 45, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan output pendidikan, yang salah satunya dapat dilakukan dengan upaya pemilihan model pembelajaran yang dianggap paling sesuai dengan kondisi siswa dan SDM pendidik serta memiliki kemampuan memberikan hasil yang maksimal.

Tuntutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah juga sebagai respon atas perkembangan dunia global terus maju pesat dan mengalami modernisasi, yang dipelopori dengan pengembangan-pengembangan keilmuan di berbagai bidang, sistem perekonomian global, sistem politik, dan perkembangan yang sangat cepat pada sistem pendidikan di negara-negara maju seperti negara-negara Eropa dan Amerika. Dengan demikian, maka persaingan semakin ketat dalam berbagai aspek kehidupan. Instansi-instansi internasional mulai masuk secara bebas ke Indonesia. Kondisi ini seharusnya merupakan motivasi bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan mutu persaingan. Peningkatan mutu persaingan dapat diartikan sebagai peningkatan kualitas individu yang mampu menghasilkan hasil karya yang diperoleh dari kompetisi tersebut (Tilaar, 2004: 15). Apabila dikaji lebih dalam, maka peningkatan kompetisi dihasilkan oleh pendidikan yang kondusif bagi lahirnya individu-individu yang kompetitif, dalam arti positif.

Didukung dengan sistem otonomi pendidikan yang mulai dikembangkan di Indonesia dengan didasari Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003, maka peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan setiap satuan pendidikan yang dibangun dengan misi mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkan kreatifitas dan inovasi siswa. Dengan demikian, manajemen mutu pendidikan di sekolah dalam rangka membentuk sistem pengajaran yang profesional dan berdaya saing merupakan suatu tuntutan yang mutlak harus dipenuhi bagi dunia pendidikan di sekolah.

Menurut Kusumowardani (2007: 2) selama ini upaya pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan masih terfokus pada sistem manajemen sekolah dalam aspek yang masih umum dan pada pada sistem kurikulum satuan pendidikan. Perbaikan sistem manajemen pendidikan dilakukan melalui otonomi pendidikan, yaitu dengan mengembangkan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dimana pengelolaan manajemen dilakukan berdasarkan sistem desentralisasi yang ditandai dengan otonomi yang luas ditingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi, dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional (Bappenas dan Bank Dunia, 1999 dalam Kusumowardani 2007: 2). Hal ini diimplementasikan dengan munculnya kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai perwujudan otonomi pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP diberlakukan di Indonesia mulai tahun ajaran 2006/2007, menggantikan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Konsep umum dari pemerintah tersebut belum dikembangkan sampai menyentuh pada kerangka teknis tentang bagaimana merencanakan suatu sistem pendidikan ataupun merencanakan model pembelajaran yang strategis. Guna mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik, maka diperlukan suatu kegiatan teknis yang pada akhirnya mampu untuk meningkatkan kualitas siswa (Kusumowardani, 2007: 2).

Terkait dengan tuntutan dunia pendidikan untuk menghasilkan output yang berdaya saing guna membantu penyelesaian krisis multidimensional di Indonesia serta untuk menindaklanjuti upaya pemerintah dalam memajukan sistem pendidikan yang belum sampai menyentuh pada aspek teknis sehingga membutuhkan tanggapan dari SDM pendidikan di tingkat satuan pendidikan tersebut, maka diperlukan upaya penelitian tentang model pembelajaran yang merupakan bagian dari aspek teknis dalam konsep pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang masih baru dan belum banyak dikembangkan di dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah model Quantum Teaching.

Istilah Quantum pada awalnya berasal dari bidang Fisika yang bermakna sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (Kusumowardani, 2007: 3). Quantum Teaching yaitu orkestrasi bermacam-macam elemen yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar (dalam Quantum dipandang sebagai energi) untuk menghasilkan kemampuan belajar yang besar (dalam Quantum dipandang sebagai cahaya). Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya pengetahuan yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar guru lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apa pun mata pelajaran yang diajarkan. Dengan menggunakan model Quantum Teaching, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka belajar (Psychemate, 2007: 1). Quantum Teaching merangkaikan hal-hal yang baik menjadi sebuah paket multisensori, multi kecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan guru untuk dapat merangsang anak untuk berprestasi. Cara ini diyakini akan dapat memaksimalkan usaha pengajaran guru melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan penyampaian kurikulum serta menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bidang studi yang dianggap cukup sulit bagi siswa oleh karena bidang ini memerlukan logika alamiah dan memadukan berbagai komponen alam yang riil ke dalam satu kesatuan materi pembelajaran. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan, ditemukan bahwa minat belajar dan prestasi belajar IPA siswa kelas VI Sekolah dasar negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten perlu ditingkatkan. Terdapat sekitar 35% siswa kurang berminat terhadap bidang studi ini, disamping prestasi belajar rata-rata siswa masih kurang. Berdasarkan hasil survay pendahuluan ini, maka diperlukan model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar dan prestasi siswa secara signifikan.

Atas dasar hal-hal yang telah diuraikan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas VI Dengan Model Quantum Teaching SD Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Model Quantum Teaching sebagai model pembelajaran yang masih baru memiliki langkah-langkah khusus yang perlu disesuaikan dengan kondisi siswa dan SDM pendidik di sekolah untuk benar-benar menghasilkan peningkatan, baik pada minat belajar siswa maupun pada prestasi belajar siswa dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

2. Pelaksanaan model Quantum Teaching yang mengorkestrasi (memadukan dan menata) berbagai komponen alam dan situasi pembelajaran (dalam Quantum dipandang sebagai energi) akan memberikan berbagai kendala yang muncul akibat kondisi yang mungkin belum mampu mendukung pelaksanaan model pembelajaran secara utuh.

C. Pembatasan Masalah

Lingkup penelitian yang dilaksanakan terbatas pada cara pelaksanaan model Quantum Teaching untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Kabupaten Klaten, aspek kendala yang muncul, serta pada kemampuan model Quantum Teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan model Quantum Teaching untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten pada bidang studi IPA?
  2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten dengan model Quantum Teaching?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

  1. Proses pelaksanaan model Quantum Teaching untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten pada bidang studi IPA.
  2. Peningkatan Prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kwarasan Kecamatan Juwiring Kabupatan Klaten dengan model Quantum Teaching.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dua aspek sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Untuk menambah khasanah pengetahuan dalam bidang kependidikan, akhususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran di tingkat sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengajar

Memberikan pemahaman tentang teknis pelaksanaan model Quantum Teaching untuk siswa tingkat sekolah dasar atau untuk referensi pelaksanaan model pembelajaran serupa di berbagai tempat dengan sedikit upaya penyesuaian dengan kondisi satuan pendidikan yang ada.

b. Bagi siswa

1) Siswa memperoleh suasana pembelajaran yang menyenangkan

2) Siswa memperoleh manfaat dari pelaksanaan model Quantum Teaching yang efektif dan berhasil guna sehingga kualitas siswa dapat meningkat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: KAIFA.

---------------. 2000. Quantum Business: Membiasakan Bisnis secara Etis dan Sehat. Bandung: KAIFA.

DePorter, Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. 2001. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: KAIFA.

Dryden, Gordon dan Jeanette Vos. 1999. The Learning Revolution: To Change the Way the World Learns. Selandia Baru: The Learning Web.

E. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda.

Maknum, H.A. Syamsudin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook. New York: McGraw-Hill.

Mudhofir. 1987. Teknologi Instruksional. Bandung: Remadja Karya.

Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Psychemate. 2007. Quantum Teaching. www.psychemate.blogspot.com (diakses 26 Desember 2007).

Tilaar. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Step to Teach Any Subject. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.

Skinner (1958), Teaching and Learning Theory. NewYork: McGraw Hill. Inc.

Sumarni, Siti. 2007. Reorientasi Paradigma Pembelajaran. www.pikiran-rakyat.com (diakses pada 26 Desember 2007).

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),

hubungi : 08572 8000 963

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites