PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK
BAHASAN STOIKIOMETRI LARUTAN PADA SISWA KELAS XI-IPA3 SEMESTER II SMA NEGERI 101 JAKARTA MELALUI PERMAINAN KIMIA BERWAWASAN CET (CHEMOEDUTAINMENT)
ABSTRAK
Kata Kunci : Stokiometri, Permainan Kimia, Chemoedutainment
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran kimia di SMA Negeri 101 Jakarta yang masih menggunakan ceramah dan latihan soal sedang praktikum jarang dilakukan karena tidak adanya laboran, sehingga hasil belajar kimia siswa-siswi SMA Negeri 101 Jakarta kurang maksimal. Dari latar belakang tersebut dapat ditemukan rumusan masalah apakah dengan permainan kimia berwawasan CET (Chemoedutainment) siswa kelas XI SMA Negeri 101 Jakarta dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar kimia pokok bahasan stoikiometri larutan. Tujuan dari penelitian ini adalah hasil yang akan dicapai dari pemecahan masalah. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat. Selain hal tesebut penelitian ini juga dapat membuat siswa senang pada pelajaran kimia khususnya materi stoikiometrri larutan.
Permainan Kimia Berwawasan CET merupakan pengganti kegiatan percobaan (praktikum) di dalam laboratorium dengan menggunakan bahan, alat serta percobaan yang menarik. Sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami konsep stoikiometri larutan.
Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI-IPA3 SMA Negeri 101 Jakarta. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia mencakup nilai kognitif, afektif, psikomotorik, kinerja guru dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Prosedur penelitian yang pertama kali dilakukan adalah observasi awal dengan guru mitra untuk mengetahui keadaan awal dari subjek penelitian. Penelitian ini dirancang menjadi tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi. Data kualitatif dianaliasis secara deskriptif kualitatif. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan membagi skor yang diperoleh dengan skor total dikalikan 100%.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, nilai kognitif rata-rata pada siklus I mencapai 59,41, siklus II 70,59, siklus III 67,35 dengan standar ketuntasan 76,47%. Nilai psikomotorik rata-rata yang dicapai pada siklus I 63,7, siklus II 69,15, siklus III 77,32. Nilai afektif rata-rata yang dicapai adalah 70 pada siklus I, 74,12 pada siklus II, 77,06 pada siklus III. Permainan kimia berwawasan CET dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok bahasan stoikiomertri larutan baik kognitif, psikomotorik, dan afektif. Akan tetapi perlu diadakan persiapan yang maksimal supaya pembelajarannya dapat berjalan dengan maksimal. Disarankan pula agar permainan kimia berwawasan CET ini dapat diterapkan pada pokok bahasan yang lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembaharuan di bidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, di antaranya adalah pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempurnakan lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran termasuk kimia. Guru sebagai fasilitator dan pendorong siswa untuk menggunakan keterampilan proses serta menerapkan inovasi model pembelajaran sehingga pembelajaran kimia mampu mengembangkan life skill yang merupakan implementasi dari kurikulum KTSP.
Metode mengajar di sekolah dasar sampai perguruan tinggi masih monoton menggunakan metode mengajar secara informatif, pengajar lebih banyak berbicara dan bercerita untuk menginformasikan semua fakta dan konsep sedangkan siswa hanya sebagai obyek pembelajaran saja. Dari fakta tersebut jelas bahwa siswa hanya mendapat sebatas pengetahuan yang nantinya akan terukur dalam penilaian kognitif saja. Padahal dalam KTSP siswa dituntut untuk mengalami proses belajar. Siswa akan mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh yang konkrit, contoh-contoh yang sesuai dengan kondisi sehari-hari dan mempraktekkannya sendiri. Hal ini berarti pembelajaran yang baik harus sesuai dengan indikator KTSP yaitu meliputi aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif.
SMA Negeri 101 Jakarta merupakan salah satu SMA swasta di tengah- tengah kota Semarang. Sehingga input siswa di sekolah tersebut masih tergolong rendah. Siswa-siswanya sebagian besar dari kalangan menengah ke bawah. Fasilitas yang ada di sekolah tersebut kurang dimanfaatkan secara maksimal. Fenomena tersebut terlihat bahwa perustakan yang ada jarang sekali dikunjungi. Sebagian besar siswa mengatakan hanya 1 kali dalam seminggu ke perpustakaan. Sehingga guru harus bisa mengembangkan pembelajaran yang bisa memotivasi mereka untuk belajar lebih giat, khususnya pelajaran kimia.
Materi kimia merupakan salah satu materi yang kurang diminati oleh siswa, tidak terkecuali siswa-siswi SMA Negeri 101 Jakarta Semarang. Berdasarkan angket yang dibagikan pada siswa, 28 dari 34 siswa menjawab kurang tertarik dengan pelajaran kimia.
Berdasarkan survei dari penulis, di SMA Walisongo metode yang digunakan sebagian besar adalah ceramah dengan latihan-latihan soal. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa bahwasanya 19 dari 34 siswa mengatakan metode yang selama ini digunakan adalah ceramah dengan latihan-latihan soal. Selain hal tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka baru melakukan praktikum 1 kali di laboratorium. Hal tersebut tidak dipungkiri oleh guru pengampu, karena laboratorium yang digunakan masih bergabung dengan laboratorium biologi dan fisika. Sehingga penggunaan laboratorium kurang maksimal. Guru juga kesulitan dalam melakukan persiapan praktikum karena tidak ada laboran yang membantu dalam persiapan praktikum. Dari fakta tersebut jelas bahwa metode yang digunakan hanya mampu mengukur aspek kognitif dan afektif saja sedangkan aspek psikomotorik belum maksimal terukur.
Selain beberapa hal di atas nilai ulangan blok I yang disurvei menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa kelas XI-IPA3 hanya mencapai 36,91 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 0. Standar ketuntasan belajar belum bisa tercapai karena standar ketuntasan belajar yang dicapai hanya 29,41%. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode atau media yang dapat mencakup ketiga aspek tersebut dan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran kimia, sehingga nilainya meningkat tetapi tidak menambah waktu yang tersedia.
Bertolak dari uraian di atas diajukan suatu penelitian yang menawarkan suatu tindakan dalam proses belajar mengajar di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya perubahan pada indikator lebih dari 75% siswa mendapatkan nilai ulangan minimal 60 dan terciptanya suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Maka beberapa pokok pikiran bagi penulis memilih judul skripsi : “Peningkatan Hasil Belajar Kimia PokokBahasan Stokiometri Larutan Pada Siswa Kelas XI Semester II SMA Walisongo Semarang Melalui Permainan Kimia Berwawasan Cet (Chemoedutainment)”
Penelitian ini berfokus pada peningkatan hasil belajar kimia materi stokiometri larutan siswa kelas XI. Penelitian ini direncanakandan dikolaborasikan dengan guru pengampu mata pelajaran setiap periode tertentu dilaksanakan diskusi refleksi untuk meningkatkan validitas pengamatan. Intensifnya pelaksanan penelitian ini tercermin 3 siklus yang direncanakan dan disusun dengan penekanan daya tarik siswa dengan Praktikum Percobaan Permainan Kimia sebagai penerapan CET dalam pembelajaran pada setiap siklusnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi dan kolaborasi antara peneliti dan guru pengampu di SMA Negeri 101 Jakarta dapat diidentifikasi masalhnya sebagai berikut:
1. Pembelajaran kimia masih dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa
2. Pembelajaran kimia di kelas XI-IPA3 masih kurang menyenangkan
3. Media pembelajaran dan laboratorium kimia belum memadai
4. Pendekatan pembelajaran apa yang dapat meningkatkan hasil belajar kimia
5. Metode pembelajaran apa yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar kimia kelas XI-IPA3 SMA Negeri 101 Jakarta Semarngang
C. Pembatasan dan perumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas pada penelitian ini dibatasi pada Peningkatan Hasil Belajar Kimia PokokBahasan Stokiometri Larutan Pada Siswa Kelas XI Semester II SMA Walisongo Semarang Melalui Permainan Kimia Berwawasan Cet (Chemoedutainment), sedangkan rumusan masalahnya adalah “ apakah dengan penerapan permainan Chemoedutainment) siswa kelas XI-IPA3 SMA Negeri 101 Jakarta dapat mencapai peningkatan ketuntasan hasil belajar kimia pada pokok materi stoikiometri larutan ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini tidak lain adalah untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar kimia melalui permainan kimia berwawasan CET (Chemoedutainment) pada pokok materi stoikiometri larutan siswa kelas XI SMA Negeri 101 Jakarta
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru
1. Mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar konsep stokiometri larutan.
2. Memudahkan dalam mengambil nilai kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Bagi siswa
(1) Membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran kimia khususnya materi stoikiometri larutan.
(2) Proses komunikasi lancar karena terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Jmc Johari dan M Rachmawati. 2004. Kimia SMA Jilid 2 Kelas XI-IPA3. Jakarta : Esis Erlangga.
Michael Purba. 2005. Kimia untuk SMA Kelas XI-IPA3 Jilid 2B .Jakarta : Erlangga. Mulyasa.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nurul Zuriah.2003. Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Based Research) dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Malang : Bayumedia Publising.
Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna. Penerapan Metode Berstruktur dalam meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/35/penerapan metode_latihan _berstruktur.htm. 4 Februari 2007.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinekacipta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-dasar Evalusi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rinekacipta.
Sumarna Surapranata.2005.Analisis, Validitas, reliabilitas dan Interpretasi HasilTes Implementasi Kurikulum 2004.Bandung : Remaja Rosda Karya.
Yunita.2006. Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan kimia untuk SD, SMP, SMA. Bandung : Pudak Scientific.
Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 085728000963
0 komentar:
Posting Komentar